Happy Reading
***
Saat ini, Fildan dan Randa sudah sampai di tempat SecondGrafity. Tempat para perkumpulan fotografer terkenal di Indonesia. (Ngasal yo, jan dianggap serius :^)"Hai Fil!" sapa salah satu teman dari Fildan, siapa lagi kalau bukan Reza Zakaryana seorang fotografer handal yang terkenal di Indonesia.
"Hai Za!" sapa balik Fildan sambil bertos ria dengan Reza. "Oh iya, Za kenalin dia sepupu gue namanya Randa." lanjut Fildan dengan memperkenalkan Randa pada Reza.
"Reza." ucap Reza mengulurkan tangannya pada Randa.
"Randa, bang." ujar Randa menyambut uluran tangan Reza.
"Eh, kata Fildan lu fotografer juga ya?" ujar Reza bertanya pada Randa.
"Iya bang." jawab Randa dengan tersenyum hangat.
"Wih... mau gabung sama SecondGrafity gak?" ajak Reza pada Randa dengan merangkul pundaknya.
"Emang boleh bang?" tanya Randa tak percaya, seraya mendongakkan dirinya menatap Reza.
"Ya tentu boleh lah Nda!" jawab Reza riang. "lu juga Dan mau gabung gak?" tanya Reza lagi, kali ini dengan mengajak Fildan bergabung ke SecondGrafity.
"Ya pasti maulah gue mah Za..." jawab Fildan sambil merangkul Reza.
"Ya udah ke ruangan gue yuk!" ajak Reza pada Fildan dan Randa, dengan tetap merangkul pundak keduanya.
"Ayok!" ujar Randa dan Fildan kompak.
Selanjutnya, mereka bertiga pun berjalan santai menuju ruang Reza dengan saling merangkul satu sama lain.
***
Di tempat berbeda, Putri, Lesty dan Tasya tampak telah sampai di rumah mewah milik keluarga Alexsander. Iya, lebih tepatnya keluarga Trity (Putri-Lesty).
Tok...
Tok...
Tok...
Ketukan pintu yang diketuk oleh Putri, membuat yang berada di dalam rumah membukanya dengan cepat.
Cklek...
"Eh non Lesty, non Putri, non Tasya. Silahkan masuk non." ujar wanita paruh baya yang tak lain adalah asisten rumah tangga keluarga Alexsander.
"Makasih bi!" seru mereka kompak dan berjalan memasuki rumah itu.
"Ya udah kakak masuk dulu ya Mput, Sya. Biasa mau ngerjain tugas dari bu Yana." ujar Lesty memulai ucapannya kepada Trisya (Putri-Tasya).
"Iya, kak..."
"Yoi, Les..."
Ucap mereka berdua kompak.
Setelah itu, Lesty pun berlalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
"Oh iya, Mput tante Erie mana?" tanya Tasya yang menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan ibu Trity (Putri-Lesty).
"Biasa mamah gue paling lagi ikutan arisan ibu-ibu rempong Sya." jawab Putri sekenanya dan berjalan menaiki tangga dan disusul oleh Tasya.
Setelah sampai di kamar Putri, Tasya pun mulai merebahkan dirinya di queen size milik Putri, dengan sembari memainkan ponselnya itu.
Berbeda dengan Tasya, Putri tampak mendudukan dirinya di kursi meja belajarnya. Entah apa yang Putri lakukan, tetapi terlihat dia tengah sibuk dengan mencoret-coret buku sketsa miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fanfiction[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...