Happy Reading
***
Kini malam sudah berganti dengan pagi lebih tepatnya di kamar seorang gadis mungil yang tengah bangun dari mimpi indahnya yap siapa lagi kalo bukan Putri."Hoammm"gulat Putri sambil merentangkan kedua tangannya, "Udah pagi ternyata, mandi ah"lanjutnya lagi dengan pelan.
Ting..
Saat akan beranjak dari ranjangnya tiba-tiba bunyi notifikasi membuat dia langsung mengambil ponselnya di atas nakas dekat queen sizenya.
"Gue bales dulu deh"gumam Putri seraya memulai mengotak-atik ponselnya
Setelah membalas pesan dari sang kekasih, Putri pun segera beranjak dari ranjang queen sizenya menuju kamar mandi dan mulai bersiap-siap sebelum tambatan hatinya menjemputnya.
***
Di tempat berbeda kini Randa dan keluarganya sedang menikmati sarapan bersama mereka.
"Tumben lu mukanya ceria amat kak?"tanya Rafly heran melihat sang kakaknya yang dari tadi nampak tersenyum ceria.
"Kenapa emang? Gue gak boleh ceria gitu?"tanya balik Randa ke Rafly dengan menatap matanya tajam.
"Hehe gak gitu maksudnya kak, Rafly cuma heran ajah liat kakak ceria gitu"jawab Rafly dengan cengiran takutnya.
"Udah-udah jangan berantem, yaudah cepet habiskan makananmu kak, dek"ucap Dewi menengahi kedua putranya.
"Iya bunda"ucap Randa dan Rafly kompak.
"Oh iya kak, nanti selesai kamu wisuda bulan depan ayah mau kamu harus mengurus perusahaan ayah yang di Paris yak"ucap Gilang tiba-tiba pada Randa.
"Tapi yah..."ucap Randa yang terpotong oleh Gilang.
"Gak ada tapi-tapian dan penolakan, kamu udah janji sama ayah, lagian juga kamu pergi hanya 4 tahun ajah kak jadi kamu jangan menolak permintaan ayah dan setelah itu kamu juga bisa jadi fotografer kembali"ucap Gilang yang tidak mau dibantah sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Фанфик[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...