WARNING!!!! 20 ++
(Series 1 Blackwood)
Pernah terpikir dan ngebayangin gak bakalan kepincut plus jatuh cinta sama om-om dari pada sama anaknya.
Bisa saja itu terjadi, karena perasaan yang tumbuh siapa yang tahu dan siapa yang dapat mengontrolnya.
It...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Getaran samar di nakas samping tempat tidur berhasil mengusik tidur seseorang.
Alenzo mengerang kesal akibat gangguan tersebut lalu menyambar HP-nya cepat.
"Apa!" Sentak Alenzo langsung dengan suara tidak keras, dia cukup sadar tidak ingin mengganggu tidur seseorang yang saat ini masih terlelap di sampingnya.
"....."
"Sialan!" Maki Alenzo, "tidak bisakah simpan saja di ruang kerjaku? Kau mengganggu saja."
Usai mengatakan itu dan tanpa menunggu balasan dari sang penelpon Alenzo langsung mematikan sambungan telponnya.
Melirik gadis yang masih asyik terbawa mimpi, senyum Alenzo merekah sampai ketelinga mengingat pengalaman bersama gadisnya. Dia merasa seperti dalam mimpi ketika akhirnya bisa memiliki sang kekasih seutuhnya, bukan hanya itu dia juga berhasil menandainya di detik-detik akhir pelepasannya.
Shit! Dia lupa, kalau kekasihnya ini belum mengetahui wujud aslinya.
Perasaan gelisah menyeruak memasuki hatinya, bagaimana ketika kekasihnya bangun dan mengingat apa yang dia lakukan? Takut, kah? Marah, kah? Atau pergi meninggalkannya?
Oh tidak!
Soal takut dan marah Alenzo akan menerimanya, tapi kalau sampai berani meninggalkannya, Alenzo tidak akan tinggal diam. Dia akan berusaha untuk mengupayakan kelasihnya untuk tetap tinggal di sisinya, entah itu cara lembut atau kasar Alenzo tidak akan peduli. Bahkan kalau perlu Alenzo akan menggunakan cara seperti malam tadi, memasuki dan menghujamnya terus menerus hingga kekasihnya hamil.
Well, Alenzo tidak peduli jika ada yang mengatakannya gila. Yang terpenting tekad Alenzo untuk bisa memiliki gadisnya tercapai hingga selamanya.