"Apapun yang dilakukan, jika tidak mau menerimanya, semua yang benar akan tetap menjadi salah"
-Tanpa Akhir-Lelaki itu meremas rambutnya kasar, hari sudah menuju pagi, mentari sudah mulai nampak dengan malu-malu di ufuk timur, membuat mereka semakin resah saja, sudah berjam-jam Sana hilang, dan mereka semakin yakin bahwa Bona dibalik ini semua.
"Jung, bagaimana?" tanya Taehyung terengah saat mereka kembali ke titik awal.
Jungkook menggelengkan kepalanya, Jimin juga melakukan hal yang sama, Sehun? Dia masih mencoba menelepon orang-orangnya.
"Jangan gegabah, kita harus tetap tenang dan memikirkan kemana kemungkinan Ibu membawa pergi Sana," jelas Sehun menenangkan tiga lelaki yang menjadi iparnya.
Jimin menangis, ia menjatuhkan tubuhnya di atas aspal membuat yang lain menatapnya.
"Kenapa Ibu melakukan ini?" Jimin menarik rambutnya, wajahnya memerah dan ia mulai terisak.
"Kenapa Ibu harus melakukan hal yang akan membuat aku dan juga Jisoo Noona malu, jangankan untuk hidup, bahkan untuk sekedar menatap semua orang,"
Mereka saling berpandangan, Jungkook ikut mensejajarkan tubuhnya dan menepuk punggung Jimin.
"Sabarlah Hyung, kenapa kau mengatakan itu?"
"Aku malu Jung, aku malu! Bahkan Ibu melakukan ini pada anggota keluarga sendiri,"
"Hyung, setiap manusia punya kesalahan, kita tidak selalu benar dan Bibi juga tidak selalu salah," kini giliran Taehyung yang menguatkan Jimin.
Mereka segera mengeluarkan ponsel dan menelepon orang-orang suruhan, tapi Taehyung yang baru datang dan belum mempunyainya ia bertugas untuk menelepon orang-orang rumah.
Saat Jungkook hendak menelepon, sebuah panggilan masuk dan itu dari Hyunjin, mendadak perasaannya tak tenang, ia melupakan Tzuyu, bisa saja Bibinya itu juga mengincar Tzuyu.
"Halo Hyunjin," Jungkook langsung mengangkat telepon dan bicara, mendengar nama yang ia sebutkan semua menatapnya, wajah lelaki itu berubah khawatir.
'Halo Hyung, maaf mengganggumu, aku hanya ingin melaporkan bahwa kami baik-baik saja,'
Napas Jungkook melega, ia memejamkan matanya dan mengusap dadanya perlahan.
'Maaf baru memgabarimu, Hyung. Tadi aku tidur bergantian menjaga Ayah bersama Noona,'
"Hm, tidak masalah, syukurlah jika kalian baik-baik saja,"
'Oh iya, Hyung. Kenapa kau tidak ikut datang?'
"Maksudmu?"
'Iya, tadi Bona Ahjumma datang kesini, aku sempat kaget kenapa dia datang dini hari--'
"Apa?!" pekik Jungkook kembali berubah cemas, ia menatap wajah Kakak-kakaknya yang sekarang tertarik dengan pembicaraan mereka.
Jungkook langsung menyalakan speaker dan menarik ponselnya agar yang lain juga bisa ikut mendengar.
'Iya, tadi Bona Ahjumma datang, dia bilang maaf baru bisa menjenguk Ayah, dia menemui Tzuyu Noona tadi dan sependengaranku, Ahjumma mengajak Tzuyu Noona ke suatu tempat nanti pagi,'
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir [COMPLETED]
FanfictionKetika cinta datang namun tak selalu memihak, apa yang akan kau lakukan? Rasa itu hadir dengan sendirinya, membuat siapapun tak bisa lagi mengelak. Hidup adalah anugerah Tuhan bukan? Tiada luka yang akan mendatangkan bahagia. Lantas bagaimana jika c...