Aku tak mau kembali jatuh, terlebih pada orang yang salah.
***"Lo apain Arsa sampe sakit?"
Jenar yang sedang men-dribble bola menoleh sebelum kemudian melompat hingga bola berwarna oranye tersebut masuk ke dalam ring. Dera yang merasa kesal karena diabaikan berdecak. Cewek itu menahan lengan Jenar yang hendak mengambil bolanya.
"Heh! Gue lagi ngajak lo ngomong!" ujarnya membuat Jenar menggerutu dan menatapnya dengan malas.
"Apaan sih? Gak jelas banget!" Cowok itu mengambil bola hendak kembali melakukan tembakan ketika Dera merebutnya dan menyembunyikan di belakang punggung.
"Dia baik-baik aja sebelum ngomong sama lo," ucap Dera terkesan menyalahkan cowok di depannya. Memang salah Jenar kalau Arsa tidak masuk sekolah selama dua hari?
"Terus gue harus ngerasa bersalah gitu?" Jenar kemudian terkekeh. "Ya ampun Der, lemah banget temen lo kalau dia sakit cuma gara-gara omongan gue."
"Tuh, kan lo sendiri yang ngaku. Lo ngomong apa aja sama dia?"
Jenar berdecak, bisa-bisanya Dera bisa menuduhnya seperti itu, meski ia tak memungkiri telah membuat Arsa hm menangis. Namun, ia merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya waktu itu.
"Gue cuma nasihatin masalah latihan," jujurnya mengambil bola lain yang berada di tribun. Masih tak mau percaya, Dera mengikuti langkah Jenar. "Yakin cuma itu?"
Jenar memutar bola mata sebelum kemudian berdeham.
"Jangan-jangan-" Cewek berkucir kuda itu memicingkan mata, "masalah pribadi, 'kan?"
"Masalah pribadi apaan sih?" tanya Jenar tak mengerti. Lama-lama ia merasa jengah dengan orang-orang yang terus menggodanya setelah kejadian waktu itu.
"Kali aja ada apa-apa setelah kejadian mal-"
"Der, please ya!" Jenar memberikan tatapan sebal. "Gak ada apa-apa antara kita. Jadi stop omongin hal konyol kayak gitu. Mending sekarang lo siap-siap. Tuh anak-anak udah pada dateng."
Dera menoleh lalu mencebik meski akhirnya meninggalkan Jenar yang kini mengembuskan napasnya kasar.
***
Arsa sudah kembali masuk sekolah. Sebenarnya badannya masih terasa lemas, tapi ia tidak mau semakin tertinggal pelajaran mengingat nilainya yang tidak setinggi teman-temannya. Mungkin sebagian orang tidak akan percaya kalau sosok cantik bernama Arsandita memiliki kekurangan dalam bidang akademik. Cewek itu agak sulit mencerna materi, terlebih jika berhubungan dengan hitung-hitungan. Makanya ia memilih jurusan IPS meski sebenarnya Arsa masih tetap harus berhadapan dengan soal ekonomi dan matematika.
Sepanjang masuk hingga hampir pulang sekolah, Arsa memilih berdiam diri di kelas. Beruntung Dera dan Nirmala dengan baik hati membelikannya makanan meski ia tak meminta untuk dibelikan. Selain masih lemas, alasan lainnya adalah karena Arsa malas bertemu dengan Jenar mengingat pertengkaran mereka terakhir kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSANDITA ✔
Teen FictionIni hanya tentang Ratu Arsandita yang mengaku salah jatuh cinta. Nyatanya, mencintai seorang Regantara Bima seperti sengaja menjatuhkan diri dari tebing. Bukan sakit lagi karena patah dan hancur saja tak cukup menggambarkan keadaan hatinya. Namun, b...