10. funny face

65 8 0
                                    

Aku penasaran dengan sikap Doyoung yang masih acuh terhadapku, seingatku kami tidak pernah terlibat masalah apapun. Jujur aku jadi bingung bagaimana cara menyikapinya.

Aku memberanikan diri untuk menghubunginya, tidak seperti biasa kali ini dia mau menerima panggilanku  " yeoboseo "

" ...... " aku mendengar suara riuh dari sebrang.

" tidak apa apa, hanya saja aku ingin menanyakan suatu hal. Apa kau sibuk?"

" ..... " dia mengatakan bahwa dia sibuk, aku tidak menyangka hal itu akan ku dengar dari mulutnya.

" maaf jika aku mengganggu, hanya saja ...."

Belum juga selesai aku bicara sebuah suara wanita terdengar tepat disamping Doyoung, dia bertanya siapa yang menelphone tidak ku sangka jawaban Doyoung membuat hati ku terassa sakit.

Tidak apa apa jika Doyoung mengatakan jika yang sedang menelphone adalah teman atau musuhnya aku tidak masalah tapi dia mengatakan jika yang menghubunginya adalah wanita gila. Sesaat hal itu membuat fikiranku terasa kosong. 

                      🍫

Suara bell pintu rumahku berbunyi ketika aku sedang belajar, aku di rumah sendiri seperti biasa Ayah dan Ibuku sedang pergi ke rumah Bibi.

Aku selalu takut ketika bell pintu rumahku berbunyi waktu malam hari, lagipula aku tidak memiliki tamu yang ku undang hari ini.

Aku sering berfikir yang tidak tidak, wajar jika aku takut bisa saja kan orang jahat. Aku berjalan mendekati pintu melihat ke layar intercom, aku menghembuskan nafas lega ketika wajah Haechan yang ku lihat. Aku segera membukakan pintu untuknya.

" annyeong " sapa Haechan sambil tersenyum

" kenapa kau bisa ada disini?"

" aku hanya mampir "

" mampir? Kau bercanda ya"

" aku serius, aku pulang dari rumah temanku. Kau sedang apa?"

" kau mampir dan hanya menanyakan aku sedang apa?"

" kau ketus sekali sih? Kau tidak menyuruh ku masuk? Paman dan Bibi kemana?"

" mereka pergi " Haechan masuk mengikuti ku lalu duduk di ruang tamu

" kau baik baik saja kan " tanya Haechan, aku tidak tahu apa alasannya tapi dia selalu bertanya apakah aku baik baik saja.

" seperti yang kau lihat" aku beranjak menuju almari es mengambil dua botol jus, aku memberi Haechan satu botol jus pome. Ku lihat dia selalu membeli jus pome.

Haechan meneguk beberapa kali jus yang ku berikan, aku melihatnya sambil menggelengkan kepala. Dia terlihat lucu, tidak bisa ku sangkal wajahnya memang baby face, dia tidak memiliki tampang garang sedikitpun bahkan dia lebih imut daripada aku.

" apa yang kau taruh di minumanku?" tanyanya curiga

" kau sendiri yang membuka segel botolnya kenapa kau tanya padaku " keluhku

" kau melihatku meneguk jus nya " teriaknya protes, " kau terlihat seperti mengatakan yess ini mangsaku "

" kau sehat kan? Coba ku cek kepalamu " Aku hampir menarik kepalanya tapi Haechan menghindar.

" kau menakutkan " teriaknya lagi

" kau seperti bayi, pulang dan belajar sana "

" wahh jinjja...aku sakit disini " Haechan menunjuk dadanya

" try out sebentar lagi dan kau berkeliaran setiap malam tidak jelas "

" kita belajar bersama saja "

" tidak kau merepotkan "

" kenapa sih kau jahat padaku sedangkan tidak pada Doyoung " keluhnya padaku

" karena kau menyebalkan " aku mencubit bahunya sambil tertawa, akhir akhir ini aku memiliki hobby baru yaitu mengganggu Haechan.

" sudahlah aku pulang saja " Haechan berdiri dengan kesal

" kau marah padaku ya? Kau marah karna aku mencubitmu?"

" bukan begitu, kau bilang aku harus belajar?"

" omona....anak baik " aku tertawa melihat wajah sebal Haechan

Sebenarnya dia bisa menghiburku tapi tidak mungkin dia ku tahan di rumahku, dia bisa saja menangis karena ku jahili.

                        🍫

 

Bittersweet 🍫 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang