Happy Reading
***
Setelah sebulan kemarin Randa dan Putri mempersiapkan pernikahan, kini keluarga Randa dan Putri pun tengah berkumpul di restoran mewah. Bukan hanya berkumpul tetapi mereka juga tengah memperbincangkan masalah pernikahan yang akan dilangsungkan oleh kedua anaknya."Oh iya Nda, Put gimana udah beres semua kan persiapannya?"tanya Frans kepada kedua pasangan itu yang nampak asik saling menyuapi satu sama lain.
"Udah pah"jawab Randa sedangkan Putri tengah mengunyah makanannya.
"Oh iya masalah cincin nikah, kalian udah beli kan?"tanya Gilang kali ini dengan diangguki kedua wanita paruh baya yang tak lain adalah Dewi sang istri serta Erie sang calon besan.
Sedangkan yang ditanya kini malah saling tatap menatap dan selanjutnya mereka berdua pun menepuk jidatnya masing-masing.
"Lupa..."jawab keduanya kompak dengan dibarengi oleh cengiran khas mereka.
Sontak hal itu membuat semuanya yang ada disana hanya menggeleng-geleng kepala saja atas tingkah Randa dan Putri tadi.
"Woy gimana sih, masa beli cincin kawin lu berdua lupa, hadehh cape deh...makanya jangan sibuk bucin mulu, mentang-mentang mau nikah! Bucin bae digedein!!"seru Fildan berkoar sambil menyuapi Arga putranya yang pertama makan.
Sedangkan Lesty dia pun sama halnya dengan Fildan tetapi dia menyuapi putri kecilnya yang tak lain adalah Neyna.
"Tau gimana sih lu kak, cil beli cincin kawin masa lupa, padahal itu bagian yang paling penting loh..."sahut Rafly menambahi sedangkan Ega hanya menggeleng kepala saja atas tingkah suaminya.
"Yak namanya juga manusia tidak luput dari lupa"ucap Randa membela diri.
"Ck. Bukan lupa kali Nda, kesalahan!"decak Putri kesal atas ucapan calon suaminya itu.
"Sama ajah lupa masuk juga tuh sama kesalahan!"seru Randa membalas ucapan calon istrinya.
"Apasih beda juga, kesalahan yak kesalahan, lupa yak lupa mana bisa sama!"seru Putri tak kalah sengitnya dengan ucapan sang calon suami.
"Idih sama ajah itu mah!"balas Randa lagi tak mau kalah dengan Putri.
"Beda!"sahut Putri dengan menatap Randa tajam
"Sama!"balas Randa dengan ikut-ikutan menatap Putri tajam.
"Orang beda juga!"
"Orang sama juga!"
"Beda Randaaaa..."
"Sama Putriiiiiii..."
"Tapi tetep ajah beda Ryaas tembok Randa mesum!!!!!!"
"Tetap ajah sama Putri bocil Isnari sayang!!!!"
Saat akan kembali bersuara ucapan Ranput pun nampak terpotong oleh Dewi dan Erie yang menengahi keduanya.
"Udah-udah jangan berdebat pusing kita dengarnya, kalo masalah itu biar bunda dan mamah ajah yang belinya!!"seru Dewi dan Erie kompak sedangkan semuanya hanya menganggukkan kepala saja, terlebih Randa dan Putri yang menerima saja atas ucapan kedua mamahnya itu.
"Yaudah beli yang simple tapi elegant yak mah, bun.."ucap Putri dan dibalas ancungan jempol oleh keduanya.
"Oh iya pernikahan kalian akan diadakan satu minggu lagi kan, jadi disini mamah mau langsung to the point ajah yak, kalo kalian nanti akan kami pingit!!"ucap Erie kali ini dengan menatap Ranput tajam.
"APA PINGIT?!!!!..."teriak keduanya kompak. Eits... Ralat~ bukan keduanya, melainkan hanya Randa yang berteriak sedangkan Putri dan yang lainnya hanya menutup telinganya masing-masing atas teriakan Randa.
![](https://img.wattpad.com/cover/172276442-288-k124475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fanfiction[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...