48# Chaotically

2.5K 294 7
                                    

"Aku tak bisa berbuat banyak, ingin hati semuanya baik-baik saja, tapi takdir belum mengijinkan"
-Jeon Jungkook-






Jungkook melangkah pasti, ia mendelik dengan tatapan tajamnya saat beberapa polisi tengah berkumpul, selintas Jungkook dengar mereka membicarakan Ayah mertuanya, mereka bungkam mendapati Jungkook yang berlalu, takut? Iya. Padahal, mereka sendiri lebij pro pada Tuan Chou, mereka merasa yakin jika konglomerat satu itu tak mungkin bersalah. Mereka takut karena dengan lancang membicarakan Ayah dari istri Presdir sekelas Jeon Jungkook.

Lelaki itu menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari pintu masuk, Jungkook nampak menunggu seseorang bicara di sebrang sana melalui telepon.

"Pastikan mereka mendapatkannya, Hyung," ucap Jungkook sambil membuka pintu mobil dan duduk di belakang kemudi, ia menyalakan mesin mobilnya dan masih mendengarkan orang yang bicara yang tak lain adalah Jimin.

"Hyung, bisakah kau datang ke kantor polisi nanti setelah mendapatkan surat keringanan dari firma hukum?" lelaki itu mulai memutar setir mobilnya dan keluar dari kawasan kantor polisi.

"Ya, bantulah Tae Hyung dan pastikan Ayah tidak akan ditahan, dan ya--" ia mengeratkan pegangannya pada setir.

"Pastikan keadaan Tzuyu, tadi dia sangat kacau," lantas menginjak pedal gas dan melaju dengan kecepatan tinggi.

"Hm, aku akan menyelesaikan urusan di luar terlebih dahulu," dan setelah mengatakan itu Jungkook melempar ponselnya ke arah dashboard.

.
.
.

Semua masih menunggu, Tzuyu masih saja duduk dan memegangi tangan sang Ayah yang mulai mengigau karena demam tingginya, sedangkan Hyunjin danTaehyung terus melakukan nego dengan polisi yang tadi malam menahan Tuan Chou.

"Ayah," lirih Tzuyu sambil mengelap keringat di kening Ayahnya.

"Bersabarlah sebentar lagi," ucap Tzuyu, airmatanya kembali jatuh, Tzuyu benar-benar merasakan hatinya remuk saat ini, di satu sisi ia tak tega melihat Ayahnya, ia juga khawatir dengan keadaan sang Ibu, tadi pagi Lucy mengabarkan jika Ibunya terus menangis, ia juga merasa lelah, lelah menangis, lelah memohon, dan yang lebih menyita pikirannya adalah kepergian Jungkook tadi.

Jujur, saat Ayahnya diseret semalam Tzuyu berharap Jungkook ada di sisinya, seperti yang biasa lelaki itu lakukan, menemaninya melihat bintang, menemani Tzuyu saat ia tak bisa tidur padahal Jungkook sendiri merasa lelah karena pekerjaan Kantor, menenangkan Tzuyu saat ia merasa takut, dan memeluknya. Berusaha mengatakan pada Tzuyu melalui pelukan itu bahwa ini semua akan cepat berlalu.

Dan saat tadi melihat Jungkook, rasanya Tzuyu ingin menghempaskan diri pada lelaki itu dan memeluknya erat, namun sesuatu menahannya. Masih pantaskah ia menerima itu dari Jungkook?

"Eonnie!" teriakan itu membuat Tzuyu berhenti dari lamunannya, matanya melihat Somi yang datang bersama Jimin dan beberapa orang, tidak hanya mereka, Hyejin juga datang.

"Eonnie," Somi langsung menyeruak memeluk Tzuyu yang juga menyambut gadis itu, tak lama Hyejin juga ikut bergabung dengan mereka, ia menangis mendengar isakan Tzuyu yang teramat dalam, menantunya ini pasti sangat terluka dan ketakutan.

"Ibu--hiks! Aku takut," ucap Tzuyu pada akhirnya dengan suara bergetar membuat Hyejin memeluknya erat.

"Jangan takut lagi sayang, kau tidak sendirian sekarang," Tzuyu mengangguk dalam pelukan Hyejin.

Tanpa Akhir [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang