***
Fifi masih saja manyun melihat abangnya yang terlalu asik dengan pacarnya dan mengabaikan dirinya.Makin lama bukannya sadar bahwa Fifi sudah mulai kesal Niko malah semakin mengabaikannya.
Inilah yang Fifi takutkan, dia takut kasih sayang dan perhatian abang satu satunya itu terbagi. Bukannya egois dia hanya takut itu saja, dia sudah terbiasa selalu diperhatikan oleh abangnya itu dan bahkan hampir tidak pernah diabaikan sama sekali.
"Bang." Panggil Fifi, namun tak ada sahutan, Niko masih saja asik bercanda dengan Ana.
"Bang ih."panggil Fifi lagi, lalu Niko pun menengok.
"Bentar, ahahahaha udah ih aku geli Ana, tunggu ya dek ahahaha." Ucap Niko sambil tertawa.
Niko tetap saja mengabaikannya, namun itulah Fifi dia sangat tidak suka diabaikan begitu, biarkan saja jika sikapnya berlebihan.
"Oh, lanjutin aja." Ucap Fifi dan berjalan kelantai atas menuju kamarnya.
Fifi sangat sangat tidak suka diabaikan seperti ini, biasanya ada Dion yang selalu menemaninya tapi dia paham kekasihnya itu perlu istirahat.
Setelah sampai dia pun membuka pintu kamar dan masuk kedalam lalu menutup pintu kamarnya dengan keras sampai terdengar dentuman keras.
Brakk
Niko pun terkejut mendengar hal itu namun hanya acuh saja.
Sedangkan di kamar, Fifi masih kesal dengan abangnya itu.
Hey, Fifi itu adik kandungnya bukan adik angkat doang. Apa dia salah jika dia bersikap seperti itu.
Dikamar Fifi terus saja mendumel karena kesal dan sedikit kecewa dengan sikap Niko tadi, Fifi sangat tidak suka jika diacuhkan seperti itu.
"Ini perasaan gue aja atau emang beneran ya, semenjak bang Niko balikan dengan ka Ana tadi sore, sifat bang Niko mulai berubah." Tanya Fifi pada dirinya sendiri.
"Udah ah, mending sekarang gue sholat isya dulu deh." Ucapnya dan segera mengambil wudhu kemudian sholat.
Setelah selesai sholat, Fifi beranjak menuju balkon kamarnya dan duduk dibangku santai yang ada disana, langit begitu terlihat indah malam ini, angin berhembus mengenai badan nya yang kini hanya memakai baju santai lengan pendek saja. Sudah dipastikan jika Dion tahu tentang ini maka dia akan segera mengomeli Fifi.
Fifi tidak perduli jika badannya kedinginan dan bisa saja membuatnya sakit, sungguh dia sangat tidak suka diabaikan begitu saj
Lalu Fifi memajamkan matanya dan menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan sambil menikmati angin malam yang menyejukkan juga membuatnya kedinginan dalam waktu bersamaan.
"Bang, kok abang gini sih, padahal biasanya abang ga pernah nyuekin aku kek gini. Apa perlahan abang bakal ga perduli lagi sama aku trus abang bakal ninggalin aku." Gumam Fifi dan tanpa sadar air matanya mulai menetes lalu semakin deras namun tak ada isakan yang terdengar sama sekali.
Air matanya sudah mulai reda dan kini mata Fifi mulai mengantuk dan kepalanya juga mulai pusing serta badannya yang mulai menggigil, namun Fifi masih tetap disana.
Beruntung bangku santai yang ada di balkon itu panjang Fifi pun merebahkan dirinya disana, hingga akhirnya tidak sadar dia tertidur di balkon kamarnya tanpa diketahui oleh Niko.
Beralih ke Niko. Saat ini Niko masih saja bercanda dengan Ana, bahkan dia lupa kalau Fifi belum makan sejak pulang dari rumah Dion tadi.
"Oiya yang kamu udah makan belum." Tanya Niko pada Ana dan Ana hanya menggeleng.
"Kok belum sih, ntar kamu sakit loh, yodah sekarang kita makan bareng yuk." Ajak Niko.
