46# Pilar Masa Lalu

2.4K 269 3
                                    

"Jika bukan karena semua yang menyakitkan, maka sampai saat ini aku takkan pernah tahu apa itu bahagia"
-Park Jimin-






Dua wanita yang terlibat dengan lelaki yang sama bisa duduk dan bicara dengan tenang, bahkan saling menerima satu sama lain, bukankah itu hanya drama saja? Mungkin ya, tapi segelintir orang pernah berada di posisi mereka, sebut saja ini adalah drama kehidupan yang ditentukan Tuhan untuk mereka jalani, lelah? Tentu saja hal itu sering datang, tapi ingatlah tentang janji kesabaran, semua akan indah, ini hanya tentang waktu.

"Kau sangat beruntung karena seumur hidup Taecyeon, ia tak pernah berhenti mencintaimu," ucap Hyejin setelah mereka diam cukup lama.

Ya, mereka memutuskan untuk bicara di taman belakang saat Jungkook, Taehyung, Jisoo dan Sehun membawa Tzuyu ke rumah sakit karena usahanya yang menjatuhkan diri di balkon.

Mengapa? Hyejin sudah menyerah dengan usahanya yang terus berlari dan menghindari kenyataan bahwa Sohee dan Taehyung juga bagian dari hidup Taecyeon, bagaimanapun ia juga seorang Ibu, mendengar cerita hidup Taehyung dari Tzuyu dan Sana, melihat secara langsung bagaimana lelaki itu pernah depresi hati kecilnya berdenyut sakit, ia tahu semuanya tak mudah bagi Sohee. Sedangkan bagi Sohee, ia seperti punya beban di pundaknya, jika bisa ia melupakan semua itu dan tetap hidup dengan kenangan yang ada ia sudah merasa cukup, tapi tidak. Sohee tetaplah seorang wanita yang mengerti tentang apa yang Hyejin rasakan selama ini, mendengar penuturan Taecyeon tentang wanita ini dan melihat bagaimana Hyejin kecewa saat mereka datang, Sohee tahu sangat dalam luka yang ditanggungnya.

"Tidak sedetikpun Taecyeon memberiku kesempatan untuk menggantikanmu," ucap Hyejin lagi dengan mata yang mulai basah.

"Bahkan disaat terakhirnya, Taecyeon tak ingin memberikan kesempatanku untuk menggenggam tangannya," dan kini airmatanya jatuh.

Sohee menatap lekat Hyejin.

"Terkadang, aku ingin sekali memgumpat takdir yang selalu mempermainkan, kalian saling mencintai tapi tak bersama, lantas aku yang bersama, tapi cinta itu tak pernah ada," jelas Hyejin lagi dengan mengusap sudut matanya.

"Apa yang terjadi pada anak-anak kita, mungkin bagian dari sebab kesalahan kita," Sohee menatap Hyejin sekarang.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Sohee membuat Hyejin menatapnya.

"Hidup memang tidak akan pernah adil jika dilihat dari satu sisi," membuat Hyejin bingung, Sohee tersenyum hangat.

"Ketidakadilan selalu muncul saat kita hanya melihat dari salah satu pihak, kita akan merasa iba dan langsung menilai bahwa dia yang paling terluka," jelas Sohee lagi.

"Ya, aku tau, tentu Taecyeon juga menderita karena harus hidup dengan orang yang tidak dia cintai, jika boleh aku ingin memutar waktu sedikit saja, aku ingin meminta maaf padanya karena telah hadir," jawab Hyejin membuat airmata Sohee jatuh.

"Semua tidak sepenuhnya benar," jawab Sohee membuat Hyejin kembali menatapnya.

"Taecyeon memang menderita, sangat menderita, tapi bukan karena hidup dengan orang yang tidak dia cintai, ia menderita karena selama hidupnya harus berpura-pura tidak mencintai," jawaban Sohee membuat Hyejin bergeming, ia tentu tahu apa maksudnya, tapi ia tidak mengerti kemana arahnya.

Tanpa Akhir [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang