27. Spesial Ramadhan keluarga

3.7K 56 2
                                    


Tek...Tek...Tek....

" SAHUR! SAHUR!"

Terdengar suara teriakan anak-anak di depan komplek rumah Gerald. Gerald membuka matanya. Mengubah posisi tidurnya menjadi duduk di atas kasur.

Gerald mengelus rambut Raya yang tengah terlelap. Wanita pujaan hatinya. Wanita yang sudah menemaninya duka maupun suka.

" Bangun Ray..."

Raya membalik tubuhnya ke samping. Membelakangi Gerald. Hal itu membuat Gerald terkekeh. Dari dulu zaman SMA sampai sudah punya anak dua,sifat Raya tetap saja. Sangat menggemaskan.

" Raya hey...bagun. Kita saur sama-sama," ucap Gerald lembut menggoyangkan lengan Raya.

" Eh?" Raya membuka matanya perlahan. Mengamati Gerald yang tersenyum manis kepadanya. Raya mengubah posisinya menjadi duduk di samping Gerald.

" Aku bangunin anak-anak dulu ya?" tanya Gerald. Raya menguap,lalu mengangguk. Menguap saja,Raya sangat menggemaskan.

Belum sempat Gerald beranjak,pintu kamar sudah terbuka. Menampilkan sosok bocah laki-laki. Vanno. Anak pertama Gerald dan Raya.

" Dad,mom,kok malem-malem ada yang jualan sayur?" Vanno naik ke atas kasur,lalu duduk ditengah-tengah Gerald dan Raya. Gerald terkekeh gemas,lalu menyentil bibir mungil anaknya.

" Itu orang bangunin sahur sayang. Vanno puasa gak?" tanya Gerald gemas,tidak bisa menahan senyumnya.

" Puasa dong dad,emang puasa itu apa ya?" Gerald kira,Vanno tahu apa itu puasa. Gak beda-beda banget sama ayahnya lah ya -_-

" Puasa itu kita gak boleh makan sampai magrib. Makannya waktu pagi. Namanya sahur. Nah,sekarang sahurnya," jawab Raya dengan senyum manis sambil mencubit pipi Vanno.

" OKE! VANNO SIAP PUASA!" pekik Vanno girang. Bocah itu memeluk Raya dan Gerald dengan erat,membuat dua orang dewasa itu terkekeh.

" Ya udah,sahur yuk!" ajak Gerald. Gerald turun dari kasur,lalu menggendong Vanno. Raya memakai sendal terlebih dahulu.

Di dapur....

Raya menyiapkan makanan di meja. Dari sate ayam,tempe goreng,ayam goreng,dan lauk lainnya. Tidak lupa dengan dua gelas susu.

" Ray,kamu gak makan emang?" tanya Gerald menaikan sebelah alisnya ketika dua piring saja mendarat di meja.

" Aku gak sahur. Gak puasa juga," jawab Raya tersenyum.

Gerald mengerutkan keningnya. Kenapa tidak puasa? Itulah yang ada dipikirannya sekarang. Sedangkan Vanno,bocah itu sudah mengambil beberapa ayam dan sate lalu dimakan.

" Aku lagi dapet," lanjut Raya mengerti apa isi hati Gerald. Gerald mengangguk mengerti,lalu mengambil nasi.

" HUAAAAA!" tangisan Vanya mengganggu acara sahur Vanno dan Gerald. Dengan cepat Raya menghampiri Vanya di kamar,dan meninggalkan Gerald serta Vanno di ruang makan.

" Vanya kenapa sayang?" tanya Raya kepada Vanya. Vanya sekarang berada di gendongannya. Raya mengusap lembut kening Vanya.

Inpormasi. Ralat, informasi,Vanya berumur 4 tahun.

" Au inum,aus," jawab Vanya jujur.

" Ya udah,ke dapur yuk. Ada daddy sama abang juga," Raya membawa Vanya ke dapur. Gerald  memandang dua orang yang sangat ia sayangi.

" Kenapa Vanya,sayang?" tanya Gerald kepada Raya. Pria itu meneguk segelas susu hingga tersisa setengah.

" Biasa,haus katanya."

Ice Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang