Semuanya hanya tentang waktu, karena sekuat apapun manusia berusaha jika belum waktunya maka semua takkan terjadi.
Dulu, ia pernah merasa bahwa hidupnya sangat menyedihkan, tapi kini semuanya berubah, ia merasa sebagai wanita paling bahagia di dunia ini.
Jeon Tzuyu.
Tuhan benar dengan apa yang dijanjikannya, tidak ada kesulitan tanpa kemudahan, tidak ada sedih tanpa bahagia, tapi Tuhan punya waktu terbaik untuk mewujudkan semuanya.
Senyumannya kembali terangkat saat melihat lelakinya yang dengan hati-hati hendak menidurkan malaikat kecil mereka ke dalam ranjang bayinya.
"Sayang," panggil Jungkook saat bayi itu hampir terusik karena Jungkook tak bisa melepaskan tangannya.
Tzuyu terkekeh, ia lantas mendekat dan menggantikan posisi tangan Jungkook di tubuh sang bayi, pelan-pelan Jungkook menarik tangannya dan tersenyum setelah berdiri tegak, Tzuyu dengan telaten menidurkan bayinya hingga ia terlelap dan tersenyum.
Jungkook mengusap pelan kepala Tzuyu dan menciumnya, hatinya menghangat melihat anak dan istrinya. Tzuyu hanya tersenyum, ia memeluk sang suami yang masih memberi kecupan hangat di puncak kepalanya itu.
Jungkook membalas pelukan Tzuyu dan memejamkan matanya.
"Oppa," ucap Tzuyu mendongakkan kepalanya.
"Hm?"
"Apa Oppa sudah mengantuk?" tanyanya, Jungkook tersenyum, ia membenarkan rambut Tzuyu yany sedikit menghalangi kemudian menggeleng membuat Tzuyu tersenyum.
"Mau segelas coklat panas?" tawar Tzuyu dan diangguki Jungkook, perempuan itu kembali tersenyum sangat manis membuat Jungkook gemas.
"Baik, aku akan menunggu di balkon," Tzuyu mengangguk, Jungkook mengecup bibir Tzuyu singkat sebelum wanitanya itu pergi berlari.
.
.
.Hari semakin larut, tapi dua insan ini masih betah berdiam diri di atas karpet beludru dengan posisi saling Tzuyu yang duduk di pangkuan Jungkook dengan membelakanginya sedangkan lelaki itu memeluk Tzuyu dari belakang, mengeratkan tangannya dengan sang istri dari balik selimut yang menutupi, sesekali Jungkook mencium pundak sang istri dan menyimpan dagunya di bahu itu.
"Kau lihat Oppa?" tanya Tzuyu dengan mata berbinar membuat Jungkook ikut mengarahkan padangannya ke langit.
"Indah bukan?" tanya Tzuyu lagi membuat Jungkook mengangguk dan memeluknya lebih erat.
"Kau menyukainya?" tanya Jungkook masih menatap langit tapi ia menoleh ke arah Tzuyu saat istrinya itu menggelengkan kepala.
"Kenapa? Bukankah itu indah? Ribuan bintang terhampar melengkapi kekosongan malam, bukankah itu menakjubkan?"
Tzuyu mengangguk.
"Aku tau, tapi aku tidak suka bintang sekarang," jawab Tzuyu membuat Jungkook menautkan alisnya.
"Kenapa? Biasanya kau sangat menyukai bintang,"
"Hm, sebelum aku punya matahari," Jungkook semakin bingung dengan perkataan Tzuyu.
Perempuan itu membalikkan tubuhnya dan menghadap Jungkook membuat mereka saling memandang.
Jungkook tersenyum melihat Tzuyu yang nampak bahagia.
"Aku suka matahari karena dia seperti dirimu," jawab Tzuyu lagi membuat senyuman Jungkook berhenti.
"Maksudmu?"
"Kau lupa? Somi pernah mengatakan padaku, bahwa kau pernah mengatakan bahwa kau itu seperti matahari yang sangat mencintai sang bumi tapi tidak bisa mendekat karena bisa menghancurkannya," Jungkook tersenyum, ia ingat pembicaraan itu.
"Somi juga bilang, kau kau mengibaratkan dirimu seperti waktu senja, walau enggan perlahan kau harus tetap meninggalkan sang bumi dan membiarkan bintang menggantikannya," Jungkook mengangguk, matanya sedikit basah, Tzuyu beralih mengecup kedua mata suaminya dan kembali menatap wajah tampannya.
"Dan sejak saat itu aku tak suka bintang, aku lebih suka matahari,"
"Oppa, aku akan memberimu jawabannya sekarang,"
"Walau matahari tak pernah bisa mendekat pada bumi, sinarnya cukup untuk bumi. Sama sepertimu, saat dulu aku masih tak menyadari semuanya, tapi cintamu cukup untuk kita berdua,"
"Dan waktu senja, sang bumi matahari tak pernah ingin meninggalkannya hingga ia melakukan banyak hal indah untuk menghiasi langit sore sebagai bukti cintanya, walau perlahan matahari harus tetap pergi dan bintang datang, ingatlah sang bumi takkan pernah berpaling, bumi akan menunggunya, karena bumi tau, bahwa matahari takkan mengingkari janji dan dia akan tetap kembali esok hari,"
Jungkook bungkam, ia tak bisa berkata-kata, matanya hanya bisa menatap lekat seolah mengunci Tzuyu dalam hatinya.
"Oppa, aku tak tau berapa banyak bintang di langit, hingga terangnya tak bisa mengalahkan satu matahari,"
"Bagiku, seluruh isi dunia ini takkan pernah bisa menggantikan kehadiranmu Oppa,"
"Aku mencintaimu, Tzuyu," ucap Jungkook membuat Tzuyu tersenyum.
"Aku juga mencintaimu,"
"Tzu,"
"Hm?"
"Ingatlah, matahari akan datang sesuai apapun yang bumi butuhkan, ia bisa membawa sinar, bisa menerangi dan menciptakan pelangi untuk sang bumi seusai badai," Tzuyu mengangguk.
"Berjanjilah, apapun yang terjadi, bumi dan matahari akan selalu bersama, untuk menjaga kehidupan, sampai benar-benar waktu mengakhirinya,"
"Aku janji,"
▪▪🍃▪▪
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir [COMPLETED]
FanfictionKetika cinta datang namun tak selalu memihak, apa yang akan kau lakukan? Rasa itu hadir dengan sendirinya, membuat siapapun tak bisa lagi mengelak. Hidup adalah anugerah Tuhan bukan? Tiada luka yang akan mendatangkan bahagia. Lantas bagaimana jika c...