"Jangan melakukan sesuatu jika kau merasa terpaksa, karena mungkin besok kau akan menyesal mendapati hidup yang sudah berbeda"
-Tanpa Akhir-Gadis itu berjalan, menyusuri setiap jalanan dengan langkahnya yang tegas, namun semua orang tak tahu jika dia justru orang yang sangat rapuh kini. Entahlah, sudah tak terhitung waktu yang ia lalui dengan menangis dan menyesali semuanya, tapi menangis pun takkan membantunya untuk mendapatkan hidup yang lebih baik bukan?
Di sisa hidup yang ia punya tak ada lagi harapan yang ia ingin wujudkan, tak ada lagi mimpi, bahkan tak ada lagi doa yang ia panjatkan. Dirinya hanya manusia biasa, merasa lelah dengan semua permainan takdir yang tidak adil adalah hal wajar bukan?
Minatozaki Sana, entah bagaimana dia akan menjalani hari-harinya ke depan, akankah lebih mudah? Atau justru akan semakin mempersulitnya.
Tuhan, jika hidupku akan menjadi lebih baik suatu saat nanti, maka tolong kuatkan aku. Tapi, jika akan tetap begini atau lebih sulit, maka ambil saja aku saat ini.
Gila? Mungkin iya, Sana tak memungkiri kini semua yang dijalaninya tak lagi sinkron dengan semua yang dikatakan baik oleh akal maupun hati. Ia terus saja mengalami perasaan aneh yang selalu berkecamuk.
Ting!
Ia masuk dan membuka pintu klinik tempatnya bekerja beberapa hari ini, Sana membungkukkan badan dan tersenyum, ia lantas meninggalkan pemilik klinik itu dan segera berganti pakaian.
"Wakil ketua dan Jeon's Group, yang tak lain adalah presdir muda Jeon Jungkook dengan ini membenarkan kabar yang beredar bahwa ia memiliki saudara lain," suara bariton dari layar televisi membuat Sana memfokuskan pandangannya, dilihatnya pemilik klinik tadi juga tengah asik menonton berita utama tersebut.
"Ya, keluarga Jeon memiliki cucu lain selain kami, dia adalah seorang pemuda bernama Kim Taehyung," Sana melihat bagaimana sisi lain seorang Jungkook jika sudah berhadapan dengan orang-orang berjas itu, tidak salah rumor yang selama ini ia dengar.
"Hah! Ada-ada saja, hidup itu benar-benar adil bukan?" tanya pemilik Klinik membuat Sana menoleh.
"Terkadang, kita yang orang susah merasa semuanya tidak adil, kita selalu egois dengan selalu saja mengeluh, padahal permasalahan kita hanya seputar tidak punya uang dan makanan, tapi masalah yang dimiliki orang kaya? Seperti uangnya, masalah mereka juga tak kalah banyak,"
Sana hanya diam merenungkan perkataan wanita tadi yang kini sudah meninggalkannya, gadis itu meremas kedua tangannya.
"Tentang Taehyung-Ssi," ucap Sana membuka perkataannya membuat Jungkook menatapnya lekat.
"Apa Hyung baik-baik saja?"
Kini mereka tengah duduk berdua di halaman karena Sana meminta agar pembicaraan ini hanya untuk mereka berdua.
"Ya, keadaannya sudah membaik, berangsur-angsur ia juga semakin pulih dari depresinya,"
Jungkook mengangguk.
"Aku ingin berhenti," ucapan Sana membuat Jungkook hampir saja membelalakan matanya.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir [COMPLETED]
FanfictionKetika cinta datang namun tak selalu memihak, apa yang akan kau lakukan? Rasa itu hadir dengan sendirinya, membuat siapapun tak bisa lagi mengelak. Hidup adalah anugerah Tuhan bukan? Tiada luka yang akan mendatangkan bahagia. Lantas bagaimana jika c...