Sedihku Kembali Lagi

Continue

Fitri "Dir ini nomornya"
Aku "Oke makasih ya. Memang lu bisa dapet dari mana?"
Fitri "Minta sama dia langsung, gue kan kenal."
Aku "Terus-terus, dia tanya gak buat apa?"
Fitri "Nggak sih."
Aku "Oh syukurlah, nanti deh coba gua chatt dia."
Fitri "Iyah, tapi jangan kasih tahu kalau nomornya dapet dari gue."
Aku "Oke siap. Makasih baikk banget."
Fitri "Iya sama-sama."
Aku "Tapi gue nanti bagaimana nanyanya?"
Fitri "Yaudah lu tanya saja, tapi jangan langung."
Aku "Iyalah, apke basa basi dulu ya gue? Hahaha...."
Fitri "Nah iya itu lu paham!"
Aku "Iyalaa. Hahaha..."
Kemudian kami memutuskan untuk mengakhiri obrolan kami dikelas, karena pada saat itu guru yang akan mengajar dikelas kami telah masuk dan akan segera memulai pembelajaran dikelas. Akupun langsung mulai membuka buku pelajaran yang akan kita pelajari saat itu.
Bel istirahat telah berbunyi. Berarti itu menandakan waktu istirahat telah tiba, dan kami segera mengakhiri proses belajar saat itu. Guru yang mengajar dikelas pun segera meninggalkan kelas. Satu-persatu murid dikelas keluar untuk menuju kantin. Dan aku bersama teman sebangku ku Fitri masih tetap dikelas, kemudian ak memutuskan untuk mengambil ponselku didalam tas. Dan ingin segera memberi pesan singkat kepada Wahyu, untuk mengajaknya bertemu dikantin pada saat itu.
Akupun langsung mengirimkan pesan singkat tersebut kepada Wahyu yang berisi "Yu kita ketemu dikantin ya. Ada yang mau gue omongin." Tidak lama kemudian balasan pesan singkat dari Wahyu pun masuk yang berisi "Ini siapa ya?" Kemudia aku membalas "Ini Dira, teman SMP dulu. Pacar Arlan." Wahyu pun membalas "Oh, ada apa?" Aku pun membalas "Ada yang mau gue omongin, gue tunggu dikantin sekarang ya." Kemudian Wahyu pun membalas "Oke."
Tanpa basa-basi aku langsung keluar dari kelas dan menuju kantin. Saat menuju kantin aku hanya sendiri, karena teman sebangku ku Fitri memutuskan tidak ingin makan dikantin. Dan aku juga kekantin bukan ingin makan atau jajan disana, tapi ingin menemui Wahyu untuk mencari tahu mengenai rumor soal Arlan yang menurut teman-temanku kalau ia telah menduakanku.