Hai para readers terzheyenk author, maafin author ye yg udah 2 minggu lebih ini ngilang tanpa kabar kaya anu, wkwkw apasih thor gak jelas yu😑,... ah udahlah dari pada author banyak bacot mending author langsung ngelanjutin ceritanya
Cekidot📽
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
***
Satu bulan berlalu Putri pergi dari Randa, kini keadaan Randa semakin kacau dimulai dari berpakaian yang acak-acakan, rambut gondrong dan kantung mata yang terlihat hitam karna selama Putri pergi Randa tak pernah nyenyak dalam tidurnya. Sehingga hal ini pun membuat Fikry merasa bersalah dengan hubungan Ranput yang tampak meregang karna dia ikut andil dalam masalah ini."Nda makan yuk"ajak Fikry dengan menghampiri Randa yang tengah sibuk menatap laptopnya.
Bukannya menjawab kini Randa malah beranjak dari kursinya menuju balkon apartemennya.
"Nda jangan diemin gue kek gini dong, gue lebih suka lu marahin gue dari pada lu diemin gue kek gini"ujar Fikry dengan menatap punggung Randa.
"Untuk sementara ini gue minta lu jauh-jauh dari gue Fik, beri gue waktu buat sendiri"ucap Randa dingin tanpa melihat Fikry, sedangkan Fikry hanya menghela napas dan segera melangkah pergi dari hadapan Randa.
"Maafin gue Fik"gumam Randa pelan sambil sesekali melirik ke belakang tubuhnya.
Sedangkan ditempat berbeda Putri kini nampak fokus dengan buku yang tengah di gambarnya. Sampai akhirnya kefokusannya terhenti karna Alif yang saat ini tengah mengganggunya dengan cara mencolek-colek pipinya.
"Ih Alif jangan ganggu ih!"omel Putri merasa terganggu dengan aktivitas Alif yang tengah mencolek-colek pipinya.
"Hehe maaf, abis gue gemes sih sama pipi bakpau lu itu Mput"kekeh Alif dengan menyudahi aktivitasnya itu.
"Gemes sih gemes tapi gak usah nyolek-nyolek gitu napa emang lu kira pipi gue sabun colek apa!"ucap Putri dengan berkacak pinggang dan menatap Alif yang tengah duduk di sampingnya.
"Hehe peace, udah ah gue mau ngomong serius ama lu nih Mput"ucap Alif yang kini tengah menatap Putri dengan serius.
"Ngomong apa?"
"Lu beneran gak mau balik ke apartemen lu apa Put?"
Hening tak ada jawaban dari Putri.
"Mput bukannya gue ngusir, tapi gue kasian sama Tasya tiap berangkat ke kampus wajah dia selalu murung gak seperti biasanya dan beberapa hari ini juga dia selalu nanyain lu ke gue tapi gue selalu mengalihkan pembicaraannya ketika dia nanyain lu. Bukan Tasya ajah yang murung sama perginya lu tapi abang sepupu gue juga dia tak kalah murungnya dari Tasya" ucap alif lagi kali ini dengan panjang lebar
Tapi sayangnya putri tampak menundukkan kepalanya tanpa menajawa ucapan alif
"Mput"
"...."
"Hey jangan menundukkan kepala lu tatap gue!"ucap Alif kali ini dengan mengangkat kepala Putri sehingga kini dia bisa melihat mata Putri yang tengah mengeluarkan air matanya.
"Hiks...gu-gue juga kangen sama mereka Lif, tapi luka yang Randa torehkan sama gue masih berbekas dihati gue Lif, gue gak bisa balik untuk sementara ini, gue belum siap buat ketemu mereka Lif"tangis Putri langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Alif.
"Yaudah gue gak bakal maksa lu untuk pergi lagi kok, tapi lu harus janji sama gue kalo lu udah merasa baikkan dan tenang lagi lu harus balik ke apartemen lu, kasian Tasya Put sendirian disana tapi kalo lu masih marah atau benci sama abang sepupu gue yaudah gak papa lu jangan temuin dia dulu sampai luka yang ditorehkannya beneran sembuh, tapi kalo udah sembuh jangan lupa lu harus temuin dia oke"ucap Alif dengan melepaskan pelukan Putri dan mulai menghapus air mata Putri yang mengalir. Sedangkan Putri hanya mengangguk saja dan kembali memeluk Alif lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/172276442-288-k124475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fanfiction[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...