Ini hanya tentang Ratu Arsandita yang mengaku salah jatuh cinta. Nyatanya, mencintai seorang Regantara Bima seperti sengaja menjatuhkan diri dari tebing. Bukan sakit lagi karena patah dan hancur saja tak cukup menggambarkan keadaan hatinya.
Namun, b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang dia yang membutuhkan jawaban ***
Arsa baru keluar dari toko aksesoris di sebuah mall ketika melihat sosok Regan yang tengah menjinjing dua kresek besar di tangannya. Senyuman kecil tersungging di bibirnya, ia kemudian menghampiri cowok itu yang tampak kesusahan.
"Butuh bantuan?" tawarnya membuat Regan yang tadinya berdiri membelakangi akhirnya berbalik.
Regan terlihat lebih tampan dari biasanya. Mungkin karena Arsa kerap melihat cowok itu memakai seragam, berbeda dengan hari ini. Regan memakai kaos berwarna putih dibalut jaket bomber dengan bawahan celana jeans hitam.
"Loh, Sa? Di sini juga ternyata." Regan memberikan tatapan tak menyangka. Raut wajahnya berubah sumringah.
"Iya, tadi abis beli novel terus liat-liat aksesoris," jawab cewek itu memperlihatkan kresek kecil di tangannya.
"Mau dibantuin gak?" Arsa mengulurkan tangannya mencoba membantu. Namun, Regan justru melangkah mundur. Cewek itu akhirnya mengedikkan bahu dan memposisikan diri di samping Regan. "Lo belanja sebanyak ini sendirian?"
Regan menggeleng.
Jangan sampai lo bareng Gea, Tar. Arsa tiba-tiba merasa was-was.
"Gue ke sini sam-"
"Regantara!"
Kedua remaja itu menoleh. Didapatinya wanita paruh baya dengan jilbab merah muda berjalan menghampiri.
"Aws, sakit Bun!" Regan meringis saat tangan wanita yang dipanggil 'bun' mendaratkan jeweran di telinganya.
"Kamu itu, Bunda suruh tunggu di depan toilet malah keluyuran," cecar wanita itu membuat Regan berusaha melepaskan diri.
"Aduduh, Bun. Udah dong, malu." Regan melirik sekelilingnya. "Bun, ada temen Tara," tambahnya lagi.
Menyadari sosok lain yang berdiri di samping putra semata wayangnya, wanita itu melepas jewerannya. "Ah, temennya Tara ya?" tanya Bunda Regan lalu kernyitan di dahinya muncul seperti tengah mengingat sesuatu. "Kamu ...,"
"Arsa bunda," ucap Regan membuat mata wanita itu membola lalu kembali menatapnya dengan tatapan haru. Arsa jadi bingung dengan sikap yang ditujukan padanya.
"Arsa yang itu, Tar? Yang-" Mama Regan tampak tak mampu melanjutkan ucapannya, malah menutup mulutnya tak percaya. Arsa jelas merasa heran.
"Iya Bun, iya." Regan tersenyum kemudian melirik Arsa yang kebingungan. "Em gue ... suka ceritain elo ke bunda."
Mata Arsa membeliak, tak menyangka cowok itu akan menceritakan tentangnya. Apakah Regan juga menceritakan tentang pacarnya?
"Halo, Arsa! Saya Afna, bunda Regan." Wanita itu tersenyum begitu tulus, bahkan Arsa dapat menangkap tatapan matanya yang berkaca-kaca. Entah apa yang Regan ceritakan sehingga bundanya tampak aneh saat melihatnya. Arsa menatap tangan Afna, hendak membalas uluran tangannya.