"Adek kamu?." Tanya Ana pada Niko.
"Udah kok, dia udah gede gitu juga." Jawab Niko enteng.
Sekarang mereka sudah berada di meja makan, Niko pun memanggil bi Inah ART nya untuk menyiapkan makanan.
Setelah bi Inah sudah menyiapkan makanan nya mereka pun mulai makan.
"Nih aaaa." Tawar Niko, lalu menyuapi Ana dan begitu terus hingga mereka selesai makan.
Kini mereka sudah selesai makan malam dan berhubung sudah mulai larut juga Ana pun pamit pulang.
"Yodah aku pulang ya, udah mulai larut ini." Pamit Ana.
"Oke, aku anterin ya, ga baik cewe pulang sendirian, udah jam segini juga, apalagi kamu. Aku gak mau kamu kenapa napa." Ucap Niko, Ana pun hanya mengangguk saja lalu tersenyum.
"Oke kuy." Uca Niko bahkan tanpa pamit dulu, padahal biasnya dia Niko bakal pamit dulu pada adiknya itu.
Niko lalu mengambil kunci mobil nya dan mengantarkan Ana pulang
"Silahkan tuan putri." Ucap Niko sambil membukakan pintu mobil untuk Ana layaknya tuan putri.
Ana tersenyum senang lalu segera masuk kedalam mobil itu dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
Mobil Niko pun mulai berjalan meninggalkan pekarangan rumah, satpam yang melihat itu pun langsung membukakan pintu gerbang untuk mereka.
Mobil Niko mulai menyusuri jalanan kota yng sudah mulai sepi, didalam mobil juga hanya terjadi keheningan saja. Ana yang fokus dengan handphone nya dan Niko yang fokus menyetir.
Skip
Setelah beberapa lama mobil Niko sudah sampai didepan rumah Ana.
"Eh udah sampe sini aja ga papa kok." Ucap Ana.
"Okee, bentar aku bukain." Ucap Niko kemudian.
Niko turun dan membukakan pintu untuk Ana lalu mengulurkan tangannya dan disambut oleh Ana dengan senyuman.
"Siip, ga ada lecet kan. Masuk gih. Langsung tidur ya jangan begadang." Ucap Niko lalu mengacak acak rambut Ana.
"Siaapp, aku masuk ya dah sayangg." Pamit Ana dan dibalas dengan anggukan tak lupa senyuman dari Niko.
Setelah memastikan Ana sudah masuk kedalam, Niko pun pulang kerumah.
Tidak perlu waktu lama, dia sudah sampai di rumahnya.
Tin tin
Niko membunyikan klakson mobilnya, satpam yang mendengar pun langsung membukakn pintu, setelah mobil Niko sudah masuk satpam pun menutup gerbang dan menguncinya.
"Huft!." Ucap Niko dan berjalan menuju kamarnya, catet dia bahkan lupa untuk memeriksa kekamar Fifi untuk memstikan apakah adiknya itu sudah tertidur atau belum.
Niko membuka pintu kamarnya dan langsung mencuci mukanya dan sikat gigi lalu merebahkan badannya ke kasur king size hitam putih nya dan mulai terlelap.
Bahkan tanpa Niko tahu jika saat ini Fifi sedang tidur tanpa selimut atau alas apapun.
***
Update lagi huhuu😂, kasian tuh Fifi nya diabaikan gitu, udah dipanggil berapa kali malah tetep dicuekin hadehh, Niko kok berubah gitu ya.Pendek ya hehe, sampai sini dulu, tunggu kelanjutannya lagi ya.
Terimakasih buat yng udah baca plus ngasih bintang ya biarpun ini tuh ceritanya gaje gitu, banyak typo nya lagi haha.
*Revisi dikit*
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Couple [END]
Fiksi RemajaAwalnya semua masih berjalan begitu baik. Semua masih sesuai apa yang diekspektasikan oleh Fifi maupun Dion. Harapan mereka tentang hubungan yang akan bertahan selamanya pun semakin besar. Impian mereka untuk selalu bersama pun masih terus diangank...