Masih dengan kehilangan yang sama
***Guncangan di bahu membuat Arsa membuka mata. Ia menoleh pada Dera lalu ke arah teman-temannya yang bersiap untuk turun karena telah sampai di tempat tujuan. Arsa meraih ranselnya dan menuruni kendaraan besar tersebut. Mendengar pemberitahuan lewat speaker, ia berlari kecil menghampiri Dera yang sudah terlebih dahulu berkumpul.
Arsa sempat tertegun mengetahui Jenar yang tengah berbicara di depan siswa seangkatan. Merasa tidak seharusnya memandangi cowok itu, ia mengalihkan tatapan hingga menangkap keberadaan Regan yang malah asik berbicara dengan Arsel dan Rijal.
"Yuk!"
Arsa tergagu saat Dera tiba-tiba menarik lengannya. "Ke mana?"
Mendengarnya, cewek yang sering disebut strong woman itu berdecak. "Ya, ampun! Dari tadi lo ngapain aja saat Jenar ngomong?"
Kedikkan bahu Arsa membuat Dera ingin sekali menjitak kepalanya, tapi cewek itu bukan Nirmala yang akan menampilkan raut teraniaya saat ia melampiaskan kekesalannya.
"Woi ayo! Malah ngobrol." Ririn yang sudah berjalan lebih dulu balik lagi dan menarik keduannya.
Mereka akhirnya mengikuti langkah cewek centil itu yang kini bersungut-sungut karena masalah pembagian kamar.
"Lo tau gak Der, Sa? Gue hampir aja narik rambut tuh anak. Lagian siapa yang gak kesel coba, kalau mereka terang-terangan gak mau sekamar sama gue. Lo juga pasti kesel, 'kan?"
Arsa meringis lalu melirik Dera yang mengisyaratkan agar dirinya cukup mengiyakan saja.
"Untung aja ada kalian. Mentang-mentang gue cuma dari kalangan biasa, mereka jadi seenaknya gitu." Ririn terus menggerutu sepanjang jalan.
"Udah Rin, udah." Dengan santai Dera menepuk bahu temannya. "Lagian masalahnya udah selesai."
"Ah lo mah gak seru." Cewek itu kemudian mengaitkan lengannya pada Arsa yang terkesiap. "Lo juga, kenapa kaget gitu? Ya ampun! Keliatan banget gak pernah digandeng."
Ririn malah berubah mengejeknya. Arsa merasa tersindir, tapi ia memilih tak menanggapi. Cukup tahu saja kalau diladeni, Ririn akan semakin banyak bicara.
***Setelah beristirahat sejenak dan membersihkan diri, seluruh siswa diminta berkumpul untuk langsung berangkat ke tempat observasi. Keberangkatan anak IPS dan IPA memang bersamaan meskipun dengan tempat tujuan berbeda. Arsa melangkah sambil memainkan ponselnya hingga hampir menabrak seseorang. Beruntung keduanya dengan sigap berhenti sebelum tabrakan terjadi. Arsa membuka mulutnya, tapi tak ada suara yang keluar dari sana.
Lagi. Masih orang yang sama. Arsa tidak habis pikir mengapa dari sekian banyak siswa, harus Jenar yang hampir ditabraknya? Semesta senang sekali mempertemukan mereka.
Keduanya saling melempar tatapan tak terbaca lalu membuang pandangan bersamaan. Arsa yang memilih melangkah ke arah kanan dan cowok itu melakukan hal sama dengan arah berlawanan. Siapa sangka setelah itu ia malah dihampiri Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSANDITA ✔
Teen FictionIni hanya tentang Ratu Arsandita yang mengaku salah jatuh cinta. Nyatanya, mencintai seorang Regantara Bima seperti sengaja menjatuhkan diri dari tebing. Bukan sakit lagi karena patah dan hancur saja tak cukup menggambarkan keadaan hatinya. Namun, b...