part 6

54 9 0
                                    


Hari ini genap seminggu semenjak Dion dinyatakan koma waktu itu.

Fifi masih setia menjaga dan menunggu Dion sadar, bahkan dia seperti mayat hidup sebab Fifi jarang makan juga tidur.

Wajahnya juga masih pucat, biarpun Niko dan yng lainnya sudah menyuruh Fifi istirahat agar tidak ikut sakit juga, namun Fifi tetap bersikeras untuk tetap dirumah sakit menunggu Dion sadar.

Fifi juga sudah 1 minggu tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit. Beruntung pihak sekolah tidak mempermasalahkannya biarpun izin selama 1 minggu.

Berbeda dengan Athala, setelah dikabari bahwa Fifi masuk rumah sakit waktu itu dia baru bisa menjenguk Fifi dua hari kemudian karena saat ingin berangkat ke rumah sakit ada sebuah urusan yng sangat penting.

Awalnya Athala tetap ingin menjenguk sepupunya itu, tapi sebelumnya dia juga memberi tahu urusan itu pada Niko, dan Niko menyarankan agar Athala menyelesaikan urusannya dulu, bukan bermaksud menganggap Fifi tidak penting tapi justru Niko paham dengan urusan Athala.

***

Dan saat ini Fifi berada disamping Dion yang sedang terbaring lalu menatapnya dengan pandangan sendu.

Dia merindukan semua yang ada dalam diri Dion, mulai sikap dinginnya, jailnya dan lainnya.

"Yon hiks ini udah satu minggu loh, kamu gak kangen sama aku hiks,, aku tau kamu denger suara aku, jadi bangun ya yon hiks." Isak Fifi lagi.

Dion pov

Gue ga tau apa yang terjadi sama gue, tapi yang gue rasain badan gue seakan mati rasa dan mata gue sangat berat untuk dibuka.

Tapi yang jelas gw selalu denger suara cewek manggil-manggil gue, tiap gue mau nyari sumber suara itu badan gue tiba-tiba lemah tidak bisa digerakin sama sekali. Gue juga bingung, apa gue udah mati?

Satu minggu kemudian

Semenjak beberapa hari yang lalu gue berada ditempat asing, hanya kesunyian yang ada.

Berkali kali gue berkeliling dan berteriak memanggil semuanya tapi ga ada satupun orang ditempat ini.

Setiap hari gue cuman sendiri disini, dan setiap hari juga gue mendengar suara orang menangis dan manggil manggil nama gue, suara itu gue kaya kenal ya itu suara Fifi, orang yang begitu berharga buat gue. Sebut saja ini lebay, tapi memang itu kenyataannya.

Gue gak tau udah berapa lama gue berada disini, terakhir gue inget ginjal gue sakit banget dan setelah itu gue gak tau lagi.

Sekarang gue duduk ditepi danau, dan tiba tiba gue mendengar isak tangis dari Fifi lagi. Jujur, tiap denger dia nangis hati gue juga ikut sakit liatnya.

"Yon hiks ini udah satu minggu loh, kamu gak kangen sama aku hiks,, aku tau kamu denger suara aku, jadi bangun ya yon hiks."

Gue berlari mencari cari diamana asal suara itu.

"FIFIII." Teriak gue.

Gue terus berlari hingga gue melihat ada cahaya putih tidak jauh dari gue berdiri saat ini.

Aneh, gak seperti seminggu lalu setiap gue nyari asal suara badan gw bakal lemes tapi kenapa sekarang enggak.

"Fiii." Ucap gue sambil berjalan ke cahaya putih itu.

"Dionn hiks, bangunn yon bangun."

Itu suara Fifi lagi, saat gue sudah didekat cahaya itu, cahayanya semakin menyilaukan dan gue pun menutup mata gue sambil terus menyurusi cahaya itu.

Dion pov end

Ditengah tengah tangisan Fifi, tiba tiba Fifi melihat jari Dion mulai bergerak dan mata indahnya juga perlahan terbuka.

Weird Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang