"Ketika akal berkata tidak namun hati selalu menentangnya, mana yang akan kau pilih? Akal mungkin bisa salah, walau benar tapi keinginan hati selalu berujung pada luka"
-Tanpa Akhir (Love In Sorrow)-Suara detik yang terus berjalan berusaha membunuh kelengangan yang bergantung, detak jantung bahkan tak ingin kalah, namun sunyi senyap masih merajai dan enggan untuk mengalah. Keduanya masih sama-sama diam, menatap dalam dan saling menghancurkan.
Ya, menghancurkan, karena kenyataan keduanya kini sama-sama terluka, ada sakit yang menusuk lebih dalam saat pandangan mata keduanya bertemu tatap sejak tadi. Rindu? Ya, tapi mungkin hanya dari salah satu pihak, bayangannya selama ini ternyata salah, melihat lelaki dihadapannya bukan membuat rasanya lebih baik, tapi lebih sulit.
"Aku harus pergi," pamit Sana dengan membungkukkan tubuhnya, ia rasa sudah cukup menahan semuanya, ia tak sanggup lagi. Apa yang ia pikirkan? Berteriak dihadapan lelaki ini bahwa ia mengandung anaknya? Omong kosong.
"Aku mencarimu kemana-mana," perkataan Taehyung membuat langkah Sana kembali terhenti, gadis itu kembali menoleh, menatap Taehyung yang masih setengah duduk dengan jarum infus di tangan kirinya.
"Taehyung-Ssi?!" pekik Sana dengan mata terbelalak melihat lelaki itu yang ternyata dibawa oleh beberapa orang yang masuk.
"Kau mengenalnya?" tanya Ahjumma pemilik Klinik dan Sana mengangguk cepat.
Mereka merebahkan Taehyung di atas bed, Sana dan Ahjumma tadi segera melakukan tindakan perawatan luka pada lelaki tersebut. Sana terlihat meringis saat melihat luka di pelipis Taehyung.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Sana pada orang-orang yang mengantar.
"Aku tidak tau pasti, sepertinya dia melamun hingga menyebrang jalan dengan tidak hati-hati,"
"Apa dia tertabrak?"
"Aku tidak tau pasti Nona,"
Sana kembali mengolesi pelipis Taehyung dengan alkohol dan lelaki itu meringis.
"Taehyung-Ssi, kau mendengarku?" tanya Sana panik, ia berusaha mengarahkan penlight ke mata Taehyung, namun lelaki itu menarik tangan Sana dan menggenggamnya.
"Sana-Ssi, itukah kau?" Sana mengangguk cepat.
"Jangan khawatir, kau ada di Klinik sekarang,"
Sana terlihat kikuk, sejujurnya ia bingung, semua bercampur dalam hatinya. Sakit, kecewa, rindu dan juga malu, gadis itu menundukkan wajahnya, mengingat kejadian malam itu bersama Taehyung.
Mungkin dia tidak tau, tapi aku sepenuhnya sadar.
Sana dengan cepat mengusir ingatan itu dan menggelengkan kepalanya pelan, ia kembali membereskan peralatannya dan hendak kembali melangkah, tapi Taehyung menahan tangannya, membuat pandangan mereka kembali beradu.
"Kenapa kau mengabaikanku?" tanya Taehyung melihat Sana tak merespon. Sana berusaha melepaskan pegangan Taehyung dan tersenyum.
"Kenapa kau tersenyum?" tanya Taehyung lagi.
"Kau sedang mengatakan lelucon Taehyung-Ssi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir [COMPLETED]
FanfictionKetika cinta datang namun tak selalu memihak, apa yang akan kau lakukan? Rasa itu hadir dengan sendirinya, membuat siapapun tak bisa lagi mengelak. Hidup adalah anugerah Tuhan bukan? Tiada luka yang akan mendatangkan bahagia. Lantas bagaimana jika c...