Happy Reading
***
Sebulan sudah Randa berubah sikap kepada Putri, bahkan semua sahabatnya tidak ada yang tahu mengapa Randa berubah, Randa juga terlihat tidak pernah ikut berkumpul dengan para sahabatnya. Hal ini justru dimanfaatkan oleh Ridho dengan sebaik-baiknya agar dia bisa dekat dengan Putri tapi entah mengapa justru Putri kian menjauh dari Ridho.Skip Kelas Putri
Kini Putri hanya diam dan melamun memikirkan sikap Randa yang berubah sebulan belakangan ini kepadanya, sampai-sampai Tasya menyenggol lengan Putri dan memberitahu bahwa bu Eni sedang menjelaskan materi pun Putri tetap terdiam dan melamun saja."Mput, ada bu Eni tuh yang mau kesini"ucap Tasya berbisik pada Putri, tapi tak diendahkan oleh Putri sampai akhirnya bu Eni menggebrak meja dan membuat lamunan Putri terbuyar.
BRAK...
"PUTRI ISNARI ALEXSANDER KELUAR DARI KELAS SAYA!"teriak bu Eni murka pada Putri.
"Baik bu, permisi"ucap Putri sopan sambil merapihkan tasnya dan berjalan menuju keluar dan semua mahasiswa/mahasiswi dikelasnya kini menatap Putri dengan bingung, bahkan bu Eni pun juga ikut bingung dengan sikapnya.
"Ah sial gara-gara si Tasya gak nyadarin gue jadi gini kan gue dikeluarin dari matkulnya si dosen killer"dengus Putri sebal setelah keluar dari kelasnya.
Putri pov on
"Ih sebel-sebel"ucap gue sebel dan langsung ajah menendang kaleng minuman yang ada dihadapan gue ke sembarang tempat.Pluk...
"Aws.."rintih seseorang yang gue dengar dari arah taman, mungkin tuh orang kena kaleng minuman yang gue tendang tadi.
"Mampus gue, pasti tuh orang marah-marah dah sama gue. Aishh sial bangat sih nasib gue hari ini!"ucap gue merutuki kejadian tadi.
"Siapa yang lempar nih kaleng ke kepala gue!"ucap seseorang itu sambil memegang kaleng minuman yang gue tendang tadi ditangannya, sedangkan gue kini tengah mengumpat dibelakang tiang kampus untuk menghindari amukan dari si orang itu.
"Aduh keknya tuh orang marah bangat deh"gerutu gue cemas sambil menggigit kuku tangan gue.
Buk...buk...
Sampai akhirnya tepukan dibahu gue mendadak membuat gue menegang.
"Aduh siapa sih yang nepuk bahu gue? Apa jangan-jangan....."ucap gue pelan dan menjeda ucapan gue, seraya membalikan badan gue ke arah orang yang nepuk bahu gue.
"Muka tembok.."kaget gue ternyata yang nepuk bahu gue itu si Randa alias si muka tembok.
"Oh jadi lu orangnya, yang lempar kaleng sampai kena pala gue!"ucap si muka tembok dingin dan sinis.
"Heheh maaf gue gak sengaja muka tembok, habis gue kesel sama si Tasya gara-gara dia gue jadi dikeluarin dari matkul nya bu Eni"ucap gue dengan cengengesan gak jelas.
"Terserah apa alasan lu. Yang jelas gue peringatin sama lu kalo buang sampah jangan sembarangan, nih gue balikin!"ucap si muka tembok dingin dengan sambil menyerahkan kaleng minuman yang gue tendang tadi ke tangan gue.
"Permisi"ucap dia lagi dengan dingin, sedangkan gue hanya menatap cengo si muka tembok doang.
"Eh muka tembok tunggu!!"seru gue yang tersadar dan kembali mengejar si muka tembok. Sebelumnya gue udah buang tuh kaleng minuman ke tempat sampah.
"Apa?"tanya si muka tembok dengan jutek.
"Etdah duduk dulu dong"ucap gue mengajak dia duduk, yang mana tadi gue berhasil mengejar si muka tembok sampai ke dalam perpustakaan yang sepi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fanfiction[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...