Continue

6 2 0
                                    

Tapi tanpa ku sangka ternyata Arlan masih saja terus mengikuti ku dari belakang dengan menggunakan motornya. Tetapi aku tidak menghiraukannya, bahkan aku juga tidak memandanginya. Walau sesekali orang didalam angkot berkata ("Itu cowok siapa sih? Kok dari tadi ngikutin angkot ini terus?". Tanpa menghiraukan orang-orang didalam angkot aku terus saja diam dan tak berbicara satu katapun smapai angkot tersebut tiba didepan rumahku.
Kemudian tidak terasa angkot ku pun telah tiba tidepan gerbang rumahku. Dan aku langsung segera turun untuk membayarnya. Setelah membayar, aku segera membuka pintu pagar rumahku untuk masuk kedalam rumah. Tapi ternyata Arlan yang dari tadi telah mengikuti angkot ku dia juga memberhetikan motornya didepan pagar rumahku, dan terus saja memanggil-manggil namaku.
Namun aku tidak menghiraukannya, aku segera ingin cepat-cepat masuk kedalam rumah. Tapi tetap saja Arlan bersama motornya masih berdiri didepan pagar rumahku. Aku tetap tidak mempedulikannya, dan segera masuk kedalam rumah. Saat aku sudah berada didalam berada rumah. Ponselku terus saja berbunyi, yang ternyata Arlan yang dari tadi tengah menelepon ku. Aku tetap tidak mengangkat telepon darinya, dan memutuskan untuk menarus ponselku didalam kamar. Setelah menaruh ponsel dan tas sekolahku didalam kamar, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan mengganti pakaianku. Saat itu ibuku juga sedang tidak ada dirumah. Sepertinya ia sedang pergi bersama teman-temannya.
Setelah selesai membersihkan diri, dan mengganti pakaianku. Aku memutuskan untuk segera menonton televisi. Dan bersantai-santai dirkusi rumahku. Akan tetapi masih terdengar suara Arlan memanggil-manggil namaku dari luar rumah. Namun, ku pikir itu tidak mungkin. Arlan pasti sudah pulang, karena dari tadi aku tidak pernah menghiraukannya. Akan tetapi suara itu terus ada. Dan aku merasa terganggu akan suara itu.
Akhirnya aku memutuskan untuk mengintip melalui jendela rumah, memastikan apa orang yang diluar- yang tengah memanggil-manggil namaku tadi itu adalah Arlan. Stetelah aku membuka, dan mengintip melalu jendela ternyata itu ialah Arlan, ia masih berada didepan rumahku. Aku pun memutuskan untuk keluar, dan menanyakan apa yang sedang ia lakukan didepan rumahku, kemudian ia mengatakan
Arlan "Kamu kenapa? Kok tiba-tiba marah sama aku."
Aku "pikir saja sendiri."
Arlan "Ya, aku gak tahu. Kamu kenapa?"
(Tiba-tiba saja air mataku menetes dengan begitu saja.)
Arlan "Kamu kenapa kok nangis?"
Aku "Kamu fikir saja sendiri."
Arlan "Ya aku gak tahu."
Aku "Tega kamu ya?"
Arlan "Tega kenapa?"
Aku "Entahlah."
Arlan "Kamu kenapa? Coba jelasin aku ga paham."
Aku "Gak nyangka aku, kamu bakalan begini."
Arlan "Begini bagaimana?"

Sedihku Kembali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang