Part 5, Dia Cantik

14.7K 1K 30
                                    

Dalam gelap aku tersesat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam gelap aku tersesat.
***

Keadaan kelas begitu ramai di pagi hari. Ada yang menyalin tugas, menggosipkan seputar selebritis yang beritanya sedang booming, bernyanyi tak jelas serta aktivitas lainnya yang kebanyakan anak seusia mereka lakukan sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Hampir sama dengan yang dilakukan Regan dan Rijal, mereka tengah membicarakan pertandingan sepak bola yang berakhir seri dini hari tadi, padahal keduanya sudah memegang tim andalan masing-masing. Alhasil traktiran untuk pemegang tim yang menang pun hangus. Berbeda dengan Jenar yang malah menyumpal telinganya untuk mendengarkan musik sambil menyandarkan punggung dengan mata terpejam.

"Good morning! Ananda Arsel Guntara datang kembali membawa keceriaan, yuhu!"

Kedatangan Arsel dengan suara menyamai toa masjid menambah keramaian. Bukannya mendapat sambutan, cowok itu malah mendapat sorakan dan lemparan kertas. Arsel yang cengengesan berjalan ke tempat duduknya.

"Pagi-pagi udah ngerusuh aja." Jenar sudah melepas earphonenya. Terang saja volume suara Arsel mengalahkan nada lagu yang sedang ia dengar.

"Iya nih, untung aja gak jantungan. Lo tuh udah kayak emak-emak rempong tau gak?" tambah Regan yang malah membuat Arsel tersenyum lebar.

"Lo gak gila, kan, Cel?" Rijal menyentuh dahinya, memastikan bahwa Arsel tidak sedang demam dan berdampak pada psikologisnya.

"Apaan sih lo?" Cowok itu memundurkan wajahnya. "Gue punya sesuatu buat kalian."

Mereka saling bertatapan lalu mengedikkan bahu.

"Taraaa!" Arsel menunjukan sebuah katalog dari brand terkenal.

"Lo sejak kapan suka liat-liat yang begituan?" Seingat Rijal, teman-teman perempuannya sering membawa itu. "Lo ngikutin jejak Lian mau jualan juga?"

Arsel menepuk dahinya. "Hadeuh, bukan. Ini tuh katalog punya kakak gue."

"Terus, ngapain lo bawa-bawa?" Pedasnya omongan Jenar mengalahkan cabe sekilo. Namun, Arsel sudah kebal dengan hal itu. Ia akhirnya mengangkat telapak tangannya menenangkan. "Gini ya sahabat-sahabat, gue itu mau tunjukin sesuatu sama kalian. Tadi pas mau berangkat gue gak sengaja liat nih katalog, dan mau tak gak apa yang gue liat di dalamnya?"

Regan dan Rijal mengetukkan saling melirik bingung, sedangkan Jenar hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Oho gue tau," ujar Rijal antusias. "Gambar lipstik merah cabe Selena Gomez yang lo bilang kalau si Siti yang pake jadinya kayak ondel-ondel?"

Arsel menggeleng.

"Jam rolex yang lo mau udah rilis?" tebak Regan. Arsel menggoyangkan jari telunjuknya, menatap Jenar yang masih diam.

"Foto cewek," singkat Jenar. Tahu bahwa Arsel tidak bisa sedikit saja menjauh dari yang namanya perempuan.

"Gue tau jawaban lo gak pernah mengecewakan, Bang." Arsel menepuk bahu cowok itu bangga lalu membuka halaman yang sudah ditandainya. "Taraa! Ada si cantik di sini."

ARSANDITA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang