" Lima puluh ribu,lima puluh dua ribu,lima puluh lima ribu ...."
Raya bersama Jeta di dalam kelas sedang menghitungi uang kas yang baru saja mereka tagih dari murid-murid. Hanya kurang satu anak yang belum bayar. Jati.
Jati adalah teman satu kelas dengan Raya dan Jeta. Jati juga adalah teman baik Gerald. Pemuda itu sering nunggak bayar kas,padahal orang tuanya itu orang yang sangat kaya. Bahkan mobilnya saja ada tiga.
" Jati! Mana lo!" teriak Jeta. Jeta celingak-celinguk mencari wajah jati di dalam kelas,namun hasilnya nihil. Jati sama sekali tidak terlihat batang hidungnya.
" Jati mana,Sar?!" tanya Jeta kepada gadis bernama Sari,gadis yang sedang membaca novel itu mendongakkan kepalanya dan menatap Jeta dengan polos. Sari menggeleng,menandakan bahwa dia tidak melihat Jati.
" Jadi mana,Do?!" kini giliran Raya yang bernama kepada Aldo. Pemuda yang sedang menaikan sebelah kakinya di meja itu menoleh ke arah Raya.
" Katanya tadi sih,mau ke kelas kak Gerald," jawab Aldo kikuk.
" Yang bener?" tanya Raya polos. Aldo mengangguk mantap,dan menjawab," Iya,itu yang bener," Aldo terkekeh.
" Malah bercanda," gerutu Raya kesal.
" Gue gak bercanda elah...di kelasnya kak Gerald. Lagi ngomongin basket kalau gak salah," ucap Aldo dengan sisa tawanya.
Raya mendengus," Oke!"
" Gimana,Jet?!" tanya Raya kepada Jeta yang masih sibuk menghitung lembaran-lembaran uang.
" Ayok lah kesana! Kemarin dia janji mau bayar kan?"
Raya mengangguk. Jeta menyimpan uang di dalam dompet,lalu ia masukan ke dalam tas.
Ucapan Aldo benar. Jati berada di depan kelas 11 IPA 1,asik mengobrol dengan Gerald, Rindang,Ozy,dan Nyong.
Raya dan Jeta berlari sehingga membuat suara tapak kaki yang lumayan keras membuat semua pemuda di depan kelas itu menoleh ke arahnya.
" Jati! Bayar kas lo!" teriak Raya kesal.
Jati meneguk salivanya secara kasar,lalu berlari kencang menghindari Raya dan Jeta yang sepertinya akan mengamuk.
Gerald menggelengkan kepalanya melihat Raya berlari-lari mengejar Jati di lapangan.
Depan kelas Gerald memang dekat lapangan basket.
Pacar siapa itu? Pikirnya dalam hati. Namun tak bisa dihianati,pemuda itu tersenyum melihat tingkah Raya yang lucu.
" Ge,pacar lo?" tanya Rindang.
Gerald menoleh ke kanan," Ya gitu," ucap Gerald acuh,lalu kembali fokus ke depan.
Jati terus saja menghindar saat Jeta mau memukulinya dengan buku catatan kas.
" Jati! Bayar kas!" teriak Jeta kesal.
" Utang dulu gue! Utang!" teriak Jati.
Mereka bertiga sudah seperti kucing dan tikus. Kejar-kejaran.
" Gak seru lo,Jat! Orang kaya ngutang!" ejek Ozy berteriak.
" Jatiiiii! Gue timpuk pake sepatu ya,lo! Nih ya...." Raya mencopot sebelah sepatunya yang berwarna hitam pink itu.
Raya sudah bersiap mencari ancang-ancang untuk melemparkan sepatunya ke arah Jati.
" Lempar! Lempar!"
Raya mendapat dukungan dari Rindang,Ozy,dan Nyong. Gerald? Pemuda itu masih tersenyum melihat Raya yang sangat menggemaskan.
Bug
" Aw!" ringis pemuda yang terkena lemparannya Raya. Dan siapa orangnya?
Lemparan Raya meleset. Bukannya terkena Jati,lemparan itu justru terkena kekasihnya sendiri.
" Kak Gerald!" Raya langsung berlari menghampiri Gerald. Begitu juga dengan Jeta dan Jati.
" Kak Gerald. Sakit ya?" Raya mengelus-elus kepala Gerald yang tadi terkena sepatunya.
Gerald mengangguk jujur. Lemparan Raya sangatlah kuat sehingga kepala Gerald terasa cenat cenut. Ia cenat cenut pas ketemu kamu...eaak..
" Gara-gara Jati ih!" Raya menggeplak kepala Jati menggunakan sepatu yang dia pakai untuk melempar.
" Kok gue?" tanya Jati polos menunjuk dirinya.
" Kalau lo bayar kas,gak bakalan begini! Bego!" umpat Ozy kesal dan mendaratkan jitakan di kepala Jati,membuat pemuda itu meringis.
" Bener kata Ozy!" seru Nyong,Rindang,dan Jeta bersamaan membuat Jati mengerucutkan bibirnya.
" Udah,gue gak apa-apa," ucap Gerald lembut kepada Raya. Raya tersenyum lalu duduk di samping Gerald,membuat Rindang bergeser.
" Jat! Bayar ih!"
Jeta dan Jati masih membahas yang kas Jati yang sudah nunggak tiga Minggu.
" Iye iye tiga rebu doang juga. Bayarin Napa,pelit amat!" Jati merogoh kantong celananya.
" Emang Lo pikir gue Mak lo!?" sungut Jeta kesal.
" Selow ...," ujar Ozy menengahi.
" Apa ikut-ikutan?!" Jeta menatap Ozy dengan mata tajamnya,membuat Ozy jadi kicep.
*****
Kriiing.... kriiing....
Bel istirahat berbunyi nyaring di SMA Galaksi. Raya cepat-cepat mengemasi buku dan alat tulis yang ada di atas meja. Raya memasukan benda itu kedalam lagi secara asal.
" Yuk ke kantin!" ajak Jeta. Raya mengangguk.
Mereka berdua berjalan ke kantin bersama. Tak sengaja mereka bertemu dengan gerombolan Gerald.
Mereka pun duduk satu meja di kantin.
" Mau makan apa,Ray?" tanya Gerald hangat.
" Aku milkshake strawberry aja deh kak,soalnya gak laper hehe," Raya menyengir.
" Beneran gak laper?" tanya Gerald memastikan.
" Gak laper beneran. Suer," Raya mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'.
" Ya udah. Tunggu!" Raya menganggukan kepala.
Gerald berlalu untung memesankan pesanan Raya. Gerald kembali membawa satu milkshake rasa strawberry dan satu rasa coklat.
" Nih!" Gerald menyodorkan milkshake strawberry dihadapan Raya.
" Makasih kak Gerald," girang Raya. Raya menyahut milkshake strawberry itu dan meminumnya pelan-pelan.
Gerald hanya tersenyum menanggapi Raya.
@@@@@@
Cast tokoh Raya Maura Samuel
Vote and komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince [END]
Teen FictionDitulis pada tanggal 19 Januari 2019 selsai pada tanggal 10 Februari 2019 cover from pinterest.