Continue

7 2 0
                                    

Arlan "Sudah ya, gak usah marah lagi."
Aku "Iya."
Arlan "Yauda nanti malam aku kerumah. Malam ini ayahmu main bulutangkis kan?"
Aku "Iya. Aku mau tanya?"
Arlan "Tanya apa sayang?"
Aku "Kamu kemarin pulang sekolah bareng Anis ya?"
Arlan "Enggak kok, kamu kata siapa?"
Aku "Gak usah bohong deh. Teman kelasku ada yang lihat."
Arlan "Enggak beneran."
Karena kesal dia terus berbohong kepadaku, akhirnya akupun memutuskan untuk tidak menjawab dan langsung menutup telpon darinya. Karena aku langsung menutup telpon darinya, diapun terus meneleponku lagi. Dan akupun tetap tidak mengangkat telpon dirinya, pada akhirnya dia mengirimkan pesan singkat kepadaku yang berisi "Nanti malam aku kerumah. Aku jelasin soal Anis." Akupun hanya membacanya, tanpa membalas pesan singkat yang ia kirimkan itu. Dan akupun langsung menaruh handphoneku diatas meja berlajar, dan langsung bergegas untuk melakukan ativitasku yang lainnya seperti biasa dirumah.
Ohiya, aku ingin memberi tahu kepada kalian kalau selama aku berpacaran dengan Arlan aku tidak pernah pergi keluar bersama saat malam hari. Karena aku tidak diberi izin oleh Ayah dan Ibuku untuk pergi bersamanya. Dan Ayah akupun tidak tahu kalau aku berpacaran dengannya. Bakhan mungkin ayahku tidak mengenalnya, karena aku tidak pernah mengenalkannya. Aku takut jika aku mengenalkannya aku pasti kena marah oleh Ayahku. Karena aku sendiri saat itu belum boleh berpacaran dengan siapapu. Tapi Ibuku sudah mengetahui Arlan, karena sempat beberapa kali saat ia mengantarkan aku pulang sekolah ia bertemu dengan Ibuku. Dan Ibuku juga mengetahui kalau aku tengah berpacaran dengan Arlan, karena aku sendiri yang meceritakannya. Dan Ibuku juga sudah tahu kalau Arlan itu merupakan teman Sekolah Dasarku yang dulu saat Sekolah Dasar ia bergitu jahil hingga membuat Ayahku datang kesekolah. Ibukupun menyetujui aku berpacaran dengan Arlan, dan ia tidak akan mengatakan kepada Ayahku kalau aku berpacaran dengannya. Oleh karena itu selama aku berpacaran dengan Arlan aku tidak pernah sama sekali pergi malam dengannya. Bahkan malam minggu saat orang-orang berpacaran pergi untuk keluar bersama. Aku dan Arlan hanya berada dirumah masing-masing. Karena ia mengerti kalau aku tidak diizinkan untuk keluar. Karena dari itu Aku dan Arlan bertemu saat ayahku pergi bermain latihan bulutangkis. Kami hanya bisa bertemu dimalam senin, dan malam kamis. Karena saat malam itu merupakan jadwal Ayahku latihan bermain bulutangkis. Tapi dimalam itu kami tidak pernah juga pergi keluar karena Ibuku juga

Sedihku Kembali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang