05. Bukan mimpi,sayang

6.6K 306 5
                                    


Brukkkk

Raya jatuh pingsan. Kepalanya sangat berat,apalagi saat ketika Clara menamparnya dengan keras. Bukan hanya itu saja. Ia pingsan karena syok mendengar perkataan Gerald.

  Gerald yang sangat khawatir langsung menggendong Raya ala bridal style. Biarlah murid lainnya berkata apa. Yang terpenting adalah Raya.

  Ozy dan Jeta mengikuti langkah Gerald dari belakang. Mereka berdua akan siaga jika Gerald membutuhkan bantuan.

    Gerald membaringkan Raya di brankar UKS. Wajah Raya terlihat pucat. Gerald tak tega. Gerald menyuruh Jeta mengambilkan ponsel Raya yang ada di kelas.

   Siapa tahu ada yang bisa dihubungi.

" Dok,gimana keadaan Raya?" tanya Gerald yang sudah sangat khawatir, kepada Dokter Rara. Dokter yang bekerja di SMA Galaksi sudah dua tahun ini.

" Raya sepertinya belum sarapan,Ge. Kau tenang saja. Jika nanti sudah sadar, sebaiknya kau beri dia sarapan dahulu," nasehat dari dokter Rara membuat Gerald sedikit terkejut.

   Raya belum sarapan? Lalu di kantin dia tidak makan? Raya ! Membuat Gerald selalu khawatir.

" Iya dok. Makasih," ucap Gerald. Dr. Rara mengangguk lalu berlalu meninggalkan Gerald dan Raya di dalam ruang UKS,sedangkan Ozy ada di luar UKS.

  Tak lama kemudian,Jeta datang membawa benda pipih berwarna pink dengan gambar hello Kitty.

" Nih,HP-nya," ucap Jeta.  Gerald mengambil ponsel Raya dari tangan Jeta,dan mencari kontak siapapun yang ada di sana,lalu duduk di kursi samping ranjang.

BangAlvaro

Gerald meneliti nama itu. Ada kata 'bang'. Gerald yakin itu adalah nomor kakaknya. Semoga saja diangkat.

"Halo ...." terdengar suara di seberang sana.

" Halo. Bang Ra----

" Ini bukan adik saya? Anda siapa? Adik saya kemana?"

" Saallah,saya Gerald bang. Pacarnya Raya."

" Oh,pacarnya toh... APA?! PACARNYA?!"

Gerald menjauhkan ponsel dari telinganya. Suara Alvaro sangat keras dan melengking. Bisa pecah gendang telinga Gerald.

" Raya di UKS ," jawab Gerald dingin.

" Kok bisa?"

" Belum sarapan?"

Gerald ingin memberi tahu tentang tamparan soal Clara. Tapi,takutnya Raya akan marah kepadanya. Berani-beraninya membajak ponsel orang. Bisa-bisa dihantam sepatu,Gerald.

" Iya. Dia bangun kesiangan. Entar kalo dia mau makan beliin lo dulu lah. Gue ganti kok. Eh ya,bilangin lagi,gue gak bisa jemput nanti. Ada acara kampus mendadak!"

"Hm," sahut Gerald.

" Mantap! Sekalian lo bisa kenalan sama calon kakak ipar Lo nih. Yang ganteng,"

" Sip!"

Tutt...Tut...

Gerald meletakkan ponsel Raya ke meja dekat brankar. Gerald menggenggam tangan Raya dengan erat. Beberapa kali ia mencium punggung tangan gadis itu.

   Walaupun tadi belum ada jawaban dari Raya,Gerald sudah menganggap Raya berkata 'Iya'. PD sekali.

" Eergg," erang Raya saat merasakan kegelian di tangannya. Ternyata Gerald sedang mengusap-usap telapak tangan gadis itu.

Ice Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang