06. Gerald dan Andrian

5.7K 258 2
                                    

    • Terkadang kita tak tahu kapan cinta datang •

Kriiing....

Di pagi hari seperti ini bel masuk sudah berbunyi. Raya yang sedang membaca novel di depan kelas menghela napas gusar lalu terpaksa masuk ke dalam kelas.

" Gila aja gue di suruh ngerjain soal seratus! Gila! Gila!" teriakan Raya membuat seluruh mata tertuju padanya. Untung saja guru yang memberikan tugas sudah keluar dahulu karena ada rapat dadakan. Kayak hadiah aja.

" Iya nih! Dua puluh soal aja gue rasanya mau pingsan," Jeta ikut-ikutan berteriak frustasi ala orang-orang kantoran yang banyak berkas menumpuk di mejanya.

Raya terus memaksakan tangannya untuk mengerjakan soal matematika seratus butir soal itu.

Ting...

Ponsel Raya yang ada di laci meja bergetar. Raya menghentikan aktivitas menulisnya dan beralih mengambil benda pipih itu.

Senyum Raya mengembang saat melihat notifikasi line masuk dari seseorang yang ia sayangi.

From : Kak Gerald ❤️
Ada jam pelajaran?

Tangan Raya bergerak lincah di papan pengetikan. Senyumannya dari tadi tidak pudar-pudar.

To : Kak Gerald ❤️
Ada. Tugasnya banyak banget ya ampun

From : Kak Gerald ❤️
Sini

To : Kak Gerald ❤️
Kakak Di mana?

From : Kak Gerald ❤️
Di rooftof

To : Kak Gerald ❤️
Oke

Raya menyimpan ponselnya ke dalam saku rok. Raya memandang Jeta yang ada di sampingnya.

" Jet?" panggil Raya.

Jeta menoleh polos ke arah Raya," Hm?"

" Gue mau keluar bentar. Nanti bilang aja ke guru kalau gue ke toilet," Jeta mengangkat dua jempolnya. Dengan cepat Raya bergegas keluar menuju rooftof di mana di sana ada Gerald.

                             🍁🍁🍁

Raya melangkah mundur saat ia bertemu Andrian dengan senyum miringnya. Raya takut kalau Andrian berbuat yang macam-macam.

" Kenapa mundur? Takut?"

Suara Andrian begitu menakutkan di telinga Raya. Kakinya tak berhenti untuk melangkah mundur,sampai ia mentok berhenti di tembok koridor.

" Lo gak bisa ngapain-ngapain lagi,cantik!"

" Brengsek ya lo ternyata!" teriak Raya.

Andrian tertawa. Hal itu membuat bulu kuduk Raya merinding semua. Raya berpikir kalau Andrian itu anak yang asik,ternyata bukan.

" Jangan teriak! Gak bakalan ada yang denger!"

" Kak Gerald! Tolongin Raya!" Raya teriak sekencang-kencangnya. Memanggil nama Gerald. Raya berharap Gerald mendengar teriakannya dan menolongnya dari Andrian.

Di tempat lain....

Gerald tengah asik memandang bagian atap sekolah dengan angin semilir. Ia menunggu kedatangan seseorang sejak tadi,tapi tak kunjung datang juga.

" Raya mana sih," gerutu Gerald.

Gerald menunggu gadis itu. Gadis yang berhasil memikat perhatiannya. Raya Maura Samuel.

" Kak Gerald! Tolongin Raya!"

Gerald terkejut mendengar suara yang familiar baginya. Itu adalah suara Raya. Gerald mengepalkan tangannya,lalu berlari mencari keberadaan Raya sekarang.

Ice Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang