Happy Reading
***
Waktu semakin cepat berlalu, sampai akhirnya hari ini Randa dan Putri tengah cek in di bandara dengan ditemani oleh Fikry dan Tasya."Udah Nda?"tanya Fikry dengan menghampiri Randa yang tengah duduk santai di kursi tunggu dan diikuti yang lainnya.
"Udah"jawab Randa singkat.
"Sya lu yakin gak mau pulang bareng gue hari ini?"tanya Putri saat ini kepada Tasya.
"Sebenarnya mau, tapi yak mau gimana lagi kalo pekerjaan Fikry belum selesai disini. Oh iya ntar kalo udah nyampe Indo gue titip salam ama kak jenong cs yak cil, bilangin maaf belum bisa balik karna calon laki masih sibuk gawe hehehe.."jawab Tasya dengan kekehannya, Putri yang melihat Tasya yang terkekeh nampak mengeluarkan air matanya.
"Loh kok lu nangis sih cil, siapa yang galakin lu sini bilang ama gue..."ucap Tasya dengan mengusap air mata Putri, bukannya air matanya berhenti malah bertambah menetes dan berakhir memeluk Tasya erat dan menumpahkan air matanya di bahu Tasya.
"Cil"panggil Tasya lembut.
"Sya kenapa sih lu gak balik bareng gue ajah, terus kenapa juga lu pulangnya bulan depan hah?!"tanya Putri ngegas sedangkan Tasya hanya menatap bingung dan sesekali menatap Fikry dan Randa yang hanya menatapnya dengan menaikkan bahu mereka.
Baru saja Tasya akan membalas pertanyaan Putri, tetapi dia sudah terlebih dahulu dipotong oleh suara dari petugas bandara tersebut yang tengah mengumukan bahwa pesawat Randa dan Putri akan segera take off.
"Yaudah Mput, kita berangkat yuk udah mau take off tuh. Lagian kasian Tasya juga pasti engap tuh kalo kamu peluk erat gitu.."ucap Randa dengan memegangi bahu Putri yang saat ini tengah nyaman-nyamannya memeluk Tasya. Ralat~ bukan nyaman tapi saat ini Tasya nampak sesak dengan pelukan erat Putri.
Putri yang mendengar ucapan Randa pun seketika melepaskan pelukannya dari Tasya.
"Yaudah gue pamit yak Sya, jaga diri lu baik-baik disini. Kalo udah mau pulang dari Paris jangan lupa kabarin gue yak.."ucap Putri kepada Tasya. Sedangkan Tasya hanya mengangguk gemas, dan setelah berucap seperti itu kini perhatian Putri mengarah kepada Fikry.
"Dan untuk lu Fik jaga Tasya yak, jangan bikin dia nangis, bahagiain dia. Awas ajah lu kalo bikin dia nangis!!"lanjut Putri dengan memberikan kepalan tangan kepada Fikry, sedangkan Fikry malah menatap Putri ngeri dan mengangguk cepat atas ucapan Putri.
"Yaudah kalo gitu kita pamit yak.."ucap Randa dan Putri kompak, sedangkan Tasya dan Fikry hanya mengancungkan jempol mereka.
Sebelum memasuki pesawat mereka berempat berpelukan untuk terakhir kalinya, dan setelah itu Randa dan Putri pun memasuki pesawat dengan duduk di tempat yang sudah dipesannya.
***
Setelah hampir sembilan jam berada di pesawat, kini mereka pun sudah tiba di tanah air dengan selamat, dan mereka pun tengah menunggu jemputan mereka di parkiran bandara, tak membutuhkan waktu lama. Mereka sudah berada di dalam mobil.
Sejak diperjalanan Putri yang sedari tadi tangannya digenggam oleh Randa nampak merasakan keringat dingin ditangannya. Aneh padahal di dalam mobil AC nya biasa-biasa saja tapi kenapa tiba-tiba jadi keringatan gini sih? Pikir Putri demikian.
Putri yang tengah diam memikirkan, nampak berbanding terbalik dengan keadaan Randa yang sedari tadi tengah mengusir rasa kegugupannya. Entahlah mukin dia gugup karena akan bertemu dengan kedua orang tua Putri, setelah sekian lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...