part 5

56 12 0
                                    

Brukk

"FIFIIII." Teriak Niko yang melihat Fifi terjatuh tak sadarkan diri.

Beruntung Niko tepat waktu jadi kepala Fifi tidak sempat terbentur. Niko meletakkan tangannya di dahi Fifi dan ternyata Fifi kembali demam.

"Ya allah Fi, badan kamu." Ucap Niko lalu memanggil dokter untuk memeriksa Fifi.

***

Tidak lama dokter pun datang dan memeriksa keadaan Fifi.

"Gimana keadaan adik saya Dok." Tanya Niko pada dokter itu.

"Begini, adik anda tidak apa-apa hanya shock serta demam biasa saja, dan mungkin sedang banyak fikiran, saya harap jangan biarkan dia selalu tertekan yang menyebabkan daya tahan tubuhnya juga menurun, mungkin sebaiknya dirawat saja dulu supaya jika terjadi apa apa bisa langsung ditangani." Jelas dokter itu.

Setelah menjelaskan keadaan Fifi, dokter itu pun pamit sebab masih ada pasien lain yang harus diperiksa.

Niko juga langsung memberitahu Athala, adik sepupunya itu bahwa Fifi sedang dirawat. Tapi tidak dengan orang tuanya karena Niko tidak ingin membuat orang tuanya khawatir.

 Tapi tidak dengan orang tuanya karena Niko tidak ingin membuat orang tuanya khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah memberi tahu Athala, Niko langsung menemui Fifi keruangannya.

Kini Fifi dan Dion sudah dipindahkan keruang VVIP, seperti kada dokter tadi Fifi masih harus dirawat dulu, dan mereka disatukan dalam satu ruangan saja. Niko juga sudah minta izin sama keluarga Dion.

"Engh.." Fifi mulai sadar dari pingsannya.

Niko yang menyadari itu pun langsung mendekati Fifi dan memberikannya air minum.

"Alhamdulillah Fi, kamu udah sadar. Abang khawatir banget sama kamu, apalagi tadi kamu tiba tiba pingsan." Ucap Niko.

Fifi yang mendengar pun hanya tersenyum tipis.

"Bang." Panggil Fifi pada Niko.

"Iya Fi, kenapa." Sahut Niko.

"Dion kok ga bangun-bangun sih. Pasti mimpiin cewe cantik ya bang." Tanya Fifi pada Niko sambil menatap Dion yang sedang terbaring disampingnya dengan pandangan kosong dan air mata yang kembali mengalir deras.

Sebut saja Fifi cengeng, karena Fifi sangat tidak kuat melihat Dion yang terbaring seperti itu.

"Kenapa harus Dion bang, kenapa ga aku aja." Tanya Fifi.

Air matanya terus mengalir deras namun tak ada isakan yang terdengar dengan pandangan yang kosong dan jangan lupakan wajahnya yang masih pucat, biarpun tidak sepucat tadi.

"Sssttt... udah ya Fi, ga boleh ngomong kek gitu, ini udah ditakdirin sama Allah, abang yakin Dion itu cowo kuat, dia pasti secepetnya sadar dari koma. Sekarang kamu istirahat lagi ya, nanti klo misalnya Dion udah sadar, abang langsung bangunin kamu kok." Ucap Niko.

Fifi pun hanya mengangguk saja, jujur badannya kini sangat lemas dan kepalanya juga sangat sakit, tapi dia hanya diam, mencoba menahannya sendiri.

Begitulah Fifi, dia menghawatirkan keadaan orang lain, namun tidak terlalu memikirkan keadaannya.

Bahkan tak ada yang tau bahwa hampir setiap hari Fifi merasakan sakit yang sangat hebat dikepalanya, dia juga pernah tidur sambil menangis karena tak kuat menahan sakit itu.

Setelah Fifi berbaring kembali, Niko menyelimuti nya dan mengecup singkat dahi adiknya itu.

"Nice dream princessnya abang." Ucap Niko.

Tidak lama Fifi sudah tertidur dan Niko menghembuskan nafasnya lega.

Kini sepasang kekasih itu telah sama sama menutup mata indah mereka, sang gadis yang hanya tertidur dan sang laki laki yang masih terbaring koma. Semoga semuanya baik baik saja, ya semoga.

"Gw harap lu cepet sadar Yon, gw gak tega liat Fifi seperti itu." Batin Niko
***

Dua hari sudah berlalu semenjak kejadian pingsannya Fifi saat itu, kini Fifi sudah diperbolehkan pulang namun tidak dengan Dion. Dion masih belum sadarkan diri.

Meski Fifi sudah diperbolehkan pulang, Fifi tidak mau meninggalkan Dion disana.  Walaupun sudah ada keluarga dari Dion yang bisa merawat kekasihnya itu. Fifi tetaplah Fifi dia bersikeras untuk tetap menginap dan merawat Dion, sebab Fifi ingin dia yng pertama kali dilihat oleh Dion ketika pemuda itu membuka matanya kembali.

Niko dan yang lainnya hanya pasrah dan mengikuti keinginan Fifi yang tak bisa ditentang itu.

Tidak lama Niko pamit pulang sekalian nanti mengantarkan barang-barang Fifi ke rumah sakit.

***

Setelah kepulangan Niko, Fifi perlahan berjalan mendekati Dion yang sedang terbaring dan terlihat sangat damai seakan sedang bermimpi indah.

Lalu dia duduk disamping Dion yang meraih tangan kekasihnya itu.

"Yon, kapan bangun." Ucap Fifi lalu menghentikan omongannya dan menunduk.

Keluarga Dion yang paham pun meninggalkan Fifi sendirian bersama Dion didalam ruangan itu.

Hening.

"Yon, hiks kamu ga kangen sama aku, udah dua hari loh. Cukup Yon sampe sini aja kamu komanya, sekarang kamu bangun. Apa mimpi kamu lebih indah dari pada aku hiks, apa kmu gak kasian sama mimih, pipih, temen temen kamu, keluarga kamu, dan terutama aku. Kamu tau??, aku sakit liat kamu kek gini hiks sakit yang, aku gak tega yang. Sayang, bangun napa tidur mulu. Mimpi apaan sih yang, hiks bangun yang bangun." Ucap Fifi sambil terisak di samping Dion.

Setelah selesai berbicara Fifi mengusap air matanya lalu berdiri tidak lupa dia mengecup singkat tangan Dion dan berjalan keluar dari rungan Dion menuju kantin karena saat ini dia sangat haus.

***
Yee akhirnya up lagi, btw maaf ya part kali ini pendek. Buat kemaren ga bisa up soalnya jaringan ga stabil gitu. Klo gaje juga maklum yaa, namanya juga pemula.

Voment nya ya hihi jan lupa loh

#dirumahaja

"Revisi".

Weird Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang