30. End

47 7 2
                                    


"Yon, maaf. Jujur sebenernya aku juga masih sayang banget sama kamu. Dari dulu sampe sekarang ga ada sedikitpun berkurang. Soal pertanyaanmu tadi emm, yes i will. Mari kita lanjutin lagi kisah kita." Ucap Alexa eh Fifi akhirnya.

Dion yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya langsung mendekap erat Fifi.

Hangat.

Itulah yang dirasakan Fifi, kini semuanya telah membaik seperti sedia kala. Soal luka pada hati Fifi biarlah waktu yang menyembuhkan. Air mata yang dulu pernah mengalir kini telah terganti dengan senyum kebahagiaan.

"Makasih Fi makasih, kamu udah mau nerima aku lagi sekalipun udah banyak banget luka yang aku kasih sama kamu, bahkan aku udah pernah nyakitin fisik bahkan mental kamu dulu. Aku betul betul minta maaf buat semua yang pernah aku lakuin ke kamu." Ucap Dion dengan tatapan menyendu.

"Aku udah maafin semuanya Yon, sebelum kamu minta maaf hari ini aku udah maafin kamu." Jawab Fifi tersenyum hangat.

Mereka pun melanjutkan pembicaraan, entah topik serius atau hanya sekedar candaan, sebut saja quality time. Baik bagi Fifi maupun bagi Dion keduanya sama-sama bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan menata kembali apa yang sudah hancur.

***
Satu minggu kemudian...

Satu minggu ini ada sedikit perubahan Dion, bisa dibilang sifat cueknya kembali muncul. Memang Dion adalah tipe cowok yang cuek, namun kali ini berbeda. Dion juga selalu menghindar saat Fifi ajak untuk bertemu.

Sikap Dion yang seperti itupun membuat Fifi bingung, ada apa sebenarnya? Dan apa dia membuat kesalahan? Tapi kenapa Dion tiba-tiba cuek begini. Contohnya saja hari ini, saat Fifi mengajak Dion jalan-jalan dan mencicipi kuliner khas jerman, Dion dengan mudahnya mengatakan tidak bisa tanpa alasan yang jelas sedikitpun.

Padahal tadi pagi mood Fifi sangat baik, karena dia fikir dengan mengajak Dion jalan-jalan hari ini akan membuag sifat Dion tak secuek ini padanya. Tapi, apalah daya kenyataan tidak sesuai ekspetasi. Bukannya menerima ajakan Fifi, Dion malah menolaknya.

Sudahlah, Fifi terlanjur kesal dengan Dion. Tak apa, dia bisa berangkat sendiri ke tempat itu.

"Ish dasar ngeselin, udah cuek nya jadi horor gitu lagi. Au ah gelap. Mending berangkat sendiri aja. Ish." Gerutu Fifi sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Lihat bukan diusianya yang sudah di atas 20 tahun, tapi sifatnya masih saja seperti bocah.

***

"Dion mah dasar, om-om, kakek-kakek, bikin kesel pula. Untung sayang. Ish kann, padahal rencananya mau jahilin Dion hari ini, kan jadi gagal." Diperjalanan pun Fifi tetap saja mengomel tidak jelas.

Tidal lama Fifi telah sampai ke tempat dimana banyak makanan tersedia, mulai dari makanan lokal sampai makanan Indonesia pun ada di sini.

Setelah puas memakan kuliner khas Jerman Fifi pun berniat ke Frankfrut. Karena ini malam maka keindahan di sana semakin memanjakkan mata dengan lampu-lampu yang terlihat menakjubkan.

           ***
Saat sedang asik berkeliling tiba-tiba ada seorang anak kecil memberikan Fifi sebuket bunga yang begitu indah.

"Hey, ini dari siapa? Dan kenapa diberikan kepada saya? Ini bukan hari spesial." Ucap Fifi pada anak itu. (Anggap saja dalam bahasa jerman).

Bukannya menjawab anak itu hanya tersenyum lalu pergi dari sana begitu saja dan hal itu membuat Fifi semakin bingung.

Namun, Fifi tetaplah Fifi. Dia hanya bersikap bodo amat, namun tetap menyimpan bunga itu, dan membawanya sambil berkeliling berburu makanan.

Weird Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang