13. Murid baru

4.4K 230 3
                                    


" Ray..turut berduka cita ya..."

" Raya,gue turut berduka cita.."

" Ray,sorry kemarin gue gak bisa ke pemakaman orang tua Lo.."

" Turut berduka cita ya Ray.."

Raya tersenyum menanggapi keikut sertaan temannya yang merasa kehilangan Candra dan Lisa. Raya duduk di bangkunya,begitu juga Jeta.

   Tadi pagi Raya berangkat bersama Jeta,bukan Gerald. Gerald mengiyakan saja yang terpenting Raya naik taksi bukan naik angkot.

" Ray,biar gak sedih,mendingan lo baca wattpad aja," Jeta berusaha agar Raya tidak sedih lagi atas meninggalnya Candra dan Lisa.

" Tapi gue gak punya wattpad," ucap Raya serak.

" Tenang aja. Pake handphone gue."

Jeta mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Ia membuka aplikasi Wattpad. Dunia orange itu sudah membius Jeta, sehingga Jeta senang membaca cerita-cerita di sana.

" Lo suka yang mana?" tanya Raya saat melihat beberapa cerita yang disimpan Jeta ke perpustakaan.

" Ini," Jeta menunjuk cerita berjudul ice prince. Cerita buatan chaca-14.

" Punya siapa ini?" tanya Raya.

" Ini temen temennya temen temenku," jelas Jeta.

  Raya cengo. Gadis itu tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Jeta.

" Udah lo baca aja. Emang sih baru sedikit yang baca,tapi dijamin baper," Raya mengangguk mengiyakan. Lalu ia menekan cerita itu. Muncullah prolog dari cerita tersebut.

" Gila. Ceritanya kayak kisah gue," ucap Raya. Raya tersenyum menatap ponsel Jeta yang berwarna silver itu.

Memang benar. Cerita itu mirip dengan kisahnya. Cerita cinta seorang gadis kepada pemuda berhati dingin. Cintanya mengalami banyak rintangan. Dan itu belum terjawab.

Jeta tersenyum. Akhirnya Raya bisa melupakan sejenak masalahnya.

" Ray,katanya mau ada anak baru nanti. Kira-kira siapa ya?"

Raya mengentikan aktivitas membacanya.

Raya menoleh polos ke arah Jeta. Anak baru? Raut wajah Raya seketika berubah menjadi tegang. Ia takut kalau saja anak baru itu adalah mantan pacarnya.

   Raya masih ingat dengan apa yang Andra katakan sebelum pergi dari rumahnya kemarin.

" Ray.." panggil Jeta memastikan.

" Jet! Gue takut kalau itu Andra," lirih Raya dengan mata sendu.

Jeta menatap iba,lalu memeluk Raya dan menenangkannya.

" Udah. Jangan dipikirin. Kita berdoa aja dia bukan Andra. Lagian lo punya pelindung. Kan ada kak Gerald," lembut Jeta. Jeta mengusap-usap rambut Raya dengan pelan. Raya mengangguk.

" Lo lanjutin baca aja," suruh Jeta. Raya menegakkan badannya,lalu mengangguk mantap.

Raya. Gue kasihan sama lo Ray. Baru aja lo kehilangan om Candra sama Tante Lisa. Ada masalah lagi yang muncul. Gue salut sama Lo. Lo tetap tegar walau isi hati lo udah gak kuat. Di dalam hati,Jeta bertepuk tangan untuk Raya.

( Gue mau tanya. Di hati ada tangannya ya emang? )

   
                                 🍁🍁

Rindang berjalan santai sambil siul-siul manjah di depan para siswi. Siswi-siswi yang melihatnya menatapnya kagum. Tak hanya Gerald,Rindang juga tampan. Ditambah dia adalah anggota tim basket dan juga anggota OSIS.

Ice Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang