04. First kiss

6.6K 304 5
                                    


" Raya...bangun nak. Nanti kesiangan loh kesekolah nya," Lisa menggoyang-goyangkan anaknya. Tidak ada reaksi dari Raya. Selimut tebal membungkusnya.

" Raya....kakak kamu nungguin di bawah loh," ucap Lisa lagi.

Lisa mengucap istighfar beberapa kali di dalam hati. Siapa coba yang tidak beristighfar saat mempunyai anak yang selalu tidur nyenyak tak bangun-bangun kalau tidak diancam dulu.

" Raya...," ucap Lisa pelan menoel-noel pipi Raya.

" Raya masih tidur ma. Ada pangeran tuh," Raya masih menutup matanya. Sedangkan Lisa? Melongo.

Sejak kapan orang tidur bisa diajak ngomong?Tanya Lisa dalam hati.

Raya mengerjakan matanya beberapa kali dan mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur busa,sembari mengucek-ucek matanya.

*******

Raya turun dari mobil Alvaro dan diikuti Alvaro yang ingin menemani Raya sebentar. Banyak sepasang mata yang melirik mereka dengan hujatan-hujatan.

Raya hanya diam saja. Toh,gak masalah kan diantar sekolah oleh kakaknya sendiri.

" Belajar yang giat. Biar kayak Abang," Varo mengacak-acak rambut Raya gemas.

" Iya dong! Raya selalu giat. Makannya pinter," jawab Raya dengan pd-nya. Varo tersenyum. Masa lalu adiknya sepertinya sudah dilupakan . Masa lalu yang membuat Raya terpuruk kala itu.

" Pulang naik apa? Angkot?" tanya Varo.

" Jemput aja ya. Capek kalau nunggu angkot datang sore-sore," jawab Raya. Varo mengangguk,lalu kembali masuk ke dalam mobil sport hitamnya.

Setelah Varo sudah pergi dari halaman sekolah SMA Galaksi,Raya melangkah menyusuri koridor.

Koridor yang begitu ramai karena memang hari ini dia sedikit kesiangan,tidak seperti biasanya.

" Pagi Cantik," sapa seseorang.

Raya menoleh ke samping. Andrian sudah bersandar di tembok dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku celana.

" Eh,kak Andrian. Pagi juga," jawab Raya ramah.

" Lo nanti pulang naik apa? Sama gue ya?"

" Nggak usah kak. Saya dijemput," jawab Raya jujur.

Andrian menyergitkan alisnya," Sama siapa?"

" Sama abang saya," jawab Raya dengan senyum manisnya. Andrian manggut-manggut.

" Oke kalau gitu. Titip salam buat abang kamu," Andrian melambaikan tangan,lalu berlalu menuju kelasnya.

Raya berjalan ke kelasnya,dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.

*****

" Eh,tolol! Balikin bolpoin gue!"

Gerald memutar bola matanya malas. Kedua insan di depannya ini menggangu konsentrasinya dalam bermain game. Gerald mematikan ponselnya,dan fokus kedua makhluk tadi.

" Pinjam bentar elah," gurau Rindang. Rindang adalah anak satu geng dengan Gerald. Anak OSIS juga.

" Gak bisa Ndang!" balas Ozy geregetan.

" Anjir. Berasa kayak ikan gue diapanggil Ndang. Kayak ikan pindang," jawab Rindang terkekeh.

" Pantes kok. Lo amis," ejek Ozy.

Rindang geram,lalu mematahkan bolpoin Ozy yang bewarna hijau cerah itu. Ozy membuka mulutnya lebar-lebar. Itu adalah bolpoin kesayangannya.

" Gerald! Bolpoin gue ama anak buah lo tuh dipatahkan!" adu Ozy kepada Gerald.

Ice Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang