WARNING!!!! 20 ++
(Series 1 Blackwood)
Pernah terpikir dan ngebayangin gak bakalan kepincut plus jatuh cinta sama om-om dari pada sama anaknya.
Bisa saja itu terjadi, karena perasaan yang tumbuh siapa yang tahu dan siapa yang dapat mengontrolnya.
It...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Quenvee mendumel kesal, meringis-- nyaris menjerit di setiap kali kakinya mengambil langkah. Ini semua gara-gara si duda yang sialnya sangat hot.
Pria itu benar-benar menepati kata-katanya yang akan menghukumnya, menggempurnya habis-habisan, alhasil sekarang dia harus berjalan ngangkang akibat rasa sakit di pangkal pahanya.
"Oh God! Ini penyiksaan!" Erangnya kesal sekali lagi ketika langkahnya terhenti di depan tangga.
"Kemana aja lo baru pulang sekarang?"
Tubuh Vee berjengit, suara itu benar-benar membuatnya terkejut dan mengakibatkan jantungnya berdegup kencang.
Berbalik, dia memelototi tiga makhluk yang menatapnya penasaran.
"Bukan urusan kalian," desis Vee jengkel.
Ketiga temannya mendengkus, kenapa malah Vee yang terlihat jengkel, seharusnya kan mereka. Mereka sudah berjam-jam menunggu di rumahnya hanya demi rencana kegiatan rutin waktu weekend, pergi hang-out bersama.
"Yeee, jawabannya ngeselin banget sih!" Lili sewot sendiri setelah mendengar jawaban Vee.
Quenvee berbalik, mengibaskan tangannya tak peduli, "bodo amat. Gue capek mau istirahat," ucapnya kembali melangkah menaiki undakan tangga.
Adria menatap kepergian Vee, keningnya berkerut dalam melihat cara jalan Vee yang terlihat aneh.