Dua Minggu sudah Raya sekolah di SMA Galaksi. Ia pun sudah mengenal beberapa murid-murid di kelasnya. Namun tetap saja,Raya masih tidak berani untuk mendekati Gerald.Dari tadi Raya hanya termenung di taman belakang sekolah. Memandang kolam pancuran Yanga ada di depannya.
Pemandangan yang begitu indah,cukup untuk menenangkan hati Raya yang sedang gelisah. Bingung. Apakah Raya benar-benar mencintai Gerald,kakak kelasnya itu atau tidak.
" Hai,"
Raya segera menoleh ke arah belakang di mana asal suara itu berasal. Cowok tampan dengan baju dikeluarkan dan rambut acak-acakan berdiri dengan gagahnya di sana.
" Eh? Iya hai," jawab Raya kikuk.
Raya tidak sama sekali mengenal pemuda di hadapannya. Bahkan,pemuda itu terkesan bad boy. Sangat urakan.
" Gue boleh duduk?" tanya cowok itu tadi. Raya mengangguk menjadi jawabannya.
Suasana sangat canggung di antara mereka berdua. Raya juga tidak mengenal cowok yang sedang duduk di sebelahnya.
" Lo Raya kan ya?" tanya cowok itu memecah keheningan yang ada.
Lagi-lagi Raya hanya mengangguk sebagai jawabannya. Raya masih mengingat ucapan mamanya saat itu ' jangan dekat-dekat sama orang yang gak kamu kenal. Bahaya!'. Raya hanya berhati-hati saja,tidak lebih.
Cowok itu mengulurkan tangannya berniat untuk berteman dengan Raya ," Gue Andrian," ucapnya santai.
Raya berpikir sejenak,tiga detik kemudian,ia membalas jabatan tangan dari cowok yang bernama Andrian itu.
Mereka sama-sama melepas jabat tangannya. Lalu kembali fokus ke depan tanpa pandang satu sama lain.
" Oh..iya,lo kelas berapa?" tanya Andrian tanpa menoleh ke arah Raya.
" 10 IPA 3. Lo sendiri?"
" Gue kelas 11 IPS 4."
Raya sedikit kaget. Pantas saja pakaiannya urakan seperti itu. Ternyata dia dari kelas IPS,ada juga sih yang nakal dari kelas IPA. Tapi tak banyak. Kebanyakan dari kelas IPS.
" Kakak kelas dong?" kini Raya menoleh dan mulai bertanya serius. Andrian ikut menoleh.
" Bukan. Kakek kelas,ya iyalah kakak kelas gimanasih," ucap Andrian yang sudah mulai gemas dengan Raya. Raya terkekeh pelan. Ternyata asik juga mengobrol dengan kakak kelasnya ini.
" Kakak gak sama pacar apa? Sendiri aja dari tadi," tanpa merasa dosa, Raya terlihat santai saat selesai bertanya demikian ke Andrian.
" Gak punya gue mah. Jomblo," jawab Andrian enteng tanpa beban. Memang benar,Andrian tidak punya pacar. Tapi, mantannya sejagad raya.
" Mantan-nya banyak dong?" tanya Raya penuh penekanan pada kata 'mantan'. Adrian tertawa renyah.
" Iya banyak. Gak kepakai semua,sampai di gondol yang lain. Mantan itu tempatnya di sampah," ucap Andrian dengan sisa tawanya.
" Eits! Jangan salah,kakak juga mantan mantan-nya kakak. Jadi,tempat kakak juga di sampah," seketika tawa Andrian berhenti dan berubah menjadi ekspresi datar sedatar datarnya.
" Lah,kenapa diam?" tanya Raya bingung saat Andrian menatapnya datar tanpa berbicara sepatah katapun.
" Kata lo barusan menghina abwang neng! Suakit hati abwang!" ucap Andrian lebay dengan memegang dadanya dramatis. Waktu itu pun rasaya Raya ingin muntah,jijik dengan gaya bicara Andrian.
" Kak?" ucap Raya.
" Kenapa?" tanya Andrian.
" Kakak gaya bahasanya kayak waria sumpah," Andrian langsung melototkan matanya. Waria? Hebat sekali Raya kalau bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince [END]
Teen FictionDitulis pada tanggal 19 Januari 2019 selsai pada tanggal 10 Februari 2019 cover from pinterest.