Part 25, Sebuah Pelukan

14.6K 1.1K 250
                                    

Kemudian jiwaku hidup kembali oleh pelukan eratmu***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kemudian jiwaku hidup kembali oleh pelukan eratmu
***

Suasana koridor mulai sepi, hanya tersisa beberapa siswa yang akan berlatih untuk kegiatan porseni. Jenar keluar dari ruang OSIS setelah mengikuti rapat, hendak menuju lapangan untuk latihan. Cowok itu berjalan ke loker untuk mengambil kaos basketnya. Namun, langkahnya terhenti mendapati seseorang menghalangi jalannya.

"Jenar, 'kan?"

Sang pemilik nama hanya mengernyit lalu mengangguk dengan raut bingung. Ada senyum aneh yang tersungging di bibir cowok bertubuh lebih pendek di depannya.

"Cewek lo lagi sama Rion."

Jenar semakin tak mengerti maksud kedatangan cowok itu.

"Ratu, jangan bilang lo nggak ngakuin dia."

Rion, Ratu.

Matanya membola mengingat nama cowok yang kemarin mengajaknya bertemu, tapi kenapa mereka menganggap dirinya pacar cewek itu?

"Lo ditungguin sama Rion. Udah tau tempatnya, 'kan?"

Jenar belum dapat mencerna apa yang terjadi. Kedatangan kakak kelasnya, ajakan bertemu Rion lalu dirinya yang disangka pacar Arsa. "Terus hubungannya sama gue apa?"

Seketika cowok dengan bekas luka di bawah mata itu tertawa. "Lo mau biarin cewek lo jatuh gitu aja ke tangan Rion?"

"Dia buk-"

"Lo tentu tahu gimana Rion bukan?"

"Tapi gu-"

"Rion obsesi banget sama cewek lo. Dia bakal lakuin apa aja buat dapetin apa yang dia mau," potongnya tak memberi Jenar kesempatan bicara. "Terserah, sih, lo mau percaya atau nggak, gue cuma mau ingetin, jangan sampai lo nyesel."

Setelah mendaratkan tepukan di bahu, cowok itu berlalu. Jenar menatap koridor kosong di depannya lalu menggelengkan kepala. Namun, baru tiga langkah ia mendesis dan memutar arah. Cowok itu berjalan ke lapangan basket, ternyata yang ia cari tak ada di sana. Hanya ada Dera yang sedang berkejaran dengan Putra.

Berdecak, Jenar berusaha mengabaikan dorongan dalam hatinya untuk pergi ke tempat yang dimaksud. Rion hanya salah paham dengan hubungannya dan Arsa. Pasti karena video yang tersebar malam itu, tapi bagaimana nasib Arsa kalau dirinya tidak datang?

"Gue cuma mau ingetin, jangan sampai lo nyesel."

Argh!

Jenar mengusap wajahnya kasar lalu berbalik. Ratu Arsandita harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padanya. Cowok itu berjalan cepat keluar area sekolah. Menyusuri gang sempit yang sering digunakan sebagai jalan tikus oleh beberapa siswa. Sampai sana, Jenar dibuat tertegun. Tempat itu kosong melompong, hanya terdengar deru kendaraan dari ujung jalan dan teriakan siswa dari dalam sekolah. Jenar mengumpat pelan, ia tertipu. Jenar membalikkan badan dan terbelalak mendapati Rion dan kedua temannya berjalan mendekat.

ARSANDITA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang