Continue

5 2 0
                                    

tidak mengizinkannya jika aku keluar. Oleh karena itu dimalam itu hanya Arlan yang datang kerumahku. Dan kami mengobrol bersama dirumahku pada saat malam itu. Jika kami ingin pergi untuk makan keluar bersama. Kami hanya pergi sepulangnya kami sekolah. Karena hanya saat itu kami dapat pergi keluar bersama. Itupun jarang sekali. Karena lebih sering jika pulang sekolah Arlan langsung mengantarku pulang kerumah. Jika pada saat malam itu ayahku libur latihan, maka saat itu juga Teguh tidak datang kerumahku. Walau begitu kami terus berpacaran hingga satu tahun. Dia tidak pernah marah karena tidak pernah pergi keluar saat malam hari bersamaku. Dia begitu mengerti akan keadaanku itu yang membuat aku semakin jatuh hati kepadanya. Seperti biasa saat ia datang kerumahku, ia selalu membawa makanan apapun itu dan kami memakannya bersama-sama dirumahku. Terkadang terlalu asiknya kami berdua mengobrol ia suka pulang pada pukul 10.00 malam dari rumahku. Walau begitu kami berdua begitu menghargai setiap pertemuan pada saat itu.
Malam haripun tiba, dan sehabis kami sekeluarga makan malam bersama. Ayahku langsung bergegas untuk membereskan peralatan latihan bulutangkisnya. Saat ayahku tengah bergegas membereskan peralatannya, ibuku juga sedang memreskan piring-piring diatas meja makan yang telah kami makan tadi. Dan aku membantu ibuku untuk membereskan piring-piring kotor tersebut. Saat telah selesai, ayahku langsung menuju teras rumahku untuk memakai sepatu olahraganya. Dan ibuku langsung menuju keluar untuk menemani ayahku, Sambil menyalakan motornya ayahku berkata kepada ibuku,
Ayah "Main dulu ya bu."
Ibuku "Iya hati-hati."
Kemudian ayahku pun dengan mengendarai motornya keluar untuk menuju tempat biasa ia latihan bulutangkis. Saat ayahku telah pergi, ibuku langsung masuk kedalam rumah dan duduk bersamaku untuk menonton televisi. Saat aku dan ibuku tengah asyik menonton televisi, tiba-tiba saja terdengar suara motor berhenti dedepan teras rumahku. Kemudian tanpa rasa penasaran aku tidak mempedulikannya dan masi terus lanjut menonton televisi. Tetapi ibuku merasa bingung, ada siapa yang datang kerumah dan siapa yang sedang tengah memarkirkan motornya didepan teras rumahku itu. Kemudian ibuku menyuruhku untuk keluar, dan melihat siapa yang ada diluar rumahku itu. Dengan rasa malas aku menuruti perintah ibuku tersebut. Dan langsung bergegas keluar untuk memastikan siapa yang datang kerumahku. Benar saja, belum sempat aku membuka pintu untuk keluar. Tiba-tiba saja ada seseorang dari luar yang mengetuk pintu rumahku. Kemudian aku langsung membuka pintu rumahku, ternyata yang tadi terdengar memarkirkan motor didepan rumahku dan mengetuk pintu rumahku itu ialah Arlan. Setelah kubukakan pintu, ia langsung masuk dan duduk diruang tamu rumahku. Lalu ia menanyakan kepadaku,
Arlan "Ibumu ada?"
Aku "Ada."

Sedihku Kembali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang