3 tahun kemudian.
Jika kalian berfikir rumah tangga Dion dan Fifi berjalan mulus seperti jalan tol maka kalian salah. Tepatnya 5 bulan setelah pernikahan Bella kembali berulah. Meskipun mendapatkan hukuman yang begitu berat rupanya tidak membuat gadis itu kapok. Meskipun tidak dengan tangannya sendiri dia berhasil membuat anak pertama Fifi dan Dion tidak bias melihat dunia alias keguguran pada saat 2 bulan kandungan.
Dengan menyewa seseorang dan menyuruh menabrak Fifi, tidak hanya keguguran tapi sempat kekurangan darah. Beruntung dari rumah sakit banyak persediaan jadi tidak ada kefatalan yang terjadi. Karena sebab itulah hukuman Bella bertambah berat menjadi 10 tahun penjara dengan pasal pembunuhan berencana sebanyak dua kali.
6 bulan kemudian dengan izin Allah Fifi kembali mengandung. Dan sekarang mereka dikaruniai sepasang anak kembar pengantin atau laki-laki dan perempuan.
Kenzie Ervram Bagaskara atau biasa di panggil Kenzie adalah anak pertama dari Dion dan Fifi. Saat ini Kenzie berumur kurang lebih 2 tahun. Dan anak kedua mereka Kenzia Putri Bagaskara. Selisih keduanya tidak jauh yaitu hanya beberapa menit saja.
****
Saat ini Fifi sedang berada di ruang tamu dengan Kenzie dan Kenzia yang sedang bermain bersama.
"Mamamama." Ucap Kenzie.
Mendengar itu Fifi cukup terkejut, sebab itu adalah ucapan pertama sang anak yang begitu jelas di dengar.
"Waahh anak mamah udah bisa manggil mama, coba lagi."
"Mamama." Ucap Kenzie lagi. "Mamamama." Ucap Kenzia dan kali ini mereka mengucapkannya bersamaan.
"Hueee Dionnn, anak kita udah bisa manggil aku." Ucap Fifi senang dan juga terharu.
Juga, seperti yang kita ketahui Dion bekerja menjadi pilot sesuai cita-citanya sejak kecil. Dan itu artinya Dion hanya bisa pulang selama 8 atau 10 hari dalam sebulan bahkan jika dalam waktu pulang Dion mendapat panggilan untuk terbang dia harus berangkat dan satu jam kemudian sudah berada di bandara.
Bagi Fifi, menjadi istri Dion Anggara Bagaskara itu ada senang, keren, suka, dan dukanya. Memang benar dilihat sekilah seorang istri pilot sudah pasti terjamin keuangannya.
Namun disamping itu juga ada tantangan, harus siap bepergian kemana-mana sendiri. Bahkan perasaan cemas dan khawatir pun sering menghampiri. Bagaimana tidak terbang dengan ketinggian beribu-ribu kaki dari daratan sudah jelas nyawa adalah taruhan Utama. Ditambah lagi dengan adanya berita-berita kecelakaan pesawat semakin membuat perasaan Fifi campur aduk juga takut dengan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.
Begitu juga dengan Fifi, 3 tahun bersama Dion yang notabennya adalah seorang pilot dia sudah terbiasa mandiri dalam mengurus anak-anaknya.
Beruntungnya Dion dengan cerdas bias mengatur waktu agar anak-anaknya tidak kekurangan kasih saying seorang ayah. Seperti hari ini yang beruntung sedang masa-masa libur jam penerbangannya, Dion sekeluarga membawa anak-anaknya jalan-jalan ke tempat wisata alam yang terkenal di Bandung. Baik Kenzie maupun Kenzia keduanya sedari tadi terus saja berceloteh dengan Bahasa batitanya tentang apapun meskipun kurang bisa dimengerti oleh kedua orang tuanya.
"Yayayah, mamama." Celoteh Kenzia.
"Apa anak mama yang cantik." Sahut Fifi. "Ntik." Celoteh Kenzia lagi lalu terkikik khas bayi.
"Aduh Yon, gemoy nya anakku. Duh duh gemes aku jadinya." Ucap Fifi gemas.
"Hey enak aja anakmu. Anakku juga itu, kalo tanpa aku ga bakal jadi zigot." Ucap Dion menyahut sambal menyetir.
"WAAAAAA KANG CILOK BICARANYA SEKARANG DAH PANJANG GA SINGKAT-SINGKAT LAGI." Teriak Fifi tiba-tiba dan berakhir dengan telinga Dion yang berdengung juga tangisan kedua anak mereka Kenzie dan Kenzia.
Sedang pelaku utama hanya nyengir tanpa dosa.
****
Kini keempatnya yaitu Fifi, Dion, Kenzie, juga Kenzia sudah tiba di tempat wisata yang mereka tuju yaitu Grafika Cikole.
Grafika Cikole adalah lokasi wisata berupa penginapan dan restoran yang sangat cocok untuk dijadikan tempat berlibur bersama keluarga. Lokasinya yang dikelilingi oleh hutan pinus ini memiliki luas 9 hektar dan memiliki hawa yang sangat sejuk.
Benar, Dion dan keluarga kecilnya akan sekalian menginap di sana. Sekaligus memperlihatkan untuk anak-anaknya bagaimana alam luas.
Liburan seperti ini hanya bisa mereka lakukan setiap hari libur Dion saja, mengingat begitu padatnya jadwal penerbangan tuan pilot itu.
Mungkin sempat terfikir apa pesona seorang Dion Anggara masih mendominasi seperti masa-masa SMA dulu maka itu benar banyak pramugari yang diam-diam mengaguminya bahkan ada yang terang-terangan menyatakan cinta.
Respon Dion? Manusia es memang akan merespon seperti manusia alay? Tidak, pramugari-pramugari itu hanya dia anggap angin lalu dan terkadang dia anggap seperti benalu.
Banyak yang terang-terangan memuja ketampanan Dion bukan berarti hubungan pernikahan Dion juga Fifi di rahasiakan, malah sudah dipublikasikan.
Pasti pernah terbesit bukannya seorang pilot dilarang berkeluarga. Kita balik, apa peraturan itu berlaku untuk Dion? Jawabannya tidak dia berhasil meyakinkan pihak bandara bahwa menikah sebagai seorang pilot tidak bisa menjadi penghalang untuk melakukan penerbangan. Toh dia juga bisa membagi waktu, dan selama bekerja juga dia adalah seorang pilot profesional.
Kembali ke topik, sungguh tidak ada kebahagian lain bagi Dion selain melihat keluarga kecilnya bahagia seperti itu meskipun untuk berkumpul seperti ini memang sangatlah sulit. Tapi dia tetap bersyukur masih bisa memberikan kasih sayang seorang ayah untuk anak-anaknya juga memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami kepada Fifi.
"Dion, anak kita lucu ya." Ucap Fifi sambil memangku Kenzie dengan Kenzia yang berada dipangkuan Dion dan dibalas deheman singkat oleh sang suami seperti biasa.
"Ihh liat tuh ayah kalian jahat sama bunda, masa jawabnya gitu. Durhaka kamu Yon." Kata Fifi mendramalisir.
Pletak
"Kamu yang durhaka, kan udah aku bilang depan anak-anak panggil aku ayah jangan pake nama. Biar mereka nurutin, masa iya nanti manggil aku Dion, jatohnya ga sopan dong. Ngerti kan?." Jelas Dion sambil mengusap pelan jidat Fifi yang habis kena jitakan mautnya.
"Ish gausah ngasih jatah jitak juga kali Yo- eh yah. Sakit ini." Gerutu Fifi sambil manyun. Benar-benar lupa umur.
"Yah, semoga keluarga kecil kita selalu bahagia kaya gini ya, kita gatau rintangan apa yang bakal hadir di kemudian hari tapi aku harap kita berdua, aku sama kamu bisa ngelewatin itu semua demi anak-anak kita. Aku beruntung dimiliki kamu." Ucap Fifi kali ini dengan nada serius disertai senyuman manisnya dan langsung ditutup Dion mulut Fifi yang sedang tersenyum itu.
Cih, perusak suasana. Dasar possesive cap kadal.
"Iya, apapun yang terjadi keluarga kecil kita adalah tanggung jawab ku baik kamu maupun anak-anak kita. Aku juga beruntuk dikasih kesempatan ketemu kamu waktu padahal faktanya kamu udah meninggal, aku sayang kamu." Ucap Dion dan merengkuh Fifi dengan tangannya yang tidak memegangi Kenzia.
Cerita mereka benar-benar habis sampai di sini tapi bukan berarti perjalanan hidup mereka juga, masih banyak halangan juga ujian buat mereka. Semuanya baru saja di mulai, kesetian keduanya pun pasti akan teruji.
***
Oke gaes, Weird Couple memang tamat sampai di sini tidak ada ekstra part tambahan maupun sequel kedua anak mereka.
Sampai jumpa di karya author yang lainnya,
Terimakasih untuk kalian yang setia membaca dari part awal hingga part ini sekalipun cerita author mungkin membosankan.
Tinggal jejak kalian, see you and babay
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Couple [END]
Teen FictionAwalnya semua masih berjalan begitu baik. Semua masih sesuai apa yang diekspektasikan oleh Fifi maupun Dion. Harapan mereka tentang hubungan yang akan bertahan selamanya pun semakin besar. Impian mereka untuk selalu bersama pun masih terus diangank...