Bugh..Plak..
Bugh..
"Dasar gak becus, nyulik cewe kek gitu aja gagal." Ucap Bella memarahi orang suruhannya karena telah gagal.
"Ma-maaf gw gak tau, gw kira itu cewe yang lu maksud. Soalnya gw nyulik dia lewat belakang dan dari belakang sama persis." Jelas David orang suruhan Bella.
"Argg gagal rencana gw. Tapi tunggu dulu, ada yang aneh, hmm sepertinya ada seseorang yang ikut campur. Baiklah sebaiknya langsung rencana terakhir." Gumam Bella.
"Nih, obati luka lu. Dan tunggu kabar gw bukan ngejalanin rencananya." Ucap nya pada David dan memberikan beberapa uang lalu pergi dari sana.
***
Fifi dan yang lainnya kecuali Dion sedang berkumpul di rumah Fifi, mereka membahas tentang rencana licik Bella.
"Bang, gimana ceritanya sih tentang rencana penculikan itu." Tanya Fifi heran.
"Jadi gini, pas abng sama Athala udah mengetahui rencana itu, kita berdua memanipulasi rencana itu. Sasaran Bella kan lu. Nah gw kenal seseorang yang klo diliat dari belakang persis ke lu, trus gw minta tolong sama dia dan dia mau asal gw tanggung jawab klo dia luka. Trus kan yang gw tau klo orang mau nyulik pasti lewat belakang dan boom rencana gw sama Atahala berhasil. Gitu, paham ga?." Jelas Niko.
"Hmm oke oke paham. Trus buktinya udah cukup?." Tanya Fifi.
"Oke. Klo soal bukti belum cukup soalnya masih ada rencana terakhir yang bakal dijalanin Bella. Dan gw rasa dalam beberapa hari ini dia bakal ngejalanin rencananya." Jelas Niko lagi.
"Oooo okelah." Ucap Fifi.
Niko hanya menepuk jidat, hanya oh oke?, Niko sudah menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi dan jawabannya hanya oh sungguh klo Fifi bukan adek kesayangannya udah dilempar ke sungai amazon nih anak.
"Athala." Panggil Fifi.
Sang pemilik nama pun menengok ke arah Fifi dan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya ada apa.
"Hehe, Athalah kan comel tuh, item, tinggi, mancung trus-."
"To the point deh mau apaan." Potong Athala.
"Ehehe, beliin ice cream dong." Jawab Fifi sambil nyengir.
"Yaudahlah kuy." Ucap Athala setuju dan mereka berdua pun langsung berangkat.
Sebelum membuka pintu, langkah mereka terhenti dengan suara makhluk gaib.
"Woy, masa kita berdua ditinggalin sih. Kita ikut ya." Ucap Niko dan diangguki Agatha.
"Kagak boleh, ntar Fifi beliin aja tapi pake uang Athala hehe." Ucap Fifi.
"Jangan ada yang ikut atau kalian dapat hukuman." Putus Fifi dan Niko pun hanya mendengus dan pasrah tetap tinggal dirumah.
"Jalan kaki aja ya ke tamannya." Ucap Fifi saat mereka sudah diluar rumah.
"Lah kok taman, kamu oon apa gimana sih mau ice cream kok ketaman." Ucap Athala bingung.
"Ish lu eh kamu eh lu tuh yang oon, kan ditaman yang depan komplek itu ada yang jual ice cream juga." Ucap Fifi menjelaskan.
"Oohhh. Ashiapp." Ucap Athala.
"Dih kek gitu segala, sodara Atta Halilintar yang keberapa tuh." Ucap Fifi.
"Yang kesekian dan terimakasih." Ucap Athala lalu terbahak karena berhasil membuat Fifi kesal.
"Eek kau." Ucap Fifi sedikit kesal.
"Eek? Bau dong." Ucap Athala.
"Tau ah gelap Atha gelapp." Kesal Fifi.
"Siang ini masa gelap." Ucap Athala lagi.
"DIEMM." Teriak Fifi dan membuat mereka menjadi pusat perhatian sebab mereka berdua sudah memasuki taman komplek.
Sedangkan Athala, bukannya takut Fifi marah dia malah tertawa terbahak-bahak, dan hal itu pun membuat Fifi semakin kesal.
Fifi menghentak-hentakkan kakinya ke jalan pertanda sedang kesal lalu berjalan kebangku taman meninggalkan Athala yang masih saja terbahak.
"Huh dasar sepupu somplak, nyebelin, ngeselin, idup lagi." Gerutu Fifi masih kesal.
Beberapa saat kemudian Fifi merasakan ada sesuatu yang dingin menempel dipipi nya, dan ternyata itu adalah ice cream vanilla kesukaannya.
"Nih buat lu, yang tadi gw emang sengaja bikin lu kesel hahaha." Ucap Athala sedikit tertawa diujung kalimatnya.
Sedangkan Fifi hanya mendengus namun tetap mengambil ice cream itu dan segera memakannya dengan rakus.
"Sabar elah, belepotan noh." Ucap Athala lalu mengambil sapu tangannya dan membersihkan mulut Fifi yang belepotan.
"Gimana? Romantiskan gw." Ucap Athala dengan pede.
Pletak
"Eek lu." Ucap Fifi dan menjitak jidat Athala.
"Wadaw, sakit elah." Dengus Athala dan mengusap jidat nya yang dijitak Fifi.
"Rasain noh." Ucap Fifi lalu melanjutkan memakan ice creamnya hingga habis tak tersisa.
"Aelah udah abis aja, lu sih beliinnya cuman satu huh dasar pelit." Ucap Fifi .
"Lu nya aja yang rakus dodol." Ucap Athala.
Fifi hanya mendengus kesal, lalu menundukkan kepalanya.
"Eh eh lu kenapa, aelah jangan nangis yaudah iya gw beliin lagi. Tunggu bentar." Ucap Atha.
Tanpa Atha ketahui Fifi tersenyum jahil sebab rencananya berhasil.
Tidak lama Atha kembali dengan dua ice cream ditangannya dan memberikan nya kepada Fifi
"Nih habis ini udah ya ntar lu sakit gw yang diamuk tuh singa." Ucap Atha.
"Wiihh makasih." Ucap Fifi sumringah.
Fifi pun segera memakan ice cream itu lagi, seperti biasa tak perlu waktu lama, kedua ice cream itu sudah habis.
"Njay dasar rakus." Ledek Atha.
"Eh eh aduh duh Tha, aduhh." Rengek Fifi tiba-tiba.
"Lah lah lu kenapa Fi." Bingung Atha.
"Mata gw kelilipan elah aduhh." Rengek Fifi.
"Aelah gimana sih kok bisa sampe kelilipan sini gw tiupin. Melek mata lu jangan merem gitu." Ucap Athala dan meniup mata Fifi yang kelilipan.
Fyuuhh
"Ckck, sabar Athaa hujan lokal ini mata gw elah." Ucap Fifi kesal, bagaimana tidak kesal air liur Athala juga ikut masuk kematanya.
"Wkwk sorry Fi, yang penting udah gak perih lagi kan." Ucap Atha.
"Huh tau ah, pulang aja yuk ah, eh iya kita mampir lagi ke penjual ice cream nya beliin abang sama Agatha." Ucap Fifi.
Dan mereka pun beranjak dari sana.
Disisi taman yang berbeda tanpa mereka sadari ada seseorang yang diam-diam memoto mereka berdua sambil tersenyum licik.
"Gotcha, misi selesai." Batin orang itu, lalu pergi dari sana karena tugasnya sudah selesai.
***
Hem hem hem aku kambek gaess, makasih yang udah baca plus ngasih vote, ugh love you all.
Masih sama ya up lagi nya nunggu 10 vote dulu lah minimal hehe, dadahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Couple [END]
Fiksi RemajaAwalnya semua masih berjalan begitu baik. Semua masih sesuai apa yang diekspektasikan oleh Fifi maupun Dion. Harapan mereka tentang hubungan yang akan bertahan selamanya pun semakin besar. Impian mereka untuk selalu bersama pun masih terus diangank...