Baca sambil dengerin lagu 'Carzy love' Audien
Gerald sedang duduk di tepi kolam renang di rumah Raya dengan Varo. Raya sedang berganti baju santainya di kamar. Gerald menyeruput teh yang baru saja diantar oleh bibi.
" Gila! Ternyata pacar adek gue itu lo,Ge. Gue pikir Gerald siapa gitu," gerutu Varo tak jelas. Gerald terkekeh,dan menaruh cangkir teh ke meja.
Mereka sudah kenal sejak lama,karena Varo dulunya adalah kakak kelas Gerald saat pemuda itu kelas sepuluh. Gerald selalu nongkrong sama Varo dkk kalau lagi istirahat. Itu sekitar satu tahun yang lalu,dan mereka tidak pernah bertemu.
" Adek lo lama," singkat Gerald.
" Biasa dia mah,ganti baju setahun," tawa Varo dan Gerald meledak. Padahal menurut mereka tidak ada yang lucu untuk di tertawakan.
" Kuliah lo,lancar?" tanya Gerald.
" Lancar gak lancar mah dilancarin ae lah," kekeh Varo," kalau sekolah lo?" tanya Varo.
" Lancar,apa lagi datang adek lo," tangan kanan Varo menoyor kepala Gerald. Pemuda itu meringis,dan mengusap keningnya.
" Sa ae lo,Ge!" kesal Varo. Gerald terkekeh dan berganti menoyor kepala Varo.
Varo dan Gerald sudah lama berteman sejak SMP malahan. Walaupun umur mereka berbeda,tapi dulu mereka selalu kumpul bersama. Vero juga mantan anggota OSIS SMA Galaksi. Varo adalah mantan ketua OSIS dulu, sehingga sangat kenal dengan Gerald.
" SMA Galaksi ngadain acara apa kek gitu? Ada gak?" tanya Varo.
" Ada kayaknya. Minggu depan ada bazar buku di sekolah," jawab Gerald ragu.
Sekolah akan mengadakan bazar buku. Saat rapat waktu itu,anggota OSIS juga sudah dibagi tugasnya. Hanya saja mereka tidak tahu akan dilaksanakan kapan.
" Gue di undang gak nih?"
" Kayaknya,OSIS lama di undang,Ro. Kayaknya tapi,gak tau kalau realnya," ucap Gerald.
Varo menghela napas berat. Selalu saja begini. Diundang atau enggaknya. Padahal Varo ingin sekali bertemu dengan cecan-nya SMA Galaksi.
" Mama,papa lo kemana? Gak lihat gue," ucap Gerald kepo. Gerald memang tidak pernah melihat Lisa dan Candra.
" Kemarin keluar negeri. Urusan bisnis di Singapura," jawab Varo jujur. Gerald mengangguk mengerti.
Kemarin memang Lisa dan Candra pergi ke Singapura untuk urusan bisnis.
" Asik ngobrolnya?"
Varo dan Gerald sontak menoleh ke belakang. Gadis dengan baju santai bewarna pink dan celana selutut sedang bersandar ke tembok sambil memainkan kuku tangannya.
" Sejak kapan,di sana?" tanya Varo.
Raya mengangkat satu jarinya. Varo mengerutkan keningnya tak mengerti apa yang di maksud oleh adiknya itu.
" Satu jam?" tanya Gerald.
" Satu menit pe'a....dasar kak Var-- UPS! Maaf kak,aku kira kak Varo yang ngomong," Raya berjalan mendekat dengan menggigit bibir bawahnya. Takut Gerald malah pastinya.
" Gak apa-apa," kekeh Gerald. Raya tersenyum malu,lalu duduk tepat di pinggir kolam pas. Raya bermain air dengan tangan kanannya.
Ide jahil pun muncul di otak Varo. Varo mengulurkan kakinya dan.......
Byur!
" ASEM!" teriak Raya kaget.
Raya terjebur di kolam karena ulah kejahilan Varo. Gerald? Bahkan pemuda itu tertawa melihat Raya kesusahan seperti itu.
" Huah?! Parah lo pada!"
Raya menyirat-nyiratkan air ke wajah Gerald dan Varo membuat dua pemuda itu ikut basah. Raya masih setia di dalam air sambil memainkan kakinya yang ada di dasar.
" Haha! Kacian," ledek Varo.
" Seger,Ray?" bukannya membantu Raya,Gerald malah ikut-ikutan meledek gadisnya.
" Seger! Banget malahan," ucap Raya dengan geregetan. Gerald tersenyum gemas,hendak ia mengulurkan tangannya untuk membantu Raya naik ke permukaan.
Byur!
" Sialan lo!" maki Gerald ke Varo ,karena Varo mendorong tubuh Gerald hingga terjebur di dekat Raya.
" Hahaha! Seger,kak?" tanya Raya mengikuti gaya bicara Gerald tadi.
" Panas," ucap Gerald sengit.
Raya tak segan-segan untuk menjitak kepala Gerald dengan keras.
" Airnya dingin,elah," gerutu Raya kesal. Gerald tersenyum jahil,lalu menarik Raya ke dalam air hingga kepalanya saja tidak terlihat di permukaan air.
Varo? Pemuda itu memilih untuk pergi ke kamarnya meratapi kejombloannya. Masa adiknya punya pacar,dia nggak?
Gerald memainkan rambut panjang Raya yang mengapung di air. Astaga! Bahkan Gerald tidak memikirkan bagaimana gadis itu bernapas.
" Hah,napas," pekik Raya saat mereka berdua sudah menyembulkan kepalanya di dasar air kolam.
" Maaf maaf. Gak bisa napas ya?" tanya Gerald khawatir melihat Raya yang berusaha mengatur napasnya.
" Gak apa-apa. Bisa kok bisa," ucap Raya sembari memegangi dadanya yang rasanya sesak.
" Ray?" panggil Gerald ragu.
" Aku nggak papa kak," ucap Raya setelah merasa lega dengan napas yang sudah teratur.
" Syukurlah," gumam Gerald pelan.
Gerald mengajak Raya untuk naik ke atas.
Bibi yang tadi melihat mereka berdua dari dapur karena kacanya tembus pandang,datang membawakan handuk. Setelah itu bibi kembali pergi ke dapur lagi.
" Varo sialan," ucap Gerald. Pemuda itu mengelap wajahnya yang basah. Untung tadi ponselnya ia taruh di meja terlebih dahulu,jadi tidak ikut basah.
" Kak Gerald,dingin ya?" tanya Raya. Gerald memandang raya dan menyunggingkan senyuman.
" Enggak kok. Gue gak apa-apa," jawab Gerald berbohong. Catat! Berbohong. Jujur saja,Gerald sangat kedinginan. Air di kolam rumah Raya seperti es balokan. Sangat dingin.
" Be beneran?" tanya Raya khawatir. Gerald menjawab," Gak apa-apa,Ray."
" Ya udah. Kak Gerald ke kamarnya Kak Varo gih. Pinjam baju biar gak basah gitu," Gerald mengangguk,lalu berjalan meninggalkan Raya yang masih mengelap rambutnya yang basah.
Langkah Gerald terhenti. Pemuda itu membalik badannya,menatap Raya yang kebingungan melihatnya berbalik.
" Maaf soal tadi," Raya mengangguk.
Gerald membalik badannya lagi,dan berlalu.
Di kamar Varo
" Sialan lo!" Gerald mendudukkan dirinya di sofa dekat Varo.
" Eh basah woy Sofanya," pekik Varo histeris.
" Masa bodo," balas Gerald sewot. Kan salah Varo yang membuat Gerald dan Raya kejebur kolam.
@@@@@
Cast Raya dan Jeta bersama
Blora,27 Januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince [END]
Teen FictionDitulis pada tanggal 19 Januari 2019 selsai pada tanggal 10 Februari 2019 cover from pinterest.