" Deddy! Mommy! Ainan Anno kecempung atuarium!"Raya dan Gerald berlari kearah putranya,Vanno. Vanno sedang bermain di dekat aquarium ikan di ruang keluarga.
" Kenapa sayang?" tanya Raya lembut kepada Vanno yang terisak menatap aquarium.
Raya berjongkok,diikuti Gerald.
" Ainan Anno atuh ke atuarium," ucap bocah laki-laki itu menunjuk mobil-mobilan yang sudah basah di dalam aquarium.
" Deddy ambilin ya," ucap Gerald lembut dan memasukan tangannya ke dalam aquarium untuk mengambil mobil-mobilan.
" Yah,basah nak," ucap Gerald dengan nada kecewa dibuat-buat.
Mata Vanno berbinar menatap mobil-mobilan yang sudah anggap teman tidurnya. Mainan mobil-mobilan berwarna biru itu adalah hadiah ulang tahunnya yang ke dua tahun dari Gerald.
" Nanti beli lagi ya? Mau kan Anno?" tanya Raya dan Gerald bersamaan.
" Ndak au! Anno maunya itu! Bakal aja iar ering!"
[ Gak mau! Vanno maunya itu! Bakar aja biar kering!]
Gerald dan Raya melongo mendengar perkataan anak tampannya ini.
" Bakar?" beo Gerald.
" Hm," dehem Vanno.
" Nanti meleleh dong,Vanno," ucap Raya pelan menatap Vanno.
" Ihh! Mommy ahat! Bakal aja! Iar ering!"
[ Ihh mommy jahat! Bakar aja biar kering!]
3 tahun aja udah gini,gimana gedenya coba ini anak- Gerald membatin.
" Iya. Kita ke dapur. Bakar ya. Nanti lihat mobilnya jadi apa?" ucap Gerald seraya menggendong Vanno.
" Ya adi eringlah! Eyel ae."
[ Ya jadi keringlah. Ngeyel ae]
" Kamu bicara kayak gitu diajari siapa hm? Gak sopan," Gerald menyentil bibir mungil Vanno.
" Atit Daddy," ringis Vanno mengusap bibirnya yang disentil Gerald. Gerald terkekeh. Begitu juga Raya.
Sampailah mereka di dapur.
" Siap ya? Lihat nanti mainannya jadi apa," Gerald menyalakan kompor,lalu mengarahkan mobil-mobilan berwarna biru itu di dekat api.
Wush!
" Daddy!!! Itu obilnya kok belubah entuk! Huaaaa! Mommy! Daddy ahat!" Vanno memukul-mukul dada bidang Gerald.
[ Daddy!! Itu mobilnya kok berubah bentuk! Huaaa! Mommy! Daddy jahat!]
" Tuh kan,Daddy bilang apa. Meleleh kan? Gak percaya sih," sewot Gerald. Gerald memberikan Vanno kepada Raya,dan di gendongnya.
Gerald mematikan kompor,dan membuang mobil-mobilan ke sampah.
" Assalamualaikum!!"
Gerald,Raya,dan bocah laki-laki bandel itu menoleh ke sumber suara. Ternyata aja Jati,Fifi,dan Tama, anaknya.
" Lah bocah! Main masuk ke rumah orang aja!" gerutu Gerald sebal.
" Kata bibi masuk aja kok. Ya masuklah," jawab Jati santai.
" ANUU! ITA ETEMU AGI!"
[ Vanno! Kita ketemu lagi! ]
" Jati,anak lo kok manggil anak gue anu,sih?" dengus Raya kesal.
" Hehe,anak gue kan kreatif,Ray!" Jati menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Gerald geleng-geleng kepala.
Para orang tua di dapur itu memandang adegan temu kangen antara Vanno dan Tama.
" Anu,Ama angen," ucap Tama dengan cadelnya. Mereka berdua saling berpelukan kayak Teletubbies.
" Ama! Mama aku ukan anu! Api Ano!"
[ Tama! Nama aku bukan anu! Tapi Vanno! ]
" Hahaha!" tawa jati pecah dan langsung mendapat toyoran belakang kepala oleh Fifi.
" Mikir jorok," ucap Gerald kepada Jati.
" Apaan sih,Ge? Gue ketawa karena mereka lucu. Panggilan sayang Tama buat Vanno tuh,anu," balas Jati masih dengan tawanya.
" Ama. Maca iya,adi obil-obilan aku di bakal,telus eleleh," jelas Vanno.
[ Tama. Masa iya,tadi mobil-mobilan aku di bakar terus meleleh ]
Sak karepmu,No. Sak karepmu. Gerald mendengus kesal. Ya iyalah plastik kalau dibakar bakalan meleleh. Hati Gerald aja meleleh saat bertemu Raya.
Assalamualaikum.
Akhirnya aku bikin part ketiga ekstra.
Aku udah terlanjur suka ceritaku yang ini.
Mau bikin cerita lagi juga bingung,mau cerita apa. Kasih saran dong.
Sekian. Vote and komennya.
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince [END]
Teen FictionDitulis pada tanggal 19 Januari 2019 selsai pada tanggal 10 Februari 2019 cover from pinterest.