Continue

38 2 0
                                    

Arlan “Apasih? Orang keranjangnya gapapa kok.”
Aku “Taulah. Sudah benerin sepeda yang jatoh itu!”
Tanpa berbicara iapun langsung membenari sepeda yang tadi jatoh karena bola yang ia tendang kearah sepeda-sepeda itu termasuk sepedaku. Setelah sepedaku sudah terpakir dengan benar lagi, aku langsung pergi dan meninggalkan Arlan dipinggir lapangan. Akupun bergegas menuju keruang kelas.  Sambil berjalan keruang kelas aku sedikit ketawa, dan befikir (“Kok bisa aku bilang keranjang sepedaku penyok, padahal kan itu plastiik”) Sambil tersenyum kecil akupun langsung masuk keruang kelas.
Keesokan harinya Arlan masih berusaha menjailiku, dengan melepas pedal sepedaku yang sebelah kanan. Aku tidak tahu kapan ia melepas pedal sepedaku itu. Tapi saat pulang sekolah aku melihat pedal sepedaku telah lepas. Dan dia langsung mengakui bahwa dia yang telah melepaskan pedalnya tersebut. Dengan hati yang kesal karena dia terus menjahiliku akupun menangis. Dan teman-temanku yang lain langsung menyalahkan Arlan karena telah membuat aku menangis. Tapi tanpa rasa bersalah Arlan langsung membawa sepedanya untuk pulang. Tanpa meminta maaf dan memasang pedal sepedaku kembali. Dengan hati yang kesal, dan sedikit air mata aku dan temanku Desy langsung pulang menuju rumah dengan sepeda yang kami dorong. Sesampainya dirumah aku langsung mengadukan hal itu kepada ayahku. Dan keesekokan harinya ayahku langsung menuju kesekolahku dan menemui wali kelasku untuk mengatakan agar Arlan tidak menjahiliku lagi. Dan Arlan pun dipanggil wali kelasku keruang guru, disana ada aku, ayahku, dan beberapa guru yang lain. Kemudia disana wali kelasku langsung bilang kepada Arlan
Wali Kelas “Arlan, hari ini sampai seterusnya kamu tidak usah menjahili Dira lagi ya?”
Arlan “Iya bu, maaf.”
Wali Kelas “ Kamu minta maaf dulu sama Dira, dan berjanji untuk tidak menjahilinya lagi.”
Arlan “Iyah bu.”
Lalu Arlan langsung menghampiriku dan berkata,
Arlan “ Dira maaf ya? Kalau kemarin aku sering banget ngejahilin kamu.”
Aku “Iya gapapa.”
Tiba-tiba ayahku langsung pindah kesebelah Arlan sambil mengusap kepalanya dan berkata,
Ayah “Jangan jahilin Dira lagi ya.”
Arlan “Iyah pak. Maaf ya.”

Sedihku Kembali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang