" Clara?" pekik Raya dan Gerald terkejut.
Bukan hanya Gerald dan Raya, sepertinya Clara juga ikut terkejut. Bagaimana bisa Clara berada di rumah Raya? Bersama Vano? Di taman samping rumah.
Clara menghilangkan rasa terkejutnya dan digantikan dengan senyuman ramah kepada Raya dan Gerald sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Kamu kenal ay?" tanya Varo kepada Clara.
" AY??!!" pekik Gerald dan Raya bersamaan.
Lagi-lagi dibalas senyuman ramah dari Clara. Clara tidak tau harus bercerita dari mana.
" Mereka...dulu temen di sekolah hehe. Pernah aku nakalin juga sih," jujur Clara.
Varo menatap Clara dengan tatapan yang sulit diartikan. Varo dan Clara sudah berpacaran dua bulanan ini. Pertemuan Varo dengan Clara juga tidak sengaja adanya.
Raya berjalan kikuk menghampiri Varo dan Clara diikuti Gerald dari belakang.
Mereka sekarang sudah duduk bersama. Raya mulai serius menatap Clara. Bagaimana bisa orang yang telah menamparnya saat itu bertemu kembali, dirumahnya sendiri lagi.
" Ay,kenalin ini Raya adek aku...udah kenal kan yak? Kalau ini Gerald, pacarnya," ucap Varo menunjuk Raya dan Gerald satu persatu.
" Hahaha! Kenal lah. Hay Ray,Ge. Lama ya gak ketemu. Maaf ya atas kesalahanku waktu itu. Aku benar-benar merasa bersalah. Aku dikeluarin dari sekolah. Aku pindah ke Jakarta Timur. Dan sekarang aku kuliah di kampus yang sama kayak kak Varo. Em....dan yah...gitu deh. Maaf ya maaf," ucap Clara tulus sambil menunjukkan deretan giginya yang putih bersih membuat Varo geleng-geleng kepala.
Clara sudah menceritakan tentang masa SMA nya yah selalu mengganggu murid lain dan suka bully,termasuk ke Raya. Tapi,Clara tidak pernah tahu kalau Raya adalah adik Varo.
" Hay Clara. Apa kabar? Tenang. Udah aku maafin kok," ucap Raya dibalas senyuman dari Clara.
Raya memandang Varo. Entah bagaimana caranya Varo mengubah Clara menjadi seperti sekarang ini. Bahkan kata-kata Clara sudah berganti aku-kamu.
" Baik kok. Apa kabar Ge?"
" Baik," jawab Gerald dingin.
" Jadi....gimanasih kalian bisa pacaran?"
Flashback on
Varo sedang berjalan menyusuri koridor kampus. Ia memakai earphone di telinga. Seperti hoby Varo,yaitu suka mendengarkan musik.
Bug
Tidak sengaja seseorang membentur punggungnya. Varo melepas earphone dan membalik badannya.
Varo menyergitkan alisnya kebingungan saat melihat seorang gadis sudah terduduk di lantai dan menahan kesakitan.
" Lo gak apa-apa?" Varo mengulurkan tangannya. Namun gadis itu malah menepis kasar tangan Varo dan mencoba bangun sendiri.
" Punggung lo keras amat kayak batu. Sakit tau gak? Ihh! Lantainya kotor lagi. Iuhh! Cih! Kampus apaan sih ini? Banyak cewek-cewek cupunya. Lo harus pijitin kepala gue ya karena lo! Udah bikin kepala gue uyet-uyetan! Gak............
Varo memutar bola matanya malas,dan menyumpal mulut gadis itu dengan bibirnya.
Mata gadis itu melotot.
Plak!
Varo memegangi pipinya yang panas terkena tamparan dari gadis di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince [END]
Teen FictionDitulis pada tanggal 19 Januari 2019 selsai pada tanggal 10 Februari 2019 cover from pinterest.