part 24

40 8 0
                                    


Senin dimana upacara rutin tiap minggu akan dilaksankan dari sekolah dasar hingga tingkat atas.

Banyak orang berfikir seperti ini, senin ke minggu cepet dan minggu ke senin hanya hitungan jam.

Hmm oke aku ngawur hehe.

Seperti biasa Fifi dan lainnya mengikuti apel pagi, ada yang berbeda hari ini Fifi memilih ikut berbaris daripada bertugas jaga PMR, entahlah biar Fifi berkarya.

30 menit kemudian

Upacara berakhir, para peserta upacara mulai membubarkan barisan dan kembali ke kelas masing-masing.

"Eh Tha. Hari ini ada tugas matik minat gak." Tanya Fifi pada Agatha dan dibalas gelengan saja.

Fifi pun mengangguk dan mengeluarkan buku pelajarannya, hingga tidak lama guru pun datang dan pelajaran dimulai.

Cukup lama bergelut dengan puluhan rumus matematika, istirahat pun tiba.

"Alhamdulillah." Ucap teman sekelas Fifi kompak.

"Fi kantin kuy." Ajak Agatha.

"Bawa bekal Tha, bikinan bunda." Jawab Fifi.

"Oh oke, gw kekantin ya. Bye." Pamit Agatha.

Sedangkan ditempat lain, melihat Dion yang sedang sendirian dan melamun Bella segera berjalan kearah Dion dengan seringaian nya.

"Kali ini gw pasti berhasil." Batin Bella.

"Hai beb." Sapa Bella pada Dion dan langsung bergelayut cem monyet ke tangan Dion.

Dion yang risih pun segera menepis hal itu dan memberi Bella tatapan tajamnya.

"Selow kali beb, nih aku mau ngasih ini doang kok, yaudah aku duluan ya, daah sayang muach." Ucap Bella.

Sepeninggal Bella, Dion mengernyit bingung dengan sesuatu yang diberikan Bella tersebut dan segera membukanya.

"Ooh foto ya, foto apaan si." Ucap Dion penasaran dan segera memlihat foto tersebut, setelah melihat nya Dion terkejut bukan main tangannya mengepal kuat sampai buku-buku tangannya nya memutih.

"B*ngs*t." Umpatnya

Dion pun segera berlari kesuatu tempat dengan amarah yang menggebu-gebu.

Kembali ke Fifi, setelah kepergian Agatha, Fifi mengambil kotak bekalnya didalam tas dan segera melahapnya.

Namun, ditengah acara makannya ada seseorang yang tiba-tiba menggebrak meja nya.

Brakk

"Ckck, ganggu anjer, gw lagi ma-- kan". Perkataan Fifi terpotong karena terkejut melihat siapa yang berdiri didepannya dengan wajah memerah menahan amarah.

"Apa, oh jadi kek gini sikap lu. Pantes haha gw salut. Ini alesannya lu mau break dulu. Dasar wanita rubah. Lu kek gitu karena lu main dibelakang gw dengan cowok lain iya kan, DASAR WANITA RUBAH. Nyesel gw pernah sayang dan cinta sama lu. Oke buat memperjelas mulai saat ini kita PUTUS. Denger kan??PUTUS." Ucap orang itu yang tak lain adalah Dion lalu melemparkan beberapa lembar foto kewajah Fifi dan meninggalkan Fifi yang masih berusaha mencerna apa yang didengarnya.

Putus

Putus

Putus

Wanita rubah

Kalimat itu terus terngiang dikepalanya, Fifi mengambil foto- foto itu dan melihatnya.

Matanya membulat, difoto itu nampak seorang laki-laki dengan posisi berhadapan, namun laki-laki itu dengan posisi memunggung sehingga wajahnya tidak terlihat namun Fifi tahu siapa orang itu, jika dilihat sekilas itu seperti orang yang sedang emm berciuman namun jika dilihat dari sisi berbeda itu bukan posisi yang sedang berciuman karena yang benar adalah saat itu Athala sedang meniup mata Fifi yang sedang kelilipan, yup laki-laki dan perempuan difoto itu adalah Athala dan Fifi saat berada ditaman kemaren.

Fifi masih shock, perlahan mulai paham mengerti apa yang sedang terjadi

'Gak, ini salah paham, gw harus segera jelasin sebelum terlambat.' Batin Fifi dan segera berlari menyusul Dion.

"Emm, dimana Dion, ah iya roftoop, Dion pasti disana." Ucap Fifi.

Dia pun terus berlari menuju roftopp dan benar Dion sedang duduk disofa lusuh yang sudah lama berada disana dan sedang memejamkan matanya.

"Yon, ak-aku mau jelasin semuanya Yon, kamu salah paham. Difoto itu salah kamu percaya kan." Ucap Fifi sedikit gugup.

"Jelasin? Salah paham? SALAH PAHAM GIMANA LAGI HAH, UDAH JELAS DIFOTO ITU KAMU SEDANG NGAPAIN, MASIH MAU NGEBELA DIRI HAH, IYA? BASI TAU GAK." Teriak Dion membentak Fifi.

"Gak yon beneran hiks kamu salah paham." Ucap Fifi masih berusaha meyakinkan Dion bahwa yang difoto itu salah paham, dan Fifi mulai meneteskan air matanya, sebab 2 tahun mereka berpacaran Dion tidak pernah membentak Fifi seperti ini.

"Pergi." Ucap Dion dingin.

"Hiks, tap-". Ucapan Fifi yang sambil menangis terpotong dengan bentakan Dion.

"GW BILANG PERGI YA PERGI, DENGER GAK SIH LU HAH." Teriak Dion lalu mendorong Fifi hingga Fifi terjatuh.

"Hiks, oke Yon oke. Inikan mau kamu. Iya aku pergi, aku bakal pergi dari hidup kamu, makasih buat semuanya Yon makasih. Makasih udah nyayangin aku, kasih perhatian ke aku, ngelindungin aku, makasih. Maaf klo aku ngerepotin kamu, aku ngeselin, aku nyebelin, aku gak cantik, maaf aku gak sempurna. Kali ini aku gak nagih janji kamu buat gak ninggalin aku, aku gak papa. Aku gak marah sama kamu kok. Aku udah maafin kamu, moga kamu bahagia ya dan jangan pernah nyesel sama keputusan kamu. Aku pamit Yon, oh iya aku mau ngomong ini buat terakhir kali i love you hiks, tapi ntar buat terakhir kali juga aku mau ngasih sesuatu buat kamu, tunggu aja ya hehe." Ucap Fifi sambil menangis namun masih bisa terkekeh kecil lalu bernajak dari sana dengan perasaan hancur.

Sedangkan Dion, sebenarnya dia tidak tega berbuat seperti itu pada Fifi namun kali ini ego dan amarah yang menguasainya hingga dia tega melakukannya.

***

Setelah dari roftoop, Fifi langsung kembali kekelas dan mengambil tasnya lalu segera pulang kerumah dan membolos padahal baru jam istirahat pertama.

Diperjalanan

Sambil menyetir Fifi masih saja menangis, hatinya hancur berkeping-keping, ternyata firasat buruk yang dulu dia rasakan adalah hal ini, dimana Dion seseorang yang sangat berharga dihidupnya membentaknya, mendorongnya, mencacinya, bahkan merendahkannya.

Namun, Fifi tetaplah Fifi, dia tak bisa dendam ataupun marah dengan Dion, tapi dia cukup kecewa, sebab Dion lebih percaya dengan foto yang belum tentu kebenarannya daripada penjelasan Fifi sendiri.

Tidak lama Fifi sudah sampai dan segera turun dari mobil kesayangannya lalu menuju kamarnya dengan air mata yang terus menetes.

To bang Niko:
Bang, klo jamkos pulang aja ya hubungin Atha juga, ada yang mau Fifi omongin.

Send.

Setelah mengirim pesan singkat itu, dia duduk disisi ranjang tepatnya dilantai sambil memeluk lututnya dan terus terisak, hingga tidak sadar dia terlelap.

Cukup lama, Niko pun juga sudah sampai bersama Athala dan segera menuju kamar Fifi.

"YA ALLAH FIFIIII KAMU KENAPA." Teriak Niko kaget.

***

Hay hay hello, kembali lagi bertemu dengan saya di, eh kok jadi ngawur. Ashiapp makasih buat yang udah baca sama yang ngasih vote ya, jadi terhura aku tuh hehe.

Sorry sorry pagi ya kalo ceritanya gaje wkwk

Tinggal beberapa part lagi bakal ending nih, tetep stay ya diceritaku hehe.

Masih nunggu 10 part ya hehe, dadah salam rindu dari aku #plak, candaa, mungkin cukup sampai disini demikian dan terimakasih.

Oke, kali ini aku gak nunggu 10 vote lagi, karena apa, karena aku gatel pengen publis wkwkk, jadi publisnya setiap selese 1 part ya, oke? Oke dong

Babayy

Weird Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang