"Saat hidup tak lagi memberi apa yang diharapkan, disanalah titik kita tetap bahagia adalah ketika memiliki kenangan"
-Chou Tzuyu-Menurutnya ini sedikit asing, mengenakan pakaian mahal dan makan dengan banyak hidangan, bersantai di setiap waktu bahkan saat ini ia hanya berkeliling, memasukkan kedua tangannya ke dalam kantung di celana.
Lelaki itu memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam dan menikmati udara sejuk di pelataran sekitar pavilliun, ia kembali diam menatap rumah megah yang dilihat dari sisi manapun sangat jelas kemewahannya.
Bolehkah pria itu berandai-andai sekarang? Seandainya ia tahu mengenai sanga Ayah sejak dulu, pasti hidupnya lebih baik, seandainya sang Ayah mau mengakuinya sejak dulu pasti semua takkan serumit ini.
Kenyataannya, bukan hanya Jungkook atau Tzuyu yang mengalami pergolakan batin tentang masa depan mereka bertiga, pun dengan Taehyung.
"Hm," lelaki itu tersenyum.
"Andai aku tau tentang pria itu lebih awal, pasti semuanya takkan begini, 'kan?" gumamnya, bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk gadis yang ia lihat, tapi sayang ia tak bisa mendengar apa yang dikatakan Taehyung.
Lelaki itu menghentikan langkah tepat di depan kamar Tzuyu, ia melihat gadis itu tengah mengibaskan rambutnya yang basah di balkon.
"Kau tidak berubah," ucapnya lagi sambil tersenyum, ia tahu bahwa gadis itu senang mengeringkan rambut dengan bantuan angin atau sinar mentari, Tzuyu tak senang mengenakan alat-alat yang bisa membuat semuanya menjadi instan.
Menurut Tzuyu, proses itu lebih berharga daripada hasil. Taehyung bahkan tertawa sekarang mengingat bagaimana gadis itu berucap.
Tapi senyumannya memudar, karena mengingat bahwa semua yang ia dan Tzuyu lalui dengan bahagia adalah sebuah kenangan, akankah ini kembali terjadi?
"Sekarang apa? Bagaimana?"
"Apa yang terjadi pada kita Tzuyu? Kenapa semakin lama melangkah kita semakin tak menemukan jalan untuk bersama?"
"Apa kau akan tetap memilihku? Tapi itu kemustahilan sekarang, kau pasti lebih bahagia bersama Gubernur,"
Taehyung kembali melangkah pergi dan meninggalkan semuanya, kenangan manis serta kenyataan pahit yang datang bersamaan.
.
.
.Kali ini Tzuyu mandi lebih awal, ia keluar dari area walk in closet dengan handuk yang menutupi kepalanya, Tzuyu sempat diam melihat Jungkook yang masih tertidur, dengan hati-hati ia membuka pintu kaca dan berjalan ke balkonnya.
Gadis itu melepas handuk di kepalanya dan membawa seluruh rambut ke samping kiri, Tzuyu menggosoknya lembut dan mengibaskan rambutnya membuatnya berpindah ke sebelah kanan.
Surai basah yang tergerai menghalangi pandangannya, Tzuyu tak melihat keberadaan seorang pria yang tengah menatapnya sekarang, tapi mungkin lebih baik begitu, jika tidak maka entah apa yang akan terjadi padanya.
Tzuyu merapikan rambutnya lagi dan membiarkannya tergerai ke belakang, gadis itu menyimpan handuk basah tadi di pegangan besi, dan kedua tangannya beralih memegang pegangan besi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir [COMPLETED]
FanfictionKetika cinta datang namun tak selalu memihak, apa yang akan kau lakukan? Rasa itu hadir dengan sendirinya, membuat siapapun tak bisa lagi mengelak. Hidup adalah anugerah Tuhan bukan? Tiada luka yang akan mendatangkan bahagia. Lantas bagaimana jika c...