Fifi hanya acuh dengan kedatangan orang itu."Misi ka aku mau lewat." Ucap Fifi sopan pada seniornya yang seperti ondel ondel itu.
"Gak semudah itu, guys pegang dia." Ucap nya, dan menyuruh para dayang dayangnya untuk memegang Fifi.
Ah iya masih ingat dengan Sasa yang menggebrak meja Fifi pas dikantin, jadi Sasa adalah salah satu dayang dari Bella, sedangkan yang satunya bernama Nita.
Namun sebelum berhasil menyentuh tangan Fifi, Fifi sudah terlebih dahulu memelintir tangan Sasa dan Nita. Kaka kelas yang melabrak Fifi itu bername tag Arabella Putri, yap dialah Bella yang selalu mengejar ngejar Dion, namun hanya di abaikan saja oleh Dion. Dan dia akan menyingkirkan siapa pun yang mencoba merebut Dion yang hanya miliknya.
"Jangan sentuh gue." Ucap Fifi sambil terus memelintir tangan kedua dayang Bella.
Dayang dayang Bella pun ketakutan dan terpaksa mengangguk lalu Fifi melepaskan pelintiran tangannya.
Bella yang melihat itu pun tidak terima dan langsung mendorong Fifi hingga punggung Fifi membentur tembok, lumayan sakit tapi tak ada terlihat raut wajah kesakitan dari Fifi.
"Wih punya nyali ya main kasar sama adek kelas sebdiri, selow dong." Ucap Fifi terkekeh dan membuat Bella semakin emosi.
"Heh diam ya lu." Bentak Bella dan
Plak
Yap, Bella menampar Fifi hingga pipi kanan Fifi sedikit memerah.
"Uuuuu main fisik nih. Btw perasaan gue gak ada urusan sama lu deh" Ucap Fifi lgi dengan kata lu-gue.
"Uu bisa pakai lu gue juga ya ternyata." Ledek Bella dan Fifi dia hanya mengangguk lalu tersenyum.
"Iya dong. Mau muji? Ah makasih banget" Balas Fifi tetap dengan senyuman yang sedikit songong.
Dan sukses membuat Bella semakin marah.
"Belagu banget lu ya, gue peringatin sama lu ya jauhin Dion, karena dia itu pacar gue dan cuman milik gue. Kalo lu masih nekat kecentilan sama Dion lu bakal tau akibatnya" Ucap Bella angkuh.
"Pfffttt hahaha, pacar lu ya? Yakin Dion mau sama cewek modelan ondel-ondel kaya lu?, hmm tapi btw klo ternyata gue jodohnya lu bisa apa dong." Ucap Fifi tertawa kecil.
"Heh lu itu emang belagu banget sih, ingeet ya ini belum seberapa, klo lu masih deketin Dion, maka lu bakal nerima akibatnya." Ucap Bella.
"Hmm mau gak ya, ya gak lah, lu kira lu siapa pake nyuruh nyuruh gue jauhin Dion, cih lu tuh yang belagu." Ucap Fifi.
"Liat aja nanti apa yang bakal gue lakuin sama lu. Yuk guys cabut." Ucap Bella dan pergi meninggalkan Fifi di toilet.
"Huh bikin naik darah aja, pake di tampar lagi, merah dah nih. Dan pasti bakal interogasi." Gerutu Fifi lalu pergi dari toilet itu dan kembali menuju ke kantin.
Pas sampai, Fifi pun duduk ke bangkunya tadi lalu melanjutkan makan nya yang tertunda.
"Kok lama banget sih Fi." Tanya Agatha.
"Biasa ngantri dulu." Jawab Fifi dan beruntungnya mereka langsung percaya dengan apa yang diucapkan Fifi.
Dion pun terus memperhatikan Fifi hingga matanya melihat ada bekas merah di pipi Fifi.
"Fi." Panggil Dion dan Fifi pun menolah.
"Iya." Sahut nya.
"Beneran ngantri dulu, atau ada hal lain." Tanya Dion serius dan Fifi pun menegang.
"Iya beneran." Jawab Fifi.
"Itu pipi kamu kenapa merah gitu, kaya bekas ditampar." Selidik Dion.
Dan refleks Fifi menutupi pipinya yang merah itu dengan tangannya.
"Ini bekas kejedot ah iya itu." Jawab Fifi.
"Fi, liat aku dan jelasin apa yang udah terjadi sama kamu, aku tau kamu boong." Ucap Dion dengan nada dingin dan itu pertanda siaga 1.
Jika sudah begita tidak ada cara lain lagi selain mengatakan yang sebenarnya.'Kok bisa tau kalo gw boong, dia cenayang ya, kok gw baru tau.' Batin Fifi.
"Aku bukan cenayang seperti yang kamu fikirin, sekarang jelasin." Ucap Dion dan membuat Fifi terkejut, sebab kok Dion bisa tau apa yang sedang dia fikirin.
"Emmm anu, tadi di labrak senior trus ditampar. Heheh pis Yon." Jelas Fifi dengan pelan lalu menunduk karena takut dengan aura yang Dion keluarkan.
"Siapa?." Tanya Dion.
"Emm itu si ondel ondel eh si Bella." Ucap Fifi akhirnya. Dan sempat keceplosan dengan menyebut Bella ondel ondel.
"Arabella Putri, XII IPA 1?." Tanya Niko meyakinkan.
"Mungkin. Gatau juga aku, mukanya pasaran kan mirip ondel-ondel betawi. Hihi." Ucap Fifi masih sempat nyengir.
Mendengar itu rahang Dion mengeras pertanda dia sedang marah, Fifi yang melihat itu langsung mengusap punggung Dion berniat menenangkan.
"Udah gak papa, paling besok udah gak merah lagi kok." Ucap Fifi meyakinkan mereka.
"Tap-." Belum selesai berbicara, Fifi langsung memotong ucapan Dion.
"Udah Dioonn aku gak papa beneran." Ucap Fifi lagi.
Apa boleh buat, Dion pun menghela nafas pasrah dan mengangguk.
"Oke, kali ini gak papa, tapi kalo sekali lagi aku gk bakal tinggal diem." Ucap Dion.
"Iya Dion iya." Ucap Fifi.
"Aku gak mau kamu kenapa-napa." Ucap Dion dan menyandarkan kepala Fifi ke bahunya lalu mengusap usap pipi Fifi yang merah.
"Uhuk uhuk keselek semen." Ucap Niko lebay.
"Aduh klo mau mesra-mesra an jangan disini dong." Timpal Reyhan.
"Dunia serasa milik berdua ya, yang lain mah cuma ngontrak atuh." Ucap Agatha dramatis.
"Bodo amat." Ucap Dion dan Fifi bersamaan.
Sedangkan di sisi lain seseorang mengepalkan tangan melihat kejadian itu.
'Awas lu adek kelas belagu, gue bakal rebut Dion dari lu dan buat Dion ngebenci lu sebenci bencinya' Batin orang itu sambil tersenyum licik lalu meninggalkan kantin diikuti oleh teman-temannya.
***
Yeee up, cuma 800 kata ya hehe, inget ya jangan lupa tinggalin jejak.
RE VI SI. tau dah ada perubahan apa kagak. Musim pandemi ide nulis juga kena imbasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Couple [END]
Fiksi RemajaAwalnya semua masih berjalan begitu baik. Semua masih sesuai apa yang diekspektasikan oleh Fifi maupun Dion. Harapan mereka tentang hubungan yang akan bertahan selamanya pun semakin besar. Impian mereka untuk selalu bersama pun masih terus diangank...