Part 38. Hoping For Something

13.8K 1.3K 817
                                    

👆(Slide for mulmed)

"My heart hurt so good, I love you so bad," by LANY.

🌏

Sejak 15 menit yang lalu, aku dan Taehyung berjalan kaki menyusuri keramaian pada sepanjang trotoar jalanan. Pria itu terus saja berusaha mengeratkan rangkulannya padaku. Ia berkata jika lebih menyukai untuk memeluk tubuhku dari pada sekadar menggenggam tanganku.

Kenapa bersama Taehyung membuat semua hal terlihat sangat merepotkan sih?

Malam sepertinya bukan menjadi hambatan untuk para anak muda yang berkelompok tengah menghabiskan waktu di sepanjang jalan sini. Aku melihat beberapa pasangan pun melakukan hal yang sama dengan kami.

Berjalan kaki, mengobrol serta bersenda gurau menikmati waktu kebersamaan. Bukankah itu sangat mewah?

Aku melihat seorang penjaja kue ikan di dekat kami, lalu tak sadar mengerucutkan bibir. Terakhir kali aku makan bungeoppang itu, aku telah membuat pria tampan di sebelahku ini celaka. Otakku memerintah serta bersumpah, aku tidak akan lagi menyentuh makanan itu.

"Oppa, apa kau mau es krim?"

Taehyung mengernyit juga langsung menatapku heran. "Ini sudah memasuki musim dingin dan kau ingin terkena hipotermia, begitu?"

"Yaa, tentu saja tidak akan sampai seperti itu. Toh hanya sedikit saja kok." Aku tertawa kecil menepuk punggungnya.

Entah apa yang ia pikirkan, tiba-tiba saja Taehyung menyeringai aneh. "Ayo kita beli."

Pria sejuta akal bulus itu hanya membeli satu kerucut wafer berisi dua ukuran sekop es krim stroberi bertabur butiran gula warna-warni yang kemudian digenggamnya sendiri. "Itu untukku?" tanyaku sedikit ragu.

Baru kusadari ia pun sudah merencanakan hal tak terduga. Senyuman itu membuatku curiga saat Taehyung menyentuhkan es krim stroberi pada bibirku.

"Tentu saja ini untuk kekasihku yang dungu."

Namun tahu-tahu ia mendekatkan wajahnya dengan mulut terbuka, menyerobot es krim beserta bibirku dalam satu kali sapuan dan hisapan secara bersamaan. Astaga, si super menyebalkan itu!

Aku memukuli lengannya tanpa ampun hingga Taehyung terbahak puas. Kemudian meninggalkan pria itu sendirian di belakang sana. Namun hanya beberapa detik berselang, ia kembali menyambar pundakku dan melanjutkan perjalanan tanpa tujuan kami.

Aku mendongak ke arahnya, sadar jika rambutnya terlalu panjang untuk ukuran seorang pilot. Juga, rambut-rambut halus di sekitar dagu dan di atas bibirnya membuat perutku menggelitik ganjil.

"Ada apa, Jinae-ya? Tatapanmu seolah ingin menerkamku di sini."

Aku meringis sebal. "Tapi kenyataan berbicara sebaliknya, siapa yang baru saja berbuat kurang ajar dibalik memberikan ini?" Tanganku mengacungkan satu kertas tipis bekas wafer es krim yang sudah aku lipat kecil.

"Lalu kenapa? Toh kau menyukainya," tuduh pria berpostur tinggi itu.

Aku memelotot padanya. "Tidak!"

"Ya, wajahmu memerah dengan tidak santainya. Jangan mengelak, kau menyukainya."

"Kubilang tidak, Oppa," ucapku sangat kesal.

Tawa priaku itu meledak seketika. "Ya sudah-sudah, kalau begitu tidak. Sekarang kau mau apa? Membalasku?"

Kali ini aku yang terkekeh melihat Taehyung memajukan bibir serta membuat satu kecupan berjarak satu jengkal ke arahku. "Kau ini," keluhku.

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now