Peringatan!! VOTE DULU SEBELUM MEMBACA KALO UDAH BACA BARU DEH COMENT!!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
***
Tanpa disadari oleh Putri, kini seseorang yang berada tak jauh darinya mulai menghampiri Putri yang nampak bingung.Putri pov on
Saat gue tengah duduk di emperan, gue merasa ada seseorang yang nepuk bahu gue dan memanggil gue."Putri..."panggil seseorang itu dengan menepuk gue.
Setelah gue rasa suara itu seperti familiar gue pun membalikkan badan gue dan betapa terkejutnya gue saat melihat seseorang itu.
"Alif..."ucap gue dan langsung memeluk seseorang itu dengan erat yang tak lain adalah Alifiana Riana Jonathan sepupu Randa cowok yang gue benci saat ini.
"Lu ngapain disini Put?"tanya si Alif dengan melepaskan pelukan gue.
Sedangkan gue hanya terdiam dan menunduk.
"Kok ada koper sih, lu mau kemana Put?"tanya si Alif lagi, sedangkan gue hanya menjawabnya dengan menggeleng dan menunduk.
"Yaudah kalo gitu, lu ikut ke apartemen gue ajah yak, ntar lu disana bisa cerita sama gue"ucap si Alif lagi kali ini dengan merangkul bahu gue dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya membawa koper gue.
Gue yang dirangkulnya pun hanya mengikuti langkahnya yang akan membawa gue ke apartemennya.
Kurang lebih setengah jam perjalanan kini gue dan Alif pun sudah sampai di apartemennya.
"Yaudah mending sekarang lu istirahat di kamar gue dulu yak Put"ucap si Alif dan medudukan gue di kasur queen sizenya.
"Lu mau kemana Lif?"tanya gue dengan sambil menahan tangannya.
"Gue mau pergi sebentar nemuin si Afisan, mau ngasihin jamnya yang ketinggalan. Kalo udah selesai ngasihin gue janji akan buru-buru nemenin lu disini"jawab si Alif lembut dan gue pun hanya menganggukkan kepala saja atas jawabannya.
"Yaudah gue pergi yak bye.."ucap si Alif dan berlalu pergi setelah mengecup singkat pipi gue.
Sepeninggalnya Alif, gue pun kembali murung dan melamun memikirkan kejadian yang bener-bener sangat menguras air mata gue.
Putri pov offSedangkan ditempat berbeda kini Tasya dan Randa tengah melaju menuju apartemen Putri, di dalam perjalanan nampak Randa merasa cemas dan takut. Cemas akan didiami oleh Putri dan takut ditinggalkan oleh Putri sehingga membuat Tasya yang berada di sampingnya kini bertanya kepada Randa.
"Lu kenapa sih Nda?"tanya Tasya kepada Randa.
"Gue gk papa kok Sya"jawab Randa dengan tersenyum tipis.
"Yakin?"
"iya buset dah!"
"B ajah dong gak usah ngegas"
Bukannya membalas ucapan Tasya, Randa hanya menatap jalanan kembali, sedangkan Tasya yang merasa tidak di respon hanya menggerutu kesal dan kembali asik mengotak-atik ponselnya. Akhirnya mobil yang Randa kendarai sampai diarea parkiran apartemen Putri dan keduanya pun turun dari mobil dan segera menuju kamar apartemen Putri.
"Yaudah mau lu yang ketuk apa gue?"tawar Tasya ketika mereka sudah berada di depan kamar Putri.
"Lu ajah Sya, gue takut dia gak bakal buka pintu, kalo gue yang ketuk"ucap Randa menolak dengan pelan sedangkan Tasya hanya mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...