Dipercepat!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading***
Satu bulan sudah Annalise berkerja bersama Randa, kini sikap yang tadinya sopan sudah berubah menjadi sikap yang tempramen dan sangat menginginkan Randa, tapi sayangnya Randa tetap dingin dan cuek saat bersamanya."Memesi tu as deja un amant, je vais m'assurer que tu seras avec moi Randa, pour toujours (Walaupun kamu sudah mempunyai kekasih, akan ku pastikan kau akan bersama ku Randa, selamanya)"batin dia bergemuruh saat melihat Randa presentasi kepada klien yang akan kembali berkerja sama dengannya.
"Desole monsieur, ajoutant un peu comment si nous ajoutons une impression romantique et classique (Maaf pak, sedikit menambahkan gimana kalo kita menambah kesan romantis dan klasik di dalamnya)"ucap seseorang dengan menyela presentasi Randa.
Sedangkan Randa hanya mengangguk tanda setuju, "Merci pour l'ajout de M. Kwathar, comment etes-vous tous d'accord avec l'ajout de M. Kwathar? (Terimakasih atas tambahanya pak Kwathar, bagaimana semua apakah setuju dengan tambahan pak Kwathar?)"tanya Randa kali ini dengan semua klien yang berada di ruang rapat.
"D'accord (Setuju)"ucap semuanya kecuali Annalise yang tetap memperhatikan Randa, sampai akhirnya di kejutkan oleh pertanyaan dari seseorang klien lainnya yang memperhatikannya.
"Mlle Annalise etes-vous d'accord? (Nona Annalise apakah anda setuju?)"tanya seseorang klien yang memperhatikan dia sontak hal itu membuat Annalise menatapnya tidak suka.
"Oui je suis d'accord (Iya saya setuju)"ucap dia dengan sopan dan tetap dengan nada tak sukanya.
"Bon s'il vous plait monsieur Randa continue (Baik silahkan pak Randa kembali lanjutkan)" ucap seseorang itu sebut saja dia Remond sang manager kepercayaan Randa sekaligus sahabat Randa juga.
"Il semble qu' Annalise les femmes ne sont pas bonnes pour les veuves, je dois vous parler, fini cette reunion (Kayanya Annalise perempuan tidak baik-baik untuk Randa deh, gue harus bicara sama Randa selesai meeting ini)"batin Remond dengan sesekali melirik Annalise yang kembali memperhatikan Randa yang tengah presentasi.
***
Di siang harinya kini Putri berencana akan memberikan bekal makan siang untuk Randa, tapi sebelumnya Putri memang sengaja tidak mengabari Randa bahwa dia akan berkunjung ke kantor, saat ini dia tengah berkutat di dapur untuk memasak makanan kesukaan Randa yang tak lain adalah nasi goreng sosis.
"Pasti si Randa seneng deh sama nasi goreng ini"gumam Putri dengan mengaduk-aduk nasi goreng sosis kesukaan Randa.
"Harum apaan nih?"tanya Tasya yang saat ini menghampiri Putri yang tengah memasak.
"Ketek gue"jawab Putri asal.
"Yakali ketek lu bau makanan, yang ada ketek lu mah bau jamban kali cil"celetuk Tasya santai tanpa tau kini sendok yang diambil Putri melayang menuju keningnya.
Tak..
"Aws...anjir sakit bocil, main getok-getok ajah lagi lu kata nih kening gue gendang apa!!"ringis Tasya dengan mengusap keningnya, sedangkan Putri hanya tersenyum kemenangan atas tingkahnya itu kepada sahabatnya tadi.
"Makanya kalo ngomong di saring dulu, seenak lu bilang ketek gue bau jamban, ketek gue wangi yak, udah sono lu mending nonton drakor jangan ganggu aktivitas gue!"ucap Putri jutek.
"Iya-iya gue pergi, eh tapi jangan lupa sisain yak, Putri cute girl anaknya Lucinta Luna"ucap Tasya dengan berlari saat Putri akan kembali bersiap memukulnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fanfic[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...