28. Promise

3.1K 400 71
                                    

Baekhyun memejamkan matanya pasrah ketika ayahnya menyeretnya secara tak manusiawi keluar dari kamar Seulgi.

Ayahnya menyeret kerah baju bagian belakangnya membuatnya tercekik karena kerah itu. Posisinya saat ini duduk di lantai. Tubuh ringkihnya memudahkan ayahnya menyeret dirinya dengan semena-mena.

Sedangkan ibunya menatapnya penuh kebencian.

Gadis mungil itu tidak tau apa yang akan ia lakukan untuk menyelamatkan diri dari kekejaman orang tuanya. Ia hanya pasrah sekalipun orang tuanya membunuhnya.

Itu lebih baik.

"Kenapa?" tanya Baekhyun lirih. Memejamkan matanya ketika ayahnya masih saja menyeretnya menuruni tangga. "Kenapa hanya aku yang kalian perlakukan begini?" dan sekali lagi, air mata yang tak berguna itu mengalir di pipi tirusnya.

Langkah ayahnya berhenti. Begitu pula langkah ibunya yang berdiri di depannya.

"Kau ingin tau?" ibunya memandang dengan mata memerah.

Baekhyun menatap wanita yang melahirkannya itu dengan tatapan memohon. Ia sebenarnya tidak ingin mendengar cerita itu. Cerita yang mungkin membuatnya semakin terlihat menyedihkan.

"APA KAU INGIN TAU?!" ibunya mencengkram dagunya dengan kuat.

"KAU! DIRIMU YANG SIAL ITU!" ibunya menunjuk dirinya dengan tangan kiri. "KAU HAMPIR SAJA MEMBUNUH SEULGI! KAU YANG MEMBUATNYA HAMPIR DITABRAK MOBIL SEPULUH TAHUN YANG LALU!"

Baekhyun tau itu. Tapi, mungkinkah orang tua akan membenci anaknya ketika anak tersebut tak sengaja melakukan kesalahan?

Hanya masalah seperti itu?

"Itu tidak sengaja" Baekhyun menangis tersendat-sendat. "Dan kenapa masalah sepele seperti itu membuat kalian membenciku?"

BUGH!

Ayahnya menghempaskan badan Baekhyun membuat gadis itu memekik tertahan.

"'Hanya' katamu? Kau bahkan melakukan itu dua kali dalam setahun!" ayahnya membentaknya namun tidak setinggi nada yang di gunakan ibunya.

"Kau bodoh! Tidak bisa membanggakan kami seperti yang Seulgi lakukan!" Baekhyun tau itu.

"Dan kau hampir membunuh Seulgi tiga tahun yang lalu" lanjut ayahnya dengan nada sedih mengingat putri nya yang telah tiada itu.

Baekhyun menggeleng. Tidak. Ia tidak pernah melakukan sesuatu yang jahat seperti itu.

"Kau mendorongnya ke arah truk yang melintas. Untung tidak terjadi karena aku langsung datang" ayahnya menatap dirinya dengan tajam.

"Tidak. Aku tidak pernah melakukan itu" geleng Baekhyun.

"Kau tidak akan mengingat nya! Karena aku yang menggantikanmu untuk dilindas truk! Kenapa kau tidak mati saja?!" murka ibunya. Menarik rambut hitam Baekhyun.

"Kau iri padanya! Kami tidak suka sifatmu itu!" tarikan rambut itu semakin kuat. "Karena itu kami ingin kau saja yang mati! Hidupmu tidak ada gunanya!"

Baekhyun menatap kosong mata ibunya. Jadi ini alasan mereka yang tidak menginginkan dirinya?

Bahwa dirinyalah yang bersalah disini! Dirinyalah yang jahat disini!

"Maafkan aku" lirihnya dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya dengan tetesan air mata yang semakin deras mengalir. "Maafkan aku" dan begitu seterusnya yang diucapkan Baekhyun. Sampai suara seseorang yang menghentikan adegan itu.

***

Chanyeol terduduk di kamarnya. Ia tau bahwa video tadi siang saat ia berdebat dengan Byun Baekhyun telah tersebar. Bahkan telah dimuat dalam berita nasional.

Who Are You [CHANBAEK GS AREA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang