Happy Reading
***
Setelah hampir seminggu mereka berdua dipingit dan melakukan serangkaian kegiatan lainnya. Dari mulai mereka membagikan undangan, fitting baju, foto prewed, acara syukuran dan midodareni dan terakhir acara yang paling mereka tunggu-tunggu yaitu proses akad nikah dan resepsi pernikahan.Kini tepatnya di rumah Randa tengah ramai oleh keluarga dan kerabatnya yang akan bersiap-siap pergi ke rumah sang calon istri dari Randa yaitu Putri.
Tepatnya di kamar Randa, dia nampak masih berada di dunia mimpinya yap sehabis sholat subuh Randa memutuskan kembali tidur daripada dia bersiap-siap dan mandi.
Sampai akhirnya Dewi yang kesal dengan menunggu Randa pun, kini dia bergegas menaiki tangga menuju kamar anaknya dan membuka pintu kamar Randa dengan keras. Sontak saja hal itu membuat sang empunya kamar langsung terlonjak kaget dari tidurnya dan akhirnya insiden tak diinginkan pun terjadi.
Brak...
Dug...
"Adaw, huah.... bunda bokong Anda sakithh"rintih Randa dengan kesakitan, pasalnya dia baru saja terjatuh dari ranjangnya dengan posisi terlentang, akibat bunyi keras yang berasal dari pintu yang di buka oleh Dewi.
Sedangkan Dewi yang tadinya tengah kesal atas tingkah anaknya, kini dia nampak tertawa ketika melihat anaknya yang terjatuh dari tempat tidurnya.
"Hahaha...kamu ngapain nemplok di lantai sih Nda, kurang kerjaan ajah deh, udah syukur bunda beliin kamu king size eh kamunya malah pengen tidur di bawah Randa Randa..."sahut Dewi dengan sisa tawanya seraya melihat anaknya.
"Bunda! Bukannya bantuin anaknya malah ketawa-tawa bae, siapa juga yang nemplok di lantai. Ini itu gara-gara bunda tahu, pokoknya Anda ngambek sama bunda!!"ujar Randa kesel dan berdiri dengan berpegangan kepada batas ranjangnya.
"Idih kek anak kecil ajah ngambeknya, udah deh mending sekarang kamu mandi siap-siap bentar lagi kita akan ke rumah Putri..."ucap Dewi dengan mendorong Randa masuk ke kamar mandi, tetapi Randa nampak menghentikan aktivitasnya.
"Eits stop!!! Tadi bunda bilang apa? Ke rumah Putri? Emang kita mau ngapain sih? Terus ini kenapa Anda disuruh mandi? Kan biasanya hari libur gini bunda gak bangunin Anda pagi-pagi deh?"tanya Randa beruntun seraya menengadahkan wajahnya ke wajah bundanya.
Tak...
Bukannya jawaban yang didapat oleh Randa, melainkan jitakan mulus dari Dewi mendarat sempurna di kening Randa.
"Awss. Bunda kok dijitak sih?! Sakit tahu, emang bunda kira ni kening gendang apa?! Main seenak-enaknya ngejitak Anda! Kepala Anda udah difitrah nih, ntar bunda dosa loh jitak kening Anda!! Emang bunda mau durhaka sama anak, anak gak salah main dijitak-jitak ajah, hati-hati ntar kena azab loh bunda!!..."dumel Randa dengan terus mengusap keningnya yang nampak memerah akibat jitakan dari Dewi.
Dewi yang dari tadi mendengar ocehan Randa hanya menghela napas kesal, seraya memutar bola mata malas.
"Ck. Bunda jitak nih kening kamu biar kamu conect gak lola plus bego kek tadi, ini lagi ngapain bawa2 dosa sama azab?! Dimana-dimana anak yang durhaka sama orangtua, bukan sebaliknya! Astagfirullah Randa bunda pusing makin ke sini otak kamu jadi geser gini sih, bukannya berubah jadi lebih baik ini malah sebaliknya, cape deh bunda.."decak Dewi kesal mengeluarkan unek-uneknya.
"Astagfirullah perasaan hamba membimbing dan mengajarinya dengan baik, kenapa makin kesini anak hamba semakin menyebalkan ya Allah"batin Dewi berteriak.
"Tau ah pokoknya sekarang kamu lebih baik mandi dan bersiap-siap! Karna sebentar lagi kamu akan melaksanakan akad nikah sama Putri, dan bunda akan ke sini lagi sekitar 15 menit bareng dengan penata rias, jadi mending sekarang kamu mandi. Buru Randa!!"ucap Dewi lagi kali ini dengan nada yang penuh penekanan dan kembali mendorong tubuh Randa memasuki kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fotografer Cinta Ranput [Proses Revisi]
Fanfiction[COMPLETED] . . . . . . Bruk! "Aduh... ih kalo jalan matanya dipake dong!" ujar Putri (si mahasiswa ceria dan bawel) dengan ngegas. "Ada juga jalan pake kaki kali, bukan pake mata." ujar Randa (si fotografer muda yang dingin dan cuek) dengan datar. ...