Di saat mereka tengah menyantap makanan masing masing. Tiba tibaBrakk
"Astagfirullah." Ucap mereka bersamaan kecuali Fifi yang nampak acuh dan masih menelungkupkan kepalanya.
Brakk
Orang yang menggebrak meja itu kembali melakukan hal yang sama lagi, namun Fifi masih nampak acuh, Fifi hanya bergumam.
"Berisik, diem bisa gak sih ganggu orang tidur aja lu. Mau ngajak berteman kayanya nih si bambang." Gumam Fifi namun masih bisa di dengar.
"Cih, takut ya lo." Ucap orang itu dengan nada meremehkan.
"Astaga, bakal barabe nih klo Fifi udah marah." Gumam mereka yang kecuali Fifi dan orang itu.
"Eh sa, mending lu pergi deh daripada nyesel." Ucap Agatha mencoba memperingati Sasa namun tidak di gubris oleh cewek yang bernama Sasa itu.
"Emang napa, ooh takut ya ni bocah, adek kelas aja belagu, kegatelan lagi sama Dion, sok sok an minta anterin kekelas segala, huh emang ya sok cantik, ga mangkal lagi aja neng di lampu merah?." Ucap Sasa.
Brakk
Kali ini Fifi lah yang menendang meja kantin hingga terbalik dengan tatapannya yang tajam kepada Sasa.
Penghuni kantin yang semula ribut mendadak hening karena mendengar keributan itu.
Sasa sempat ketakutan, namun dia menutupi rasa takutnya itu dengan menampilkan wajah sombong dan angkuhnya.
"Apa lu bilang tadi, coba ulang deh. Suara lu ngeblur ga denger gw." Tanya Fifi dengan nada dingin.
"Oh lu tuli juga, nih gue ulang, kok disini gak mangkal lagi aja neng di lampu merah?." Jawab Sasa dengan nada menyolot juga jangan lupakan wajah sombong yang minta di gesek ke papan penggilesan itu.
Fifi hanya menganggukan kepala mendengar ucapan Sasa dan tersenyum lebar sambil menatap ke arah Sasa.
Macan bangun, mampus lu sa. Batin Dion, Niko, Reyhan dan Agatha.
"Hmm, emang lu pernah liat gue mangkal??, dimana???." Tanya Fifi balik dan gotcha, Sasa langsung gelagapan.
"Ya ya ada pokoknya." Jawab Sasa gugup.
"Ngapain gugup emang gue polisi." Ucap Fifi.
"Gu-gue gak gugup kok." Elak Sasa.
"Gak gugup ya, kenapa ada kata 'kok' nya, biasanya kalo gitu lagi boong loh." Ucap Fifi masih tenang.
"Gue gak boong tuh." Elak Sasa
"Hmm masa sih, noh ngaca, dari muka lu aja ketauan kali. Lipstik kaya abis minum darah, bulu mata kaya rumput lebat, bedak kaya cat no drop no bocor bocor. Malah ngatain orang, nyadar mbak, dikasih otak ama Allah itu digunain buat mikir bukannya jadi bego. Huh lu salah cari lawan mbak e." Ucap Fifi sambil mengarahkan cermin yang entah dapat darimana ke wajah Sasa.
"Ckck, awas lu." Ucap Sasa yang menahan kesal lalu pergi dari kantin meninggalkan mereka berlima sambil menahan malu akibat perkataan Fifi barusan.
"Apa lu lu pada hah, mau gue congkel tuh mata." Ucap Fifi emosi yang terdengar mengerikan bagi para murid yang menonton kejadian tadi.
Para murid itu pun langsung berhenti menatap mereka dan kembali ke pekerjaan masing-masing.
"Ke kelas aja kuy, ngantuk gue. Yon temenin" Ucap Fifi.
Mendengar ucapan Fifi, Niko langsung membayar pesanan mereka, dan mereka pun berjalan meninggalkan kantin ke kelas masing-masing. Berbeda dengan Dion yang ke kelas Fifi terlebih dahulu.
Nah kan, mood Fifi itu berubah ubah, kadang marah, ntar ga mood ntar lagi ceria. Fifi mah emang gitu ga bisa ditebak.
Bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu, beda halnya dengan Fifi. Karena tadi jam terakhir jamkos selama 2 jam, Fifi hanya tertidur dan parahnya dia belum juga bangun padal bel pulang sudah berbunyi.
"Woy kebo bangun oyy." Panggil Niko membangunkan Fifi.
Namun tak ada pergerakan dari Fifi.
"Udah gue gendong aja deh, kasian kalo dibangunin." Ucap Dion lalu menggendong Fifi ala Bridal style.
"Yaudah lah kuy pulang." Ajak Dion kemudian.
Dan mereka pun berjalan ke luar kelas menuju parkiran, ya kali ngesot.
Sesampainya disana Niko membukakan pintu mobil untuk Dion, lalu diapun menaruh Fifi di kursi tengah dan menidurkannya disana dengan paha Dion sebagai bantalan kepala Fifi.
"Guys duluan ya." Pamit Niko pada Reyhan dan Agatha lalu memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya perlahan agar tidur Fifi tidak terganggu.
Setelah 15 menit, mobil Niko mulai memasuki pekarangan rumahnya.
Tin tin
Niko membunyikan klaksonnya beberapa kali di depan gerbang, dan satpam yang mendengar itu segera membukakan gerbang tersebut.
Setelah memastikan mobil Niko sudah memasuki pekarangan rumah, satpam kembali menutup pagar tersebut.
"Yon sini biar gue yang gendong, pasti kebas tuh kaki lo." Tawar Niko.
"Oke siap, sukurlah lu peka. Nih angkat aja." Ucap Dion setuju, sebab kakinya memang kebas dan kesemutan.
Niko pun mendengus kesal dengan jawaban Dion lalu segera menggendong Fifi dan membawanya ke kamar Fifi di lantai atas, lalu menidurkannya ke kasur.
Dengan telaten Niko melepaskan kedua sepatu Fifi lalu menyalakan AC agar Fifi tidak kepanasan dan kembali ke kamarnya untuk mandi.
Di lantai bawah Dion menelpon sopirnya untuk menjemputnya.
Tidak lama sopir Dion sudah datang dan Dion langsung menghampiri Niko ke kamarnya untuk pamit pulang.
"Bang gue pamit ya." Pamit Dion dari luar kamar Niko.
"Lu pulang naik apa Yon?." Tanya Niko sebab tadi kan dia bareng Niko ya kali mau jalan kaki.
"Terbang bang."
"Bego dipelihara Yon."
"Tadi gue minta jemput sopir bang dan tuh sopir gue udah dateng. Yakali gw rajin jalan kaki dan kalo beneran bisa terbang udah dari tadi.." Jawab Dion.
"Ooh oke hus hus." Ucap Niko setengah mengusir padahal mah bercanda yang serius. Gak paham maksud saya, yaudah sabar wkwk.
"Anjer, untung calon kaka ipar. Klo bukan gw gibeng juga lu." Ucap Dion yang lebih terdengar seperti gumaman saja.
Namun, sebelum pulang Dion pergi ke kamar Fifi terlebih dahulu.
"Sweet dream princesnya Dion, aku pulang ya." Ucap Dion sambil mengecup singkat kening Fifi lalu turun menghampiri sopirnya dan pulang.
Sebenarnya Dion ingin menanyakan alasan kenapa tadi Fifi tiba-tiba badmood namun dia urungkan karena Fifi yang malah tertidur seperti itu, dan tidak tega membangunkannya.
Mungkin nanti malam atau besok saat disekolah dia akan bertanya pada Fifi mengenai hal itu.
***
Aku kambek guys wkwk, gimana ceritanya?? Seru gak??, aku harap pada suka.
Thanks for reading trus aaa makasih yang udah ngasih vote sama comment, partnya pendek hehe.
RE-VI-SI

KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Couple [END]
Teen FictionAwalnya semua masih berjalan begitu baik. Semua masih sesuai apa yang diekspektasikan oleh Fifi maupun Dion. Harapan mereka tentang hubungan yang akan bertahan selamanya pun semakin besar. Impian mereka untuk selalu bersama pun masih terus diangank